Jumat, 05 Juni 2009

STUDI KOMPARASI INTENSITAS SUARA PADA SARINGAN A DAN SARINGAN B PADA KNALPOT YANG DIPRODUKSI OLEH bengkel AMAN DESA PESAYANGAN KABUPATEN PURBALINGGA tahun 2006

Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2006


Abstrak
Gatot Yunanto
STUDI KOMPARASI INTENSITAS SUARA PADA SARINGAN A DAN SARINGAN B PADA KNALPOT YANG DIPRODUKSI OLEH bengkel AMAN DESA PESAYANGAN KABUPATEN PURBALINGGA tahun 2006
xii + 39 : tabel + halaman + lampiran

Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Jenis knalpot yang tidak sesuai dengan mesin kendaraan bermotor, dapat menimbulkan dampak negatif yaitu kebisingan yang dapat mempengaruhi pendengaran manusia, saringan knalpot A dan saringan knalpot B yang menghasilkan intensitas suara yang berbeda yang mempengaruhi kualitas lingkungan yang dapat mengganggu kenyamanan, penelitian ini bertujuan membedakan antara saringan knalpot A dan saringan knalpot B Metode yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan crossectional. Pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan pengukuran. Pengolahan data menggunakan editing, coding dan tabulating. Data dalam penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial menggunakan uji t 2n.
Hasil penelitian adalah tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh jenis saringan knalpot A khususnya kendaraan beroda dua dengan panjang saringan 20 cm, diameter saringan 5 cm, diameter lubang saringan 0,5 cm dan jarak antar lubang saringan 0,5 cm mempunyai intensitas kebisingan 74,3 dB dan jenis saringan knalpot B yang terdapat pada tabung knalpot dengan panjang saringan 20 cm, diameter saringan 5 cm, diameter lubang saringan 0,75 cm, diameter lubang saringan 0,75 cm dan jarak antar lubang saringan 1 cm mempunyai intensitas kebisingan 79,7 dB. Hasil dari analisis dengan uji t 2n, nilai signifikan yang diperoleh 0,000 yang berarti kurang dari α, sehingga terdapat perbedaan tingkat kebisingan antara saringan knalpot A dan saringan knalpot B.
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa saringan knalpot A lebih mampu meredam suara mesin kendaraan bermotor hingga 74,3 dB dibandingkan knalpot dengan konstruksi saringan knalpot B. yang hanya mampu meredam suara mesin kendaraan bermotor hingga 79,7 dB. Saran yang dapat kami berikan kepada pemilik bengkel tersebut agar mengurangi intensitas dan dampak kebisingan dengan cara memilih konstruksi saringan knalpot A atau memberi peredam pada knalpot yang telah diproduksi, kepada peneliti lain perlu dilakukan penelitian dengan mengukur berbagai jenis saringan knalpot dengan mesin yang berbeda.

Daftar bacaan : 13 (1987-2005)
Kata kunci      : knalpot
Klasifikasi      :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar