Jumat, 28 September 2018

STUDI DESKRIPTIF KOLAM RENANG DREAMLAND PARK DESA PANCASAN KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

                                                                                              Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
                                                                                  Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
                                                                                             Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
                                                                                                                   Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Iqbal Nur Pratama (Iqbalnurpratama268@gmail.com)
STUDI DESKRIPTIF KOLAM RENANG DREAMLAND PARK DESA PANCASAN KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
XV + 77 halaman :gambar, tabel, lampiran

Objek Wisata Kolam Renang Dreamland Park Pancasan merupakan salah satu objek wisata di Banyumas, yang merupakan salah satu tempat – tempat umum yang perlu mendapatkan perhatian dan pengawasan sanitasi. Sanitasi kolam renang yang memenuhi syarat bertujuan memutus rantai penularan penyakit. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk meneliti sanitasi di Objek Wisata Kolam Renang Dreamland Park Pancasan yang meliputi sanitasi bagian luar, sanitasi bagian dalam, dan mengukur sisa chlor di kolam Dewasa.
Metode penelitian: menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan tentang keadaan sanitasi, sanitasi bagian luar meliputi lokasi, lingkungan, tempat sampah, Tempat Penampungan Sampah semetara (TPS), dan tempat parkir, sanitasi bagian dalam meliputi tata bangunan, kontruksi bangunan, persyaratan kesehatan kamar/ruang, persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi, pengeloaan sampah, dan kualitas air kolam renang di Objek Wisata Kolam RenangDreamland Park Pancasan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, serta mengukur sisa chlor. Teknik penilaian sanitasi menggunakan Permenkes RI no.061/Menkes/Per/1/1991 yang dikembangkan sesuai penelitian ini.
Hasil: penilaian dengan checklist dan kuesioner kolam renang belum memenuhi persyaratan kesehatan. Sanitasi bagian luar Objek Wisata Kolam Renang Dreamland Park Pancasan didapatkan hasil penilaian keseluruhan checklist adalah 93,5%, kategori cukup baik dan hasil penilaian kuesioner adalah 100%, kategori cukup baik. sanitasi bagian dalam Objek Wisata Kolam Renang Dreamland Park Pancasan didapatkan hasil penilaian keseluruhan checklist adalah 74%, kategori cukup baik dan hasil penilaian kuesioner adalah 62,5%, kategori cukup baik. Hasil pengukuran sisa chlor rata-rata 0,08 mg/lt. Pada kolam renang anak belum memenuhi persyaratan menurut Permenkes RI No. 32 tahun 2017 tentang salah satu daftar persyaratan kualitas air kolam renang sisa chlor adalah 1 – 1,5 mg/lt.
Kesimpulan: sanitasi secara keseluruhan dan sisa chlor pada kolam renang anak di Objek Wisata Kolam Renang Dreamland Park Pancasan belum memenuhi persyaratan kesehatan. Peneliti menyarankan perlu ditingkatkannya pemantauan kebersihan di dreamland Park Pancasan, memasang tata tertib untuk pengunjung dan himbauan yang bersifat mengajak untuk menjaga kebersihan dipasang disetiap kegiatan pengunjung, pembuatan TPS, tempat cuci tangan, peturasan, sarana pembuangan air limbah, dan dilakukan chlorinasi secara kontinyu.

Data Bacaan :11 (1991-2017)
Kata Kunci   : Sanitasi,Kolam Renang
Klasifikasi    : -
Fulltext

Kamis, 27 September 2018

Studi Deskriptif Sanitasi Kolam Renang Taman Sari Rasa Di Kelurahan Karang Jati Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Tahun 2018

                                                                                           Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
                                                                                            Jurusan Kesehatan Lingkungan Puwokerto
                                                                               Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
                                                                                                                           Tugas Akhir, Mei 2018

Abstrak
Wisnu Widi Pratomo (wisnu1856@gmail.com)
Studi Deskriptif Sanitasi Kolam Renang Taman Sari Rasa Di Kelurahan Karang Jati Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Tahun 2018
Xv + 76 halaman : tabel, gambar, lampiran

Objek Wisata Kolam Renang Taman Sari Rasa merupakan salah satu objek wisata di Cilacap, yang merupakan salah satu tempat - tempat umum yang perlu mendapatkan perhatian dan pengawasan sanitasi. Sanitasi kolam renang yang memenuhi syarat bertujuan memutus rantai penularan penyakit. Tujuan penelitian: untuk meneliti sanitasi di Objek Wisata Kolam Renang Taman Sari Rasa yang meliputi sanitasi bagian luar, sanitasi bagian dalam, dan mengukur sisa chlor di kolam renang.
Metode penelitian:  deskriptif yaitu menggambarkan tentang keadaan sanitasi, sanitasi bagian luar meliputi lokasi, lingkungan, tempat sampah, Tempat Penampungan Sampah semetara (TPS), dan tempat parkir, sanitasi bagian dalam meliputi tata bangunan, kontruksi bangunan, persyaratan kesehatan kamar/ ruang, persyaratan kesehatan fasilitas sanitasi, pengeloaan sampah, dan kualitas air kolam renang di Objek Wisata Kolam Renang Taman Sari Rasa Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap, serta mengukur sisa chlor. Teknik penilaian sanitasi menggunakan Permenkes RI no. 061/ Menkes/ Per/ 1/ 1991. Sedangkan pengukuran air menggunakan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017. yang dikembangkan sesuai penelitian ini.
Hasil: pengukuran dengan checklist dan kuesioner kolam renang belum memenuhi persyaratan kesehatan. Sanitasi bagian luar Objek Wisata Kolam Renang Taman Sari Rasa didapatkan hasil penilaian keseluruhan checklist adalah 74,07%, kategori cukup baik dan hasil penilaian kuesioner adalah 75%, kategori cukup baik. Dan sanitasi bagian dalam Objek Wisata Kolam Renang Taman Sari Rasadidapatkan hasil penilaian keseluruhan checklist adalah 79,5%, kategori baik dan hasil penilaian kuesioner adalah 66,66%, kategori kurang baik. Hasil pengukuran sisa chlor pada kolam renang di Objek Wisata Taman Sari Rasa pada pagi hari 2,2 mg/l, siang hari 0,75 mg/l, sore hari 0,5 mg/l belum memenuhi syarat. Menurut Permenkes No 32 Tahun 2017 sisa chlor bebas yang memenuhi syarat adalah antara 1-1,5mg/l.
Kesimpulan: sanitasi secara keseluruhan dan sisa chlor belum memenuhi persyaratan, kesehatan. Peneliti menyarankanperlu ditingkatkannya pemantauan kebersihan di Objek Wisata Kolam Renang Taman Sari Rasa, memasang tata tertib untuk pengunjung dan himbauan yang bersifat mengajak untuk menjaga kebersihan dipasang disetiap kegiatan pengunjung, pembuatan TPS, tempat cuci tangan, peturasan, sarana pembuangan air limbah, dan dilakukan chlorinasi secara kontinyu.

Daftar bacaan :  14 (1985 – 2017)
Kata kunci      :  Sanitasi, kolam renang
Klasifikasi      :   -
Fulltext

UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 PURWOKERTO TIMUR TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Nur Laily Rahmadiani (nurlailyrd@gmail.com)
UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 PURWOKERTO TIMUR TAHUN 2018
LXXIV + 40 halaman: gambar, tabel, lampiran

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty, pemberantasan penyakit ini selain memberikan pengobatan pada penderita dapat dilakukan dengan cara pengendalian pada vektornya.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui upaya pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas 1 Purwokerto Timur pada tahun 2016.
Metode penelitian: deskriptif yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara penelusuran data dilapangan dan di Puskesmas serta wawancara. Data disajikan dalam bentuk narasi tersturktur, gambar, tabel dan grafik. Analisis hasil menggunakan analisis berupa gambar, tabel dan grafik.
Hasil penelitian: bahwa alur dari kasus DBD berawal dari kegiatan surveilans epidemiologi yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian dan analisis data, penyebarluasan dan umpan balik, laporan, rekomendasi dan alternatif tindak lanjut. Kemudian penyelidikan epidemiologi yang dilakukan sebanyak 6 kali pada 2 penderita DD dan 4 penderita DBD (+) serta ± 20 rumah sekitar penderita. Dari hasil penyelidikan epidemiologi dapat dilihat hasil perhitungan HI yang akan menjadi langka tindak lanjut upaya pengendalian yang akan dilakukan. Bila hasil HI ≥ 5% maka dilakukan pengendalian berupa PSN, Larvasida, Penyuluhan dan Fogging seluas radius 200 meter dari penderita atau ± 300 rumah. Sedangkan bila perhitungan HI < 5% maka upaya pengendalian yang dilakukan hanya PSN, Larvasida, dan Penyuluhan seluas radius 200 meter dari penderita atau ± 300 rumah saja tanpa dilakukan Fogging. Kasus DBD yang ditemukkan di Puskesmas 1 Purwokerto Timur dari tahun 2015-2017 sebanyak 174 penderita dengan usia terbanyak pada golongan umur 15-28 tahun, paling sering muncul pada bulan Maret 2016. Kelurahan Mersi menjadi tempat tertinggi yang terkenal penyakit DBD.
Kesimpulan: program pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas 1 Purwokerto Timur dikatakan berhasil karena dapat menurunkan angka kasus DBD selama 3 tahun dari tahun 2015-2017. Tahun 2015 jumlah kasus DBD sebanyak 81 penderita, tahun 2016 turun menjadi 75 penderita dan pada tahun 2017 mengalami penurunan drastis yang hanya ditemukan 18 penderita. Sarannya adalah pemberdayaan tenaga sanitasi yang ada di Puskesmas lebih aktif dalam program pengendalian dan pencegahan DBD serta surveilans epidemiologi.

Daftar Bacaan   :  19 (2003 – 2016)
Kata Kunci        :  Upaya Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue(DBD).
Klasifikasi         :   -

STUDI HYGIENE SANITASI PEMBUATAN TAHU DI HOME INDUSTRI TAHU DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

ABSTRAK
Nugroho Adhi Pradana (nadhip97@gmail.com)
STUDI HYGIENE SANITASI PEMBUATAN TAHU DI HOME INDUSTRI TAHU DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
xviii+ 127 halaman : tabel, gambar, lampiran.

Makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena makanan sebagai sumber tenaga bagi tubuh dan kebutuhan dasar bagi pertumbuhan manusia. Makanan yang dikonsumsi bukanlah hanya sekedar memenuhi gizi danmempunyai bentuk yang menarik, tetapi juga makanan harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit (Nur Cahyani, 2011, h.1). Kasus penyakit bawaan makanan (foodborne disease) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kebiasaan mengolah makanan secara tradisional, penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih dan tidak memenuhi persyaratan hygiene (Fathonah S, 2005) (Fajriansyah, 2017, h.14).
Tujuan penelitian: ini adalah mendeskripsikan gambaran hygiene sanitasi pembuatan tahu pada home industri tahu di Desa Rempoah Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
Metode penelitian: observasional deskriptif. Pengumpulan data dengan data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada pemilik dan pekerja di industri tahu serta uji laboratorium terhadap hasil produksi tahu di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banyumas, serta data sekunder sekunder diperoleh dari pemilik industri tahu di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian: menunjukan penilaian sanitasi pada proses pemilihan bahan makanan, pengangkutan makanan dan bahan makanan memenuhi syarat karena memperoleh skor ≥76%. Penyimpanan Bahan Makanan, Pengolahan Makanan, Penyimpanan Makanan, Penjamah Makanan, Peralatan Pengolah Makanan, Tempat Pengolahan Makanan, dan Fasilitas Sanitasi tidak memenuhi syarat karena memperoleh skor Hygiene sanitasi pembuatan tahu di home industri tahu Desa Rempoah Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas tidak memenuhi syarat. Permasalahan hygiene sanitasi dapat diatasi dengan Menyediakan pakaian kerja, Menyediakan wadah bahan makanan yang tertutup sehingga tidak terjadi potensi pencemaran terhadap kedelai, Lantai pada tempat pengolahan tahu, sebaiknya selalu dibersihkan dan dibuat kedap air, Disediakan tempat sampah yang tertutup dan kedap air, Sebaiknya pencucian menggunakan air yang mengalir dan memenuhi persyaratan air bersih, Alat yang digunakan untuk pengangkutan makanan (tahu) sebaiknya menggunakan bahan dari alumunium, Mengikutsertakan penjamah dalam pelatihan hygiene sanitasi makanan, Kandang hewan ternak sebaiknya di tempatkan jauh dari tempat pengolahan makanan, menyediakan wastafel pada tempat yang tidak jauh dari tempat pengolahan tahu, Kondisi fisik bangunan sebaiknya diperbaiki untuk menghindari potensi pencemaran.

Daftar bacaan   : 28 (1995 – 2018)
Kata Kunci        : Hygiene sanitasi, Tahu, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi         :  -
Fulltext




HYGIENE SANITASI PE MBUATAN SOHUN PT. SOKA INDAH DESA KARANGSOKA KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Izza Anzili Rizqi (izzaanzili1905@gmail.com)
HYGIENE SANITASI PEMBUATAN SOHUN PT. SOKA INDAH DESA KARANGSOKA KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
xviii + 107 halaman : tabel, gambar, lampiran

Sohun merupakan suatu produk bahan makanan kering yang dibuat dari pati denganbentuk khas. Pemanfaatan sohun masih terbatas sebagai campuran  makanan seperti sup, soto, bakso, kimlo dan salad. Sohun sering digunakan dalam makanan vegetarian atau ditambahkan dalam minuman, manisan atau
dessert soups. Seiring dengan pemanfaatan sohun, mengkonsumsi mie harus memperhatikan kualitas dari mie tersebut. Kualitas mie yang tidak baik dapat mengganggu kesehatan, penurunan derajat kesehatan disebabkan keadaanhigiene sanitasi buruk. Tujuan penelitian: mengetahui skor penilaian penerapan hygiene sanitasi pembuatan sohun di PT. Soka Indah Desa Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.
Jenis penelitian: deskriptif, Pengumpulan data dengansumber data primer dari inspeksi sanitasi meliputi observasi, wawancara dan pengukuran udara fisik (suhu, kelembaban dan pencahayaan) serta sumber data sekunder dari administrasi kantor PT. Soka Indah. 
Hasil penelitian: menunjukan skor penilaian hygiene sanitasi pada pemilihan bahan makanan memenuhi syarat karena karena diperoleh skor 100%. Penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, pengemasan makanan, penyimpanan makanan dan fasilitas sanitasi tidak memenuhi syarat karena diperoleh skor Kondisi sanitasi pembuatan sohun secara keseluruhan tidak memenuhi syarat karena diper oleh skor 58,4%. Kesimpulan: Hygiene sanitasi pembuatan sohun PT. Soka Indah Desa Karangsoka Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas tidak memenuhi syarat, permasalahan hygiene sanitasi dapat diatasi dengan upaya perhatian khusus untuk memperbaiki terhadap prinsip higiene sanitasi pengelolaan sohun dari proses pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, pengemasan makanan dan penyimpanan makanan, fasilitas sanitasi dan kondisi suhu, kelembaban dan pencahayaan di masing-masing ruang kerja PT. Soka Indah.
Daftar bacaan    :   36 (1992–2018)
Kata kunci          :   Hygiene Sanitasi Pembuatan Sohun
Klasifikasi           :

SANITASI PASAR WAGE PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

                                                                                              Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
                                                                                             Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
                                                                                 Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
                                                                                                                   Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Nurlaeli Oktariana (octhahaw@gmail.com)
SANITASI PASAR WAGE PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
Xvii+69 : Tabel, Gambar, dan Lampiran

Pasar memiliki posisi yang sangat penting untuk menyediakan pangan yang aman, dan pasar tersebut dipengaruhi oleh keberadaan produsen hulu (penyedia bahan segar), pemasok, penjual, konsumen, manajer pasar, petugas yang berhubungan dengan kesehatan dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, komitmen dan partisipasi aktif para stakeholder dibutuhkan untuk mengembangkan pasar sehat. Tujuan penelitian: ini adalah untuk mengetahui keadaan sanitasi lingkungan Pasar Wage Purwokerto dan dibandingkan dengan KEPMENKES RI NO 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Jenis penelitian: yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif observasional, dengan mendeskripsikan variabel – variabel penelitian dengan cara melakukan observasi pada kualitas lingkungan Pasar Wage Purwokerto. Variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi kemudian dibandingkan dengan standar dan peraturan yang berlaku yaitu KEPMENKES RI NO 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Hasil: Keadaan sanitasi Pasar Wage Purwokerto berdasarkan hasil penilaian terdapat 5 (lima) kriteria dari 10 kriteria di mana Pasar Wage tidak memenuhi syarat yaitu: pengelolaan sampah 20%, tempat cuci tangan 0%, binatang penular penyakit 0%, kualitas makanan dan bahan pangan 44%, pelaksanaan desinfeksi 0%. Lima kriteria yang dipenuhi persyaratannya oleh Pasar Wage Purwokerto yaitu: lokasi 100%, bangunan 77,7%, air bersih 66,6%, kamar mandi dan toilet 66,6%, drainase 66,6%.
Kesimpulann: adalah komponen lokasi, bangunan dan sanitasi dikategorikan kurang memenuhi persyaratan dengan skor 57,81%. Skor di peroleh dari pemenuhan pada 64 kriteria. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519/Menkes/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Saran yang dapat diberikan sebaiknya pengelola pasar lebih memperbaiki sanitasi pasar yang kurang memenuhi syarat agar lebih baik.
Daftar bacaan    : 18 (2005-2018)
Kata kunci         :
Klasifikasi         :

STUDI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN FASILITAS AIR BERSIH PADA PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA KALIJARAN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Haris Setiawan (harisawan248@gmail.com)
STUDI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN FASILITAS AIR BERSIH PADA PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA KALIJARAN, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2018
XV+59 halaman: tabel, gambar, lampiran.

Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100% akses masyarakat terhadap air minum yang aman dan yang layak secara berkelanjutan. Air untuk keperluan higiene sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain itu, air untuk higiene sanitasi dapat digunakan untuk air baku air minum. Hasil observasi lapanagan pada bulan Desember 2017 didapatkan masalah sebagai berikut, pipa konsumen mengalami kebocoran, ada beberapa sambungan pipa yang tidak terpasang dengan baik, penanganan petugas yang kurang cepat, dan belum ada pemeriksaan kualitas air secara rutin. Tujuan penelitian : Mengevaluasi operasional dan pemeliharaan PAMSIMAS di Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga.
Jenis penelitian : observasional dengan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan pengelolaan sarana penyediaan air bersih Pamsimas pada tahap operasi dan pemeliharaan. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan pedoman pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.
Hasil : observasi dan wawancara menunjukan sarana air bersih yang dibangun meliputi sumber air (sumur gali) sudah baik. Bak reservoir dan saluran perpipaan dikatakan tidak baik, karena ada komponen yang tidak terpenuhi. Untuk operasional sudah baik, dan untuk pemeliharaan tidak baik, karena ada komponen yang tidak terpenuhi.
Kesimpulan : Evaluasi yang dilakukan menggunakan quisioner penilaian operasional dan pemeliharaan pamsimas, didapatkan nilai 88,2 %. Nilai tersebut dikategorikan sangat baik. Saran untuk Dinas terkait (Dinas kesehatan Kabupaten Purbalingga dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purbalingga) melakukan pengawasan baik untuk kualitas air dan sarana air bersih.

Daftar Bacaan : 18 (1998 – 2018 )
Kata Kunci      : Studi Operasional dan Pemeliharaan Pamsimas
Klasifikasi       : -

DESKRIPSI HASIL INSPEKSI JAMBAN KELUARGA PENDERITA DIARE DI DESA LIMPAKUWUS SUMBANG KEBUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Sri Rejeki (rejekis061@gmail.com)
DESKRIPSI HASIL INSPEKSI JAMBAN KELUARGA PENDERITA DIARE DI DESA LIMPAKUWUS SUMBANG KEBUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
xvi+75 halaman: gambar, tabel, lampiran

Penyediaan sarana pembuangan tinja atau jamban adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting perannya, khususnya dalam usaha pencegahan penyakit saluran pencernaan. Diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dengan faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja. Tujuan penelitian: untuk mengetahui sanitasi sarana pembuangan tinja penderita diare di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
Jenis penelitian: deskriptif untuk mengetahui gambaran kondisi sarana pembuangan tinja pada penderita diare. Cara pengumpulan data dengan wawancara dan observasi menggunakan alat pengumpul data berupa cheklist, kuesioner dan dokumen. Analisis data secara deskriptif yaitu membandingkan antara data yang ada pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan yang tertera dalam persyaratan sarana pembuangan tinja.
Hasil penelitian: dapat disimpulkan bahwa jenis sarana pembuangan tinja yang digunakan oleh penderita diare adalah septik tank leher angsa 66,66%, bukan septik tank leher angsa 16,66%, bukan septik tank bukan leher angsa 16,66%, sementara tidak ditemukan jenis septik tank bukan leher angsa. Sedangkan pemenuhan persyaratan sarana pembuangan tinja penderita diare, tidak mencemari permukaan tanah 100%, tidak mencemari air tanah 100%, tidak mencemari air permukaan 66,66% sedangkan yang mencemari air permukaan 33,33%, tidak mudah terjangkau oleh lalat atau bebas vektor 38,88% sedangkan yang mudah terjangkau vektor 61,11%, tidak ada kontak dengan tinja segar 100%, estetis 55,55% sedangkan yang tidak estetis 44,44%, sederhana dalam penggunaan dan pemeliharaan 72,22% sedangkan yang sulit dalam penggunaan dan pemeliharaan 27,77%.
Melihat hasil penelitian tersebut penulis menyarankan perlu adanya upaya perbaikan terhadap sarana pembuangan tinja serta menyediakan bangunan penampung tinja atau septik tank untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Daftar bacaan : 21 (1986-2018)
Kata kunci      : Sarana Pembuangan Tinja, Penderita Diare
Klasifikasi      : -

Selasa, 25 September 2018

SANITASI RUMAH PENDERITA PENYAKIT TB PARU BTA (+) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANAHAN KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2018.

                                                                                              Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
                                                                                              Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
                                                                                             Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
                                                                                 Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
                                                                                                                   Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018
Abstrak
SUKADI
SANITASI RUMAH PENDERITA PENYAKIT TB PARU BTA (+) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANAHAN KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2018.
X + 52 halaman :15 lampiran, 12 tabel 2 gambar.

Upaya kesehatan yang dilakukan pemenrintah Indonesia adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu terintegrasi dan berkesinambunngan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarkat dalam bentuk peningkatan kesehatan, mencegah , pengobatan penyakit dan pemeliharaan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat sesuai uu kesehatan No.36 Tahun2009 pasal 11. TB.Paru BTA (+) merupakan penyakit yang banyak dijumpai didaerah /Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Hal ini didukung karena kondisi kesehatan lingkunga yang kurang baik. Wilayah kerja Puskesmas Petanahan merupakan wilayah yang angka kesakitan Penyakit TB Paru BTA (+) cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek kesehatan lingkungan apa saja yang mempengaruhi terjadinya penyakit TB Paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Petanahan
Metode  deskriptif, sedangkan dalam menganalisis hasil menggunakan analisis tabel.  
Hasil penelitian dilakukan terhadap penderita Penyakit TB Paru BTA (+) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Petanahan, diketahui kelembaban 0% memenuhi syarat, pencahayaan alami yang memenuhi syarat 12,5%, kondisi ventilasi yang memenu nuhi syarat 37,5 % kepadatan penghuni yang memenuhi syarat 68.75%, suhu yang memenuhi syarat 100 %, tidak ada pemisahan alat makan, lantai yang memenuhi syarat 87,5 %, kondisi sanitasi 22 % berkriteria cukup. Hasil tersebut menunjukkan tingginya angka kesakitan Penyakit TB Paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Petanahan, mungkin dipengaruhi oleh aspek-aspek Kesehatan Lingkungan Diharapkan agar pihak Puskesmas lebih giat dalam melakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan melakukan pengawasan terhadap aspek phsyiologis rumah dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat dan masyarakat harus ikut berpartisipasi aktif untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
.
Daftar bacaan :16 ( 1978 – 2018 )
Kata kunci      : Sanitasi , Rumah , TB.Paru
Klasifikasi      :
Fulltext

PENGELOLAAN SAMPAH DI RT 01/03 DESA BUNIAYU KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018
Abstrak
Marin (marinoaljatijajary@gmail.com)
PENGELOLAAN SAMPAH DI RT 01/03 DESA BUNIAYU KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
xv + 44 halaman : tabel, gambar, lampiran

Indonesia merupakan negara yang sedang giat melakukan pembangunan segala bidang. Salah satu dampak negatif adalah orientasi masyarakat terhadap kebutuhan yang berakibat bertambahnya sikap konsumtif yang juga meningkatkan jumlah sisa pemakaian yang tidak dimanfaatkan lagi dan menjadi sampah. Masyarakat Desa Buniayu RT 01/03 Kecamatan Tambak Kabupten Banyumas merupakan salah satu subyek yang potensial sebagai penghasil sampah. Beragam jenis sampah yang dihasilkan yang terdiri dari sampah basah, sampah kering, sampah abu, sampah bangkai binatang dan sampah jalanan. Masyarakatnya yang heterogen tetapi mengutamakan kepentingannya bersama sehingga penulis tertarik melihat adanya sampah–sampah yang sudah tidak berserakan. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Desa Buniayu RT 01/03 Kecamatan Tambak Kabupten Banyumas sudah diatasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan sampah di Desa Buniayu RT 01/03 Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
Metode penelitian deskriptif yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Pada penilitian ini dilakukan pengambilan sampel sebanyak 30 Rumah dari populasi rumah warga Buniayu RT 01/03 Kecamatan Tambak Kabupten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Buniayu RT 01/03 Kecamatan Tambak Kabupten Banyumas mempunyai jumlah penduduk 192 jiwa yang menghasilkan sampah sebanyak 0,6832 x 2 grobak :1,3664 m3/hari. Saat ini penanganan sampah di RT tersebut sudah dilaksanakan secara optimal, dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dari tahap penimbulan sampah sampai tahap akhir, namun demikian masih diperlukan peningkatan upaya pengelolaan sampah di RT tersebut.
Saran yang diberikan adalah perlu dilakukan pembenahan perbaikan, dan peningkatan pengelolaan sampah dari pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang meliputi dari proses tahap penimbulan sampah sampai tahap akhir.

Daftar bacaan : 11 (1980 – 2003)
Kata kunci      : Pengelolaan sampah, RT 01/03 Buniayu-Tambak-Banyumas, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      :    -
Fulltext

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA (+) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIK KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, 30 Mei 2018

Abstrak
Yuni Parwati (yuniparwati0606@gmail.com)
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA (+) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIK KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018
xiv + 70 halaman : gambar, tabel, lampiran.

Salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian Tb Paru BTA positif adalah lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Puskesmas Belik merupakan puskesmas paling tinggi Tb Paru BTA (+) yaitu sebesar 127 orang (2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan besarnya nilai resiko antara lingkungan fisik dengan kejadian Tb Paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Belik.
Metode penelitian observasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 60 orang,n terdiri dari 30 kasus dan 30 kontrol. Variabel yang diteliti meliputi luas jendela ruang keluarga, luas jendela kamar, luas ventilasi ruang keluarga, luas ventilasi kamar, kepadatan penghuni, jenis lantai dan jenis dinding. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Seluruh perhitungan menggunakan program komputer dan analisis dengan uji statistik Chi Square dan OR dengan CI 95% dan α: 0,05.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Luas jendela ruang keluarga (p=0,299;OR=1,974), luas jendela kamar (p=0,531;OR=1,818), luas ventilasi ruang keluarga (p=0,026;OR=0,229), luas ventilasi kamar (p=1,000;OR=0,643), kepadatan penghuni (p=0,004;OR=7,875), jenis lantai (p=0,026;OR=10,545), dan jenis dinding (p=0,004;OR=7,875).
Kesimpulan hubungan antara luas ventilasi ruang keluarga, kepadatan penghuni, jenis lantai dan jenias dinding dengan kejadian Tb Paru BTA positif dan tidak ada hubungan antara luas jendela ruang keluarga, luas jendela kamar, luas ventilasi kamar dengan kejadian Tb Paru BTA positif. Disarankan untuk penderita Tb Paru BTA positif untuk menambah luas ventilasi minimal 10% dari luas lantai, kepadatan penghuni minimal 9 m2 orang, memasang jenis lantai yang kedap air, dan mengganti jenis dinding dengan pasangan batu bata yang diplester.

Daftar Bacaan : 28 (1986-2015)
Kata Kunci      : Lingkungan Fisik Rumah, Tb paru
Klasifikasi       : -

TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI PUSKESMAS KOTA MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Wiwit Julmiati (wiwitjulmiati10@gmail.com)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI PUSKESMAS KOTA MUNGKID KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017
XVII + 58 halaman : gambar, tabel, lampiran

Sampah medis dapat menyebabkan masalah yang besar bagi masyarakat di lingkungan tempat pelayanan kesehatan, apabila dalam mengelolanya tidak benar dan tidak didukung oleh partisipasi masyarakat, sedangkan sampah medis makin hari semakin banyak. Hal ini sangat erat hubungannya dengan aktivitas manusia di tempat pelayanan ke-sehatan seperti puskesmas sebagai fasilitas sosial yang langsung berhubungan dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat agar kesehatan tetap terjaga. Puskesmas Kota Mungkid merupakan Puskesmas milik
Pemerintah Kabupaten Magelang yang menghasilkan sampah medis setiap hari. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah medis di Puskesmas Kota Mungkid Kabupaten Magelang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu yang menggambarkan tentang pengelolaan sampah medis di Puskesmas Kota Mungkid Kabupaten Magelang. Subyek penelitiannya adalah unsur- unsur pengelolaan sampah medis (penimbulan, pewadahan, pengumpulan) yang ada di Puskesmas Kota Mungkid Kabupaten Magelang.
Hasil penelitian pada fase penimbulan, rata-rata timbulan sampah medis per harinya adalah 0,63 kg, petugas sudah membuang ke tempat sampah yang ada, tetapi masih ditemukan tercampurnya sampah medis dan non medis di tempat sampah. Fase pewadahan sudah bertuliskan tempat sampah medis dan non medis di seluruh ruangan aktifitas puskesmas, pengambilan sampah dilakukan oleh petugas cleaning service. Fase pengumpulan yang ada sudah berjalan dilaksanakan oleh petugas cleaning service tetapi petugas masih belum menggunakan APD. Tempat Penampungan sementara (TPS) yang
ada di puskesmas masih belum mencukupi untuk menampung jumlah sampah medis, karena pengangkutan hanya dilakukan setahun 4 kali, sehingga sampah medis menumpuk ditempat tersebut. Hal ini sangat membahayakan masyarakat sekitar.
Kesimpulan penelitian adalah penilaian pelaksanaan sampah medis di Puskesmas Kota Mungkid kurang baik, tetapi dengan hasil ceklist termasuk dalam kriteria cukup baik (74,5%). Peneliti menyarankan untuk diperbaiki dan tenaga/ pengelola mengikuti pelatihan tentang pengelolaan sampah medis pada instansi yang berkompeten, mengusulkan adanya penambahan tempat penampungan sampah medis kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

Daftar bacaan : 18 (1945-2018)
Kata kunci      : sampah medis, puskesmas, kota mungkid
Klasifikasi      : -

KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Wakhidin (wakhidin.ns@gmail.com)
KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018
xiv + 107 halaman : gambar, tabel, lampiran.

Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Keberadaan DAMIU kini semakin meningkat sejalan dengan keperluan masyarakat terhadap air minum yang aman untuk dikonsumsi. Selain harganya yang murah air minum isi ulang juga mudah didapatkan, namun tidak semua air minum isi ulang (DAMIU) kualitasnya baik. Adanya keberadaan mikrobiologi yaitu bakteri Coliform pada air minum yang melebihi standar maksimum berdasarkan Peraturan menteri kesehatan nomer 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit.
Metode penelitian adalah deskriptif yaitu dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada pada DAMIU dan melakukan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 DAMIU terdapat 7 DAMIU air bakunya berasal dari sumur gali dan 8 DAMIU berasal dari PDAM. Berdasarkan jenis pengolahan semua DAMIU mengguakan Sinar Ultra Violet.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dari 15 DAMIU yang diteliti 8 DAMIU memenuhi syarat dan 7 DAMIU tidak memenuhi syarat. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pemilik atau pengelola DAMIU memeperbaiki saitasi DAMIU yang belum memenuhi syarat

Daftar Bacaan : 19 (1983-2016)
Kata Kunci      : Coliform, Air Minum Isi Ulang, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi       :
Fulltext

HUBUNGAN HYGIENE PENJAMAH, KUALITAS PROSES PENGISIAN DAN FREKUENSI PENGGANTIAN FILTER DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS PADA DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH PUSKESMAS SIWULUH

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Wach Santi Rosari (wachsanti@gmail.com)
HUBUNGAN HYGIENE PENJAMAH, KUALITAS PROSES PENGISIAN DAN FREKUENSI PENGGANTIAN FILTER DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS PADA DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH PUSKESMAS SIWULUH
xiv + 61 halaman : tabel, gambar, lampiran

Kebutuhan air bagi manusia diantaranya adalah kebutuhan untuk air minum.Air yang bersih dan sehat merupakan kualifikasi yang sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan pemanfaatan air sebagai air minum secara langsung berkaitan dengan tubuh manusia, sehingga perlu dijaga kualitasnya agar tidak membahayakan tubuh manusia itu sendiri. Air yang dapat langsung diminum apabila memenuhi syarat kesehatan, baik melalui proses pengolahan maupun tanpa proses pengolahan (Kemenkes RI, 2010).
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan metode observasional melalui pemeriksaan colifm, observasi dan wawancara. Populasi yang diteliti adalah seluruh DAM di wilayah Puskesmas Siwuluh. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh dengan jumlah 32 Depot Air Minum. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistika Chi Square (α=0,05). Hasil penelitian menunjukan hygiene penjamah baik (59,4%), kualitas proses pengisian tidak sesuai dengan SOP (100%), penggantian filter baik (68,8%), kualitas bakteriologis yang ada coliform sebanyak (28,1%). Hasil Uji chi square didapatkan hubungan penggantian filter dengan kualitas bakteriologis. Sedangkan hygiene penjamah dan proses pengisian tidak ada hubungan.

Daftar bacaan : 31 (1990 – 2018)
Kata kunci      : Coliform, Air Minum Isi Ulang, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      :
Fulltext

TINJAUAN SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS II PURWOKERTO UTARA TAHUN 2018

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2018

Abstrak
Tohid
TINJAUAN SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS II PURWOKERTO UTARA TAHUN 2018
xii+55 hlm : tabel

Penyakit Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, TB Paru menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan.
Kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Utara tahun 2016 memiliki jumlah kasus sebanyak 13 kasus dan pada tahun 2017 menurun menjadi 12 kasus, meskipun terjadi penurunan kasus TB Paru, tetapi jumlahnya masih cenderung tinggi. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan penelitian mengetahui kondisi sanitasi rumah penderita TB Pari di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.
Metode  deskriptif, dengan instrumen berupa lembar observasi dan meteran untuk mendapatkan data kondisi fisik rumah yang meliputi kondisi lantai rumah, kondisi ventilasi rumah dan kondisi kepadatan hunian rumah.
Hasil kondisi lantai rumah 7 rumah memenuhi syarat dan 5 rumah belum memenuhi syarat. Sedangkan untuk kondisi ventilasi rumah terdapat 2 rumah memenuhi syarat dan 10 rumah tidak memenuhi syarat. Sedangkan kondisi kepadatan hunian rumah terdapat 4 rumah memenuhi syarat dan 8 rumah belum memenuhi syarat. Hasil diatas diharapkan agar pihak Puskesmas lebih aktif dalam melakukan penyuluhan masalah kesehatan lingkungan khususnya dalam persyaratan rumah sehat sehingga dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Daftar bacaan : 35 (1989-2015)
Kata Kunci     : Tuberkulosis, Sanitasi Rumah
Klasifikasi      :

TINJAUAN SANITASI INDUSTRIROTI MAJU DI KAUMAN KIDULKOTA SALATIGA TAHUN 2018

                                                                                            Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
                                                                                              Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
                                                                                                                Jurusan Kesehatan Lingkungan
                                                              Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
                                                                                                                  Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

ABSTRAK
titik widaryati
TINJAUAN SANITASI INDUSTRIROTI MAJU DI KAUMAN KIDULKOTA SALATIGA
TAHUN 2018

X + 50 halaman : gambar, tabel, lampiran

Roti merupakan makanan jajanan yang banyak dikunsumsi oleh masyarakat luas,keadaan Hygiene Sanitasi sangat diperlukan untuk menjaga makanan agar tidak menjadi media penularan penyakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sanitasi industri Roti Maju di Kauman Kidul Kota Salatiga yang meliputi : pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan, penyimpanan makanan jadi,pengangkutan makanan jadi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melihat sanitasi industri roti dan wawancara. Semua data dibandingkan dengan Kep Men Kes RI No 942/MENKES/SK/VII/2003/ tentang persyaratan Hygiene sanitasi makanan jajanan.
Hasil  industri Roti Maju di Kauman Kidul Kota Salatiga belum menerapkan seluruh prinsip Hygiene sanitasi .Sehingga industri rotiMaju di Kauman Kidul Kota Salatiga tersebut belum memenuhi syarat kesehatan. Penjamah makanan disarankan untuk selalu menjaga kebersihan tempat pengolahan makanan, memakai pakaian kerja ,memakai tutup kepala dan memakai sarung tangan saat bekerja.

Kata kunci  : sanitasi makanan industri roti

STUDI KANDUNGAN BAKTERI E.COLI PADA KUE JAJANAN DI PASAR NUSAWUNGU KABUPATEN CILACAP TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi D III Kesehatan Lingkungan
KaryaTulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Suwarto (warta20468@gmail.com)
STUDI KANDUNGAN BAKTERI E.COLI PADA KUE JAJANAN DI PASAR NUSAWUNGU KABUPATEN CILACAP TAHUN 2018
XVl + 69 halaman : gambar, tabel, lampiran

Mikrobiologi bakteri Escherechia coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri Escherechia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikator terjadinya kontaminasi tinja manusia. Kue Jajanan yang dijual dapat terkontaminasi oleh bakteri Escherechia coli karena proses penjualan dekat dengan jalan raya. Tujuan penelitian mengetahui ada tidaknya bakteri Escherechia coli pada kue cucur, dadar gulung, putu ayu dan carabika.
Metode penelitian deskriptif, dengan cara pengambilan sampel dan pemeriksaan secara laboratorium yang kemudian hasilnya di bandingkan dengan BPOM RI tanggal 28 Oktober 2009 tentang batas cemaran mikroba dan kimia pada makanan. Hasil penelitian ini di dapatkan empat sampel yang positif bakteri Escherechia coli memiliki jumlah>240 MPN/ml yang melebihi standart cemaran mikroba pada makanan. atau tidak memenuhi syarat dan empat sampel negatif bakteri Escherechia coli.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan Aspek penilaian tempat pengolahan kue jajanan pada checklist di dapatkan hasil 58 % kategori cukup baik, semuanya masih memenuhi syarat hygiene tempat pengolahan makanan. Saran yang dapat diberikan yaitu bagi penjamah sebaiknya lebih memperhatikan aspek dalam pengolahan, bagi pengelola pasar sebaiknya membina dan mengawasi pedagang kue jajanan, bagi Dinas Kesehatan sebaiknya melakukan pengawasan secara rutin dan penyediakan penyuuluhan dan pelatihan untuk penjamah.

Daftarbacaan : 17 (1998-2018)
Kata kunci     : Bakteri Escherichia coli dan kue jajanan
Klasifikasi     : -

DETEKSI FORMALIN PADA BAKSO DI WILAYAH SEKITAR PUSKESMAS KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program DIII Kesehetan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Sutinah(sutinahpkm@gmail.com)
DETEKSI FORMALIN PADA BAKSO DI WILAYAH SEKITAR PUSKESMAS KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP. 
XV + 59 halaman :gambar, tabel, lampiran.

Penyalahgunaan formalin dalam proses pengawetan makanan masih ditemukan dalam produk makanan. Petugas gabungan yang terdiri dari Dinas kesehatan,Peternakan,Perindustrian,Perdagangan dan Satpol PP Kabupaten Tegal menggelar sidak di sejumlah pasar Rabu 17 Juni 2017 jam 05,00 WIB yang hasilnya menemukan begbagai makanan yang mengandung Boraks,Rodhamin dan formalin salah satunya adalah bakso. Bakso yang mengandung formalin di temukan di pasar Trayeman dan pasar Banjaran. Petugas mencurigai bakso yang mengandung bahan berbahaya dan segera mengujisampel bakso sapi dan hasilnya positif mengandung formalin. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahwa formalin bahan yang dilarang digunakan untuk makanan. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin pada bakso di wilayah sekitar puskesmas kecamatan binangun kabupaten cilacap.
Jenis penelitian ini deskriptif dengan menggambarkan ada tidaknya formalin pada bakso di wilayah sekitar puskesmas binangun. Pengumpulan data dilakukan dengan wancacara, mengamati,dan memeriksa sampel bakso di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Hasil Semua pedagang memiliki pengetahuan baik.Proses pembuatan bakso semua sama hanya perbedaan waktu yang di gunakan dalam tahap pembuatan. Pengawasan berupa pemeriksaan diharapkan setiap setahun sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap.Ciri fisik bakso pada semua sampel aman tidak mengindikasikan adanya penggunaan formalin.Seluruh sampel bakso negatif formalin.
Semua sampel aman terhadap formalin .Saran agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih makanan, tidak hanya melihat dari penampilan makanan yang menarik saja.Pedagang tidak menggunakan formalin pada bakso.Pemeriksaan dan penyuluhan rutin tentang bahan tambahan pangan yang aman serta bahan yang dilarang untuk tambahan makanan oleh Dinas Kesehatan. Daftar 

Bacaan         : 14 (1994 – 2017)
Kata Kunci  : Formalin ,Bakso
Klasifikasi   :

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ( DAM ) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Suratmin (alridlosuratmin@gmail.com)
KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ( DAM ) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBASEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
xiv + 128 halaman : gambar, tabel, lampiran.

Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Keberadaan DAM kini semakin meningkat sejalan dengan keperluan masyarakat terhadap air minum yang aman untuk dikonsumsi. Selain harganya yang murah air minum isi ulang juga mudah didapatkan, namun tidak semua Depot Air Minum (DAM) kualitasnya baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui keberadaan bakteriologis yaitu bakteri Coliform pada air minum yang melebihi baku mutu atau standar maksimum berdasarkan Peraturan menteri kesehatan nomer 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit.
Metode penelitian adalah deskriptif yaitu dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada pada Depot Air Minum (DAM) dan melakukan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 14 DAM di wilayah kerja Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas Tahun 2018 terdapat 4 DAM sumber air bakunya berasal dari sumur gali, 7 DAM berasal dari sumur bor, 2 DAM berasal dari PDAM, dan 1 DAM berasal mata air. Berdasarkan jenis pengolahan semua DAM menggunakan Sinar Ultra Violet.
Kesimpulan  dari 14 DAM di wilayah kerja Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas Tahun 2018 hasil kualitas bakteriologis air minum terdapat 9 DAM ( 64,29 % ) memenuhi syarat kesehatan dan 5 DAM ( 35,71 % ) tidak memenuhi syarat. Kesehatan. Hasil sanitasi DAM yang mendapat kategori baik ada 7 DAM, mendapat kategori sedang 6 DAM dan mendapat kategori kurang ada 1 DAM. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pemilik atau pengelola DAM memperbaiki kondisi sanitasi DAM yang belum memenuhi syarat kesehatan.

Daftar Bacaan : 17 (1983-2017)
Kata Kunci      :  Kualitas bakteri Coliform air minum pada Depot Air Minum (DAM)
Klasifikasi       :
Fulltext

PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RSUD Dr. M. ASHARI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Study Diploma III Kesehatan Lingkungan
KaryaTulis llmiah, Mei 2018

Abstrak
Supriyono
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RSUD Dr. M. ASHARI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2018
XIV + 62 halaman: tabel, lampiran

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang adalah rumah sakit tipe C milik Pemerintah Kabupaten Pemalang yang memberikan fasilitas pelayanan kesehatan rawat inap, rawat jalan, IGD, Bedah Sentral, ICU, Penunjang Medis (Radiologi, Laboratorium) kepada masyarakat pemalang dan sekitarnya. Dampak dari aktifitas pelayanan rumah sakit salah satunya adalah menghasilkan sampah medis, yang apabila tidak dikelola dengan tepat akan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan .
Tujuan Penelitian untuk mendeskrepsikan tata cara pengelolaan sampah medis di RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, pengumpulan data dengan cara observasi, pengukuran dan wawancara.
Hasil penelitian penimbulan sampah medis RSUD Dr. M. Ashari Pemalang berasal dari Ruang Rawat Inap, Poliklinik, Laboratorium, IBS, IGD, Radiologi, dan Farmasi. Pewadahan sampah medis masih ada sampah medis yang tercampur dengan sampah non medis. Tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) berkapasitas 6 m³. Pengangkutan sampah medis dari TPS ke tempat pemusnahan dilakukan oleh pihak ke tiga dan sering mengalami keterlambatan.
Kesimpulan volume sampah medis yang dihasilkan rata-rata perhari 0.95 m³. Tempat sampah medis belum ada standarisai jenis wadah dan label sampah medis sesuai kategori. Tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) volumenya terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung sampah medis yang dihasilkan. Pengangkutan sampah menuju tempat pemusnahan dilaksanakan oleh pihak ke tiga setiap satu minggu sekali. Pengelolaan sampah medis RSUD Dr. M. Ashari Pemalang dapat ditingkatkan dengan cara menyediakan sarana prasarana yang sesuai standar kementerian kesehatan dan memberikan pelatihan, sosialisasi, bimbingan teknis secara rutin tentang pengeloaan sampah medis kepada petugas pengelola, karyawan serta pengunjung rumah sakit.

Daftar bacaan : 19 (1992– 2014)
Kata kunci      : Sampah Medis Rumah Sakit
Klasifikasi      :

TINJAUAN SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI WILAYAH KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018

Abstrak
Sunaryono (sunaryonooyon@gmail.com)
TINJAUAN SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI WILAYAH KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018.
XV + 91 halaman : gambar, tabel, lampiran.

Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) merupakan tempat penyediaan air minum isi ulang yang dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat. Kualitas air minum banyak yang belum memenuhi standar kesehatan, sehingga masyarakat belum terlindungi kesehatannya akibat mengkonsumsi air minum dari jasa DAMIU. DAMIU adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Tujuan penelitian yaitu mengetahui kondisi sanitasi, kualitas bakteriologi air baku dan air minum pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun 2018.
Metode penelitian  deskriptif dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang hygiene sanitasi pengelolaan air minum isi ulang (AMIU) dan mengetahui kandungan bakteri Coliform AMIU pada DAMIU di Wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 8 DAMIU di Wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang yang diteliti ada 2 DAMIU (25%) menggunakan teknologi Sinar UV, 3 DAMIU (37,5%) menggunakan Teknologi Sinar UV, dan RO, dan 3 DAMIU (37,5%) menggunakan Teknologi UV, Ozon, dan RO. Sedangkan DAMIU yang kualitas bakteriologinya tidak memenuhi syarat ada 2 DAMIU (25%) yaitu DAMIU D dan H mengandung bakteri coliform.
Kesimpulan  kualitas bakteriologi air minum isi ulang yang memenuhi syarat ada 6 DAMIU (75%), sedangkan yang tidak memenuhi syarat ada 2 DAMIU (25%). Hasil Penilaian kuesioner wawancara dengan pemilik didapatkan 2 DAMIU (25%) yang belum memiliki sertifikat Laik Hygiene Sanitasi. Hasil penilaian cheklist Inspeksi Sanitasi DAMIU didapatkan 4 DAMIU (50%) mendapatkan kategori “Baik”, 4 DAMIU (50%) mendapatkan kategori “Sangat Baik”. Selain itu perlu adanya peningkatan pengawasan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang kepada pengusaha tentang kegiatan pengolahan air minum pada DAMIU supaya perlindungan terhadap kesehatan konsumen DAMIU terjamin.

Daftar Bacaan  :
Kata Kunci       : Sanitasi, Tinjauan, DAMIU.
Klasifikasi        : -
Fulltext

PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER KESEHATAN LINGKUNGAN TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI PUSKESMAS JATILAWANG TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, 2018

Abstrak
Sukaris
PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER KESEHATAN LINGKUNGAN TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI PUSKESMAS JATILAWANG TAHUN 2018
xv + 62 halaman: tabel, gambar, lampiran

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dapat mencapai tujuan apabila mendapat dukungan dari masyarakat. Natural leader merupakan anggota masyarakat baik individu maupun kelompok masyarakat, yang memotori gerakan STBM di masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan prgram STBM, Kader Kesehatan Lingkungan harus memiliki pengetahuan dan sikap yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengetahuan dan sikap Kader Kesehatan Lingkungan tentang STBM.
Jenis penelitian penelitian descriptive crosssectional. Subyek dari penelitian ini adalah 22 orang Kader Kesehatan Lingkungan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Jatilawang. Pengumpulan data dengan data primer yaitu wawancara dengan kuisioner, sedangkan data sekunder yaitu profil Puskesmas Jatilawang 2017. Instrument pengumpulan data yang digunakan yaitu kuisioner. Pengolahan data meliputi editing, coding, saving, tabulating. Analisis data menggunakan Analisis univariat.
Hasil penelitian Kader Kesehatan Lingkungan Puskesmas Jatilawang berjenis kelamin perempuan (100%), mayoritas berpendidikan SMP (45,5%), dan rata-rata berumur 40,82 tahun, umur tertinggi yaitu 53 tahun, sedangkan umur terendah yaitu 22 tahun. Kader Kesehatan Lingkungan Puskesmas Jatilawang mempunyai pengetahuan baik (95,5%) dan sikap positif (68,2 %) tentang STBM. Kader Kesehatan Lingkungan Puskesmas Jatilawang mempunyai pengetahuan baik dan sikap positif tentang STBM. Peningkatan pengetahuan dan sikap Kader Kesehatan Lingkungan harus terus dilaksanakan diantaranya dengan melaksanakan kegiatan refresing Kader Kesehatan Lingkungan dan penguatan kerjasama lintas program.

Kata Kunci   : Pengetahuan dan Sikap, Kader Kesehatan Lingkungan, STBM
Klasifikasi    : -
Fulltext        

STUDI PELAKSANAAN KEGIATAN KLINIK SANITASI DI PUSKESMAS 1 CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Sri Marheni (srimarheni25@gmail.com)
STUDI PELAKSANAAN KEGIATAN KLINIK SANITASI DI PUSKESMAS 1 CILONGOK
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
52 halaman, 2 tabel, 5 lampiran

Pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi dilakukan setiap hari dan dilaksanakan oleh petugas sanitarian yang ada di puskesmas, tetapi pada kenyataannya pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi masih melibatkan tenaga kesehatan lain, sedangkan tenaga kesehatan lain, sebenarnya sudah mempunyai tugas masing – masing. Hal ini berarti tenaga sanitarian yang ada tidak dapat bekerja secara optimal. Tujuan penelitian  mengetahui kegiatan pelaksanaan klinik sanitasi di Puskesmas 1 Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
Metode penelitian deskriptif yaitu mendiskrisikan kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas 1 Cilongok, yaitu metode penelitian untuk mengetahui apakah pekerjaan sanitarian sudah optimal, sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas I Cilongok serta mengetahui pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi di dalam dan di luar gedung.
Hasil penelitian kegiatan pelaksanaan klinik sanitasi dilihat dari aspek sumber daya manusianya masih belum optimal, karena petugas sanitarian hanya ada satu orang dan memiliki tugas lainnya yang harus dikerjakan, sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas I Cilongok yang ada sudah memenuhi standart, pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi di dalam dan di luar gedung belum optimal. Kesimpulan kegiatan pelaksanaan klinik sanitasi belum dapat berjalan maksimal karena kurangnya petugas khususnya petugas sanitarian, sehingga disarankan untuk mengusulkan penambahan tenaga sanitarin.

Daftar bacaan : 13 (2009 – 2017)
Kata kunci      : Klinik Sanitasi, Kesehatan Lingkungan
Klarifikasi      : -

UJI PARAMETER KADAR BAKTERIOLOGIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI WILAYAH PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehata Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Siti Romlah (sitiromlah29@gmail.com)
UJI PARAMETER KADAR BAKTERIOLOGIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI WILAYAH PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2018
xv + 92 halaman : gambar, tabel, lampiran.

Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Keberadaan DAMIU kini semakin meningkat sejalan dengan keperluan masyarakat terhadap air minum yang aman untuk dikonsumsi. Selain harganya yang murah air minum isi ulang juga mudah didapatkan, namun tidak semua air minum isi ulang (DAMIU) kualitasnya baik. Adanya keberadaan mikrobiologi yaitu bakteri Coliform pada air minum yang melebihi standar maksimum berdasarkan Peraturan menteri kesehatan nomer 492 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada pada DAMIU dan melakukan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian dari 8 DAMIU terdapat 6 DAMIU air bakunya berasal dari sumur gali, 2 DAMIU berasal dari sumur bor. Berdasarkan jenis pengolahan semua DAMIU mengguakan Sinar Ultra Violet.
Kesimpulan  dari 8 DAMIU yang diteliti 3 DAMIU memenuhi syarat dan 5 DAMIU tidak memenuhi syarat. Hasil sanitasi DAMIU yang mendapat kategori baik ada 6 DAMIU, mendapat kategori kurang ada 2 DAMIU. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pemilik atau pengelola DAMIU memeperbaiki sanitasi DAMIU yang belum memenuhi syarat.

Daftar Bacaan : 19 (1983-2016)
Kata Kunci     : Coliform, Air Minum Isi Ulang, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      :

STUDI HYGIENE SANITASI DAN KUALITAS MIKROBIOLOGI ESCHERICHIA COLI PADA MAKANAN JAJANAN DI WILAYAH DESA CINGEBUL KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
Siti Kusmiyatun ( sitikusmiyatun10@gmail.com )
STUDI HYGIENE SANITASI DAN KUALITAS MIKROBIOLOGI ESCHERICHIA COLI PADA MAKANAN JAJANAN DI WILAYAH DESA CINGEBUL KECAMATAN LUMBIR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
XIII + 46 Halaman: tabel, lampiran

Diare adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli yang melebihi batas standar yaitu 10 MPN/gram. Hal ini akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung bakteri Escherichia coli yang melebihi standar. Data yang diperoleh di Puskesmas Lumbir di Desa Cingebul Kecamatan Lumbir bahwa penderita diare pada tahun 2017 terdapat 91 orang penderita yang rata-rata berumur 7 – 12 tahun. Ada 3 jenis makanan minuman yang mengandung Escherichia coli, yaitu: es pisang ijo, es susu dan nasi goreng. Tujuan penelitian untuk mengetahui 6 faktor hygiene tempat pengolahan makanan yang paling berisiko.
Metode penelitian adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran 6 faktor hygiene tempat pengolahan makanan dan minuman pada jenis jajanan es susu, mendoan, es pisang ijo dan nasi goreng yaitu di Sekolah Dasar Negeri Cingebul. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu: checklist dan data sekunder berupa data laboratorium.
Hasil pengukuran checklist hygiene tempat pengolahan makanan, didapatkan hasil dari produsen, yaitu: 65% kategori cukup baik dan semuanya masih memenuhi syarat hygiene tempat pengolahan makanan. Rekapitulasi hygiene tempat pengolahan makanan dengan checklist yang meliputi: personal hygiene, bahan, alat, metode pengelolaan (pengamanan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan dan penyajian makanan) didapatkan hasil dari produsen, yaitu: 65% kategori cukup baik semuanya masih memenuhi syarat hygiene tempat pengolahan makanan.
Kesimpulan  dilakukan 6 faktor hygiene tempat pengolahan makanan cukup baik. Saran untuk tempat pengolahan makanan untuk lebih memperhatikan 6 prinsip hygiene makanan dan minuman.

Daftar Bacaan : 23 (1989 – 2016)
Kata Kunci     : Jajanan Sekolah,6 Faktor Hygiene TPM, Bakteri Escherichia coli
Klasifikasi      :
Fulltext

INSPEKSI SANITASI MADRASAH IBTIDAIYAH KUMPULREJO 01 KELURAHAN KUMPULREJO KECAMATAN ARGOMULYA KOTA SALATIGA TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2018

Abstrak
ROJIKIN (nikijor9@gmail.com)
INSPEKSI SANITASI MADRASAH IBTIDAIYAH KUMPULREJO 01 KELURAHAN KUMPULREJO KECAMATAN ARGOMULYA KOTA SALATIGA TAHUN 2018
XVII + 103 halaman : tabel, gambar, lampiran

Sekolah merupakan lingkungan khusus, dimana sekelompok siswa-siswapada usia sekolah berkumpul pada jam-jam tertentu dan hari-hari tertentu. Berdasarkan reverensi yang ada sekolah yang kurang baik sanitasinya dapatberpengaruh pada proses belajar mengajar, hal ini dapat menimbulkangangguan kesehatan misalnya meningkatkan resiko penularan penyakit berbasislingkungan seperti ISPA, diare dan lain-lain. Tujuan penelitian mengetahui kondisi sanitasi Madrasah Ibtidaiyah Kumpulrejo 01 Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulya Kota Salatiga yang meliputi kondisi lingkungan dan bangunan sekolah, kondisiruang kelas, sarana sanitasi dan pengendalian vektor.
Jenis penelitian  deskriptif yaitu menggambarkan kondisi sanitasi Madrasah Ibtidaiyah Kumpulrejo 01 Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulya Kota Salatiga. Cara pengumpulan data yaitu observasi langsung dilapangan,wawancara serta dilakukan pengukuran, meliputi pengukuran pencahayaan, kebisingan, suhu, kelembaban dan ventilasi.
Hasil penilaian pemenuhan persyaratan kesehatan secara umum yangmencakup seluruh aspek pada sekolah yang diamati sudah memenuhisyarat Kepmenkes/RI/No 1429/MENKES/SK/XII/2006 yaitu meliputi kondisilingkungan dan bangunan sekolah, kondisi ruang kelas dan sarana sanitasi.
Didapatkan hasil pada penilaian inspeksi sanitasi Madrasah Ibtidaiyah Kumpulrejo 01 Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulya Kota Salatiga sebesar 82,35 %
Kesimpulan Madrasah Ibtidaiyah Kumpulrejo 01 Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulya Kota Salatiga sudah memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan. Saran  pengelola sekolah perlu meningkatkanpengelolaan kesehatan lingkungan di sekolah, terutama pada kondisi bangunan,menambah saluran penuntasan air hujan, tempat sampah berpenutup di kamar mandi ,menambah luas lubang ventilasi, menambah penyediaan kamar mandi/jambandan peturasan, penyediaan tempat cuci tangan.

Daftar bacaan : 23 (1990-2012)
Kata kunci      : sanitasi, sekolah, kesehatan lingkungan
Klasifikasi      :-
Fulltext

KANDUNGAN BAKTERI E Coli PADA JAJANAN SEKOLAH DI SD PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, 13 Juli 2018

ABSTRAK
Ratna Dwi Kristiani (ratnapuskesmas1@gmail.com)
KANDUNGAN BAKTERI E Coli PADA JAJANAN SEKOLAH DI SD PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017
xii + 40 Halaman : tabel, gambar, lampiran

Sebagian besar kasus kemartian akibat diare terjadi karena makanan atau minuman yang terkontaminasi mikro organisme pathogen. Makanan jajanan beresiko tinggi terkontaminasi mikro organisme karena diolah dan disajikan dalam keadaan tidak higine. Escherichia Coli merupakan indikator adanya pencemaran fekal di makanan. Faktor makanan, penjamah makanan, dan TPM merupakan sumber-sumber yang harus dikendalikan agar tidak terjadi kontaminasi bakteri E.coli dalam makanan maupun minuman. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya serta kadar bakteri E.coli pada makanan jajanan sekolah di SD 1 Pandansari Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Tahun 2017 Inspeksi Kesehaan Lingkungan adalah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemeriksaan sarana kesehatan. Salah satunya adalah pemantauan terhadap tempat penjamah makanan (TPM). Metode Penelitian observasi serta pengambilan sample makanan jajanan sekolah. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai dengan Mei 2019 dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 6 jenis jajanan.
Hasil dari Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) didapatkan bahwa dari empat sampel yang di teliti, keempatnya tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan yang ada. Keempat sample tersebut positif mengandung bakteri E.coli lebih dari 240MPN/100ml coli tinja.

Daftar bacaan : 18 (1990 – 2014)
Kata Kunci     : Makanan, Sanitasi, Sekolah Dasar, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      : -