Selasa, 25 Maret 2014

TINJAUAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI DESA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010


ABSTRAK
Tatag Fajar Subekhi (tatagfajar@gmail.com) 
TINJAUAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT  INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI DESA SAMBENG WETAN KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010 
XVII + 52 : Gambar, Lampiran, Tabel

Penyakit ISPA di Desa Sambeng Wetan menduduki peringkat pertama dari 10 besar penyakit terbukti dari bulan Januari sampai April 2010sebanyak 129 kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui epidemiologi penyakit ISPA pada penderita ISPA di Desa Sambeng Wetan Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2010.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah sampel seluruhnya ada 26 sampel dari populasi yang ada. Pengumpulan  data umum dan data khusus dengan wawancara, obsevasi, dan pengukuran di lapangan.
Hasil penelitian didapatkan jumlah penderita ISPA di Desa Sambeng Wetan sebanyak 26 orang, terdiri dari laki-laki 8 orang (30,8%) dan permpuan 18 orang (69,2%). Penyakit ISPA kebanyakan terjadi pada kelompok umur 0-10 tahun yaitu 12 orang (46,2%), sebagian besar tingkat pendidikan penderita masih rendah yaitu SD/MI yaitu 12 orang (46,2%). Penderita ISPA kebanyakan terjadi pada penderita dengan status imunisasi yang tidak lengkap yaitu 14 orang (53,8%), tingkat ekonomi penderita paling banyak pada tingkat ekonomi yang memenuhi kebutuhan hidup tidak layak sebanyak 17 orang (65,4%). Penderita terbanyak pada wilayah RT 5 RW 1 dan RT 6 RW 1 yaitu masing-masing 4 orang (15,3%), dari bulan Januari sampai April 2010 puncak kejadian penyakit ISPA terjadi pada bulan Maret yaitu 12 orang (46,2%).
Kesimpulan menanggulangi penyakit ISPA, masyarakat khususnya bayi/balita harus secara rutin melakukan vaksinasi/imunisasi, selain itu perlu adanya penyuluhan berkesinambungan dari puskesmas, serta dilakukan pelatihan dan pemberdayaan terhadap masyarakat tentang koperasi serta usaha kecil dan menengah dari pemerintah kabupaten.

Daftar bacaan : 16 (1985-2009)
Kata Kunci     : Epidemiologi, ISPA
Klasifikasi      : -

ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia   
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang  
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan  
                                                                                                       Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010 
 
Abstrak
Surya Andalas Putra (uye_andalas@yahoo.com)
ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2010 
xviii + 54 halaman: gambar, tabel, lampiran

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Keberadaan Depot Air Minum Isi Ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua Depot Air Minum Isi Ulang terjamin keamanan produknya. Keberadaan kandungan mikrobiologi yaitu total bakteri Coliform  pada air minum yang melebihi standar maksimum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 dapat merugikan kesehatan pada konsumen air minum isi ulang.    
Tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan bakteri Coliform pada air hasil olahan Depot Air Minum Isi Ulang yang ada di Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Metode penelitian  deskriptif dengan  Hasil pemeriksaan yang dilaksanakan pada laboratorium mikrobiologi Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang menunjukkan jumlah MPN Bakteri Coliform / 100 ml air sampel adalah 0 (nol).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air tersebut telah sesuai dengan standar yang ada yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang mensyaratkan kandungan bakteri Coliform pada 100 ml air sampel adalah 0 (nol). Demi menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat, perlu dilakukan pengawasan kualitas air minum secara internal dan eksternal. Pengawasan secara internal dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air yang diproduksi memenuhi syarat kesehatan, serta pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan rutin sesuai ketentuan yang berlaku. 

Daftar bacaan : 13 (1983 – 2010)
Kata kunci      : Coliform, air minum, DAMIU
Klasifikasi      : -

STUDI PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI TERHADAP MEJA DAN KURSI PEKERJA

 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 27 Juli 2010  

Abstrak
Suparsono(No2_Scoot@yahoo.co.id)
STUDI PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI TERHADAP MEJA DAN KURSI PEKERJA PADA BAGIAN GUNTING DI PT. TIGA PUTRA ABADI PERKASA KABUPATEN PURBALINGGATAHUN 2010 
Xiii + 49 hal : Gambar + Tabel + Lampiran 

Ergonomi merupakan ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap tenaga kerja atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas yang setinggi-tingginya dan jelas, salah satu indikator ergonomi atau tidaknya suatu pekerjaan adalah kursi dan meja yang sesuai dengan ukuran tubuh pekerja yang menggunakannya, sehingga tidak menimbulkan kelelahan atau keluhan fisik bagi pekerja yang menggunakannya.
Tujuan penelitian  mengetahui antropometri pekerja yang bekerjanya menggunakan meja dan kursi, Mengetahui ukuran  meja dan kursi yang dipergunakan, Mengetahui kesesuaian antropometri pekerja dengan meja dan kursi yang dipergunakan, Untuk mengetahui jenis keluhan yang dialami pekerja di PT. Tiga Putra Abadi Perkasa Purbalingga
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan jumlah responden 25 orang perajin biulu mata palsu. Data diperoleh dengan cara observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner serta pengukuran terhadap meja dan kursi perajin khususnya pada bagian gunting yang ada di PT. Tiga Putra Abadi Perkasa Purbalingga.
Hasil penelitian antropometri perajin, meja dan kursi perajin, kesesuaian antropometri perajin, bulu mata palsu yang ada di PT. Tiga Putra Abadi Perkasa Purbalingga belum memenuhi syarat karena perajin masih mengalami keluhan-keluhan fisik yaitu: sakit pada bagian kaki, merasakan sakit di kedua bagian lengan, sakit pada bagian pinggang, sakit pada leher,dan pada bagian kepala.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakn meja dan kursi yang ergonomis yang sesuia dengan antropometri perajin, perajin bulu mata palsu harus lebih memperhatikan sikap duduk yang baik dan benar.  

Daftar Bacaan : 51. (9 1989-2009)
Kata Kunci      : Ergonomi Meja dan Kursi Perajain Bulu Mata Palsu
Klasifikasi       :

HUBUNGAN SIKAP KERJA DAN KELELAHAN KERJA

kementrian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi  Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010

Abstrak
Siska Indriyani She_skha_chuby@yahoo.co.id
HUBUNGAN SIKAP KERJA DAN KELELAHAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP TAHUN 2010. 
xviii+57 halaman : table, gambar, grafik, lampiran

Sikap kerja dinamis, dapat mengurangi resiko kecelakaan ataupun tingkat kelelahan pekerja. Seringnya terjadi kecelakaan kerja disuatu tempat kerja karena sikap kerja yang masih salah ataupun karena pekerja telah mengalami kelelahan kerja. 
Metode penelitian observasonal dengan metode pendekatan crossectional.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan pekerja yang terjadi pada pekerja bagian produksi PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap.
Hasil penelitian adalah pekerja bagian produksi yang bekerja pada shift 1 sebanyak 56 orang. Dengan menggunakan software pengolah data statistik data yang ada diolah dengan menggunakan uji korelasi chi square. Level signifikan yang dipakai adalah 0,05 menggunakan tabel kontingensi 3 x 2, dengan degree of freedom (df) = 2, X2 = 0,425 dan didapatkan nilai P (taraf signifikansi) = 0,809. Dengan p ≥ α maka menunjukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak signifikan. Sedangkan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,086 menunjukan hubungan antara sikap kerja dan kelelahan kerja sangat lemah.
Kesimpulan  sikap kerja tidak mempengaruhi kelelahan kerja. Sikap kerja duduk ataupun berdiri dapat menyebabkan kelelahan berat jika tidak dilakukan dengan benar. Kondisi lingkungan dan karakteristik responden dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Disarankan kepada pihak perusahaan untuk memperhatikan kondisi lingkungan kerja, memberi waktu istirahat kepada pekerja yang mengalami kelelahan, dan melakukan cek kesehatan rutin minimal 1 tahun sekali. 

Daftar bacaan : 17 (1989-2010)
Kata Kunci     : Kelelahan kerja
Klasifikasi       : - 

STUDI EVALUASI KEBISINGAN DI BENGKEL

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2010

Abstrak
Sinta Amelya ( sintaamelya@yahoo.com )
STUDI EVALUASI KEBISINGAN DI SATUAN KERJA BENGKEL UTAMA BAGIAN FABRIKASI PT. BUKIT ASAM  ( PERSERO )  Tbk TANJUNG ENIM TAHUN 2010.
XII + 60 halaman: gambar, tabel, lampiran.

Upaya untuk mewujudkan lingkungan kerja yang sehat,  memerlukan pengawasan dan pemantauan terhadap beberapa parameter yang dapat mempengaruhi kesehatan, salah satu parameter kualitas lingkungan adalah kebisingan. Kebisingan dari suatu alat kerja merupakan faktor yang mengganggu dan membahayakan bagi kesehatan tenaga kerja diantaranya adalah te rjadinya gangguan pendengaran. Tujuan penelitian untuk mengetahui jenis mesin yang menimbulkan kebisingan, intensitas kebisingan, keadaan tenaga kerja dan upaya pengendalian yang dilakukan oleh PT. Bukit Asam ( Persero)  Tbk.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi dengan metode analisis univariat. Subyek penelitian ini adalah intensitas kebisingan pada mesin -mesin yang ada di satuan kerja bengkel utama bagian fabrikasi PT. Bukit Asam  ( Persero )  Tbk dengan jumlah 13 orang. Data intensitas kebis ingan di bandingkan dengan standar nilai ambang batas kebisingan sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja No.51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja.
Hasil penelitian menunjukkan kisaran intensitas kebisingan 75,2 – 103 dB pada mesin-mesin di bagian fabrikasi, sehingga pekerja mengalami gangguan yang berupa rasa tidak nyaman dan kurang konsentrasi saat bekerja. Mesin di fabrikasi yang menimbulkan kebisingan meliputi mesin las, mesin gerenda, mesin roll, mesin bor, alat-alat pukul, mesin gunting, mesin lipat, mesin bending track plate, dan mesin pemanas ( hitter ) .
Kesimpulan hasil pengukuran intensitas kebisingan dengan kisaran 75,2-103 dB. Paling rendah 75,2 dB yang berarti aman untuk pemaparan 8 jam dan paling tinggi 103 dB yang berarti tidak aman untuk waktu pemaparan lebih dari 8 jam. Peneliti menyarankan PT. Bukit Asam  ( Persero)  Tbk melakukan pengukuran kebisingan berkala setiap tahun ditempat kerja untuk dievaluasi sebagai upaya mendeteksi titik -titik rawan gangguan pendengaran.

Daftar bacaan : 17 ( 1987-2008)
Kata Kunci     : K3, Kebisingan
Klasifikasi      : - 

STUDI HUBUNGAN PEMAKAIAN AIR KOLAM RENANG DENGAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan  
Program Studi D III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010 
  
ABSTRAK 
Sidik Pramono (Akuadalah41@yahoo.co.id)
STUDI HUBUNGAN PEMAKAIAN AIR KOLAM RENANG TIRTA ASRI DENGAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG DI DESA WALIK KECAMATAN KUTASARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 
xiv + 53 halaman: gambar, tabel dan lampiran 

Kolam renang merupakan salah satu sarana umum yang sering digunakan oleh masyarakat yang digunakan untuk berenang, berekreasi serta jasa pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah sebagai sarana utamanya. Permenkes Nomor 416/Menkes/Per/IX1990, menyatakan bahwa syarat air kolam renang meliputi syarat fisik, kimia dan mikrobiologis. 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas air kolam dengan kualitas air kolam renang Tirta Asri Desa Walik Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga yang meliputi kualitas fisik (bau, benda terapung dan kejernihan), kimia (pH dan sisa klor) dan mikrobiologis (coliform).
Metode penelitian deskriptif dan membandingkan hasil pemeriksaan dengan Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX1990, mengenai persyaratan air kolam renang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara fisik kualitas air kolam renang Tirta Asri Desa Walik Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga tidak berbau, jernih, namum ada benda terapung. Kualitas kimia yaitu pH rata-rata 7 dan sisa klor rata-rata 0,1(mg/lt). Sedangkan kualitas mikrobiologi belum memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Kesimpulan pengukuran didapatkan hasil kaulitas fisik air kolam yaitu tidak berbau,ada benda terapung dan jernih. Kualitas kimia pH rata-rata 7 dan sisa khlor rata-rata 0,1 mg/lt, serta kualitas mikrobiologis sebelum pemakaian air kolam yaitu 170 MPN/100ml dan 49 MPN/100ml dan setelah pemakaian air kolam yaitu 110 MPN/100ml dan 1600 MPN/100ml. Sehingga perlu dilakuanknya penjagaan dan perawatan yang lebih intensif baik terhadap kualitas air kolam renang maupun pengunjung kolam renang. 

Daftar bacaan  : 08 (1984-2009)
Kata kunci       : Kolam renang, kualitas air kolam renang-
Klasifikasi       :

STUDI PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program studi Diploma III kesehatan lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

ABSTRAK  
Sanaa Binti Bachruddin (Prasya_pradista@yahoo.co.id)
STUDI PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT TK III 04. 06. 01 WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO TAHUN 2010 
XVII + 61 halaman: gambar, tabel dan lampiran 

Linen kotor merupakan salah satu sumber kontaminasi yang ada di Rumah Sakit. Jika penanganan linen dilakukan secara tidak baik, maka dapat menyebabkan penyebaran penyakit dari pasien ke pasien, dari pasien ke pengunjung, ataupun dari pasien ke petugas Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan lokasi dan bangunan pengelolaan linen, penanganan linen kotor, penanganan linen bersih, dan penggunaan alat pelindung diri.
Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teori dan peraturan yang berlaku yaitu KepMenkes RI Nomor 1204/menkes/SK/X/2004. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pengelolaan linen di Rumah Sakit TK III 04. 06. 01 Wijayakusuma Purwokerto cukup baik dengan nilai 73% berdasarkan kriteria penilaian menurut Suharsimi Arikunto (1998, h.246)
Kesimpulan yang dapat di ambil bahwa pengelolaan linen di Rumah Sakit TK III 04. 06. 01 Wijayakusuma Purwokerto sudah baik dan saran yang dapat peneliti sampaikan adalah upaya yang dapat dilakukan dengan meningkatkan lagi sanitasi pengelolaan linen dan upaya pencegahan kontaminasi. Penanggulangan yang dilakukan dari mulai pengumpulan linen sampai pendistribusian, dan tenaga atau pengelola linen dalam penggunaan Alat Pelindung Diri yang baik dan benar menurut syarat kesehatan.

Daftar bacaan :  11 (1981-2009)
Kata kunci      :  Pengelolaan linen
Klasifikasi      :   -
 

STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN PADA RESTORAN DI HOTEL

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
RR. Desy Arini Purwaningsih (zie_cantik@ymail.com)

STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN 
MINUMAN PADA RESTORAN DI HOTEL UTAMA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010

xvi + 85 halaman: table, gambar, lampiran

Restoran merupakan tempat umum dimana orang dapat datang untuk membeli makanan dan minuman serta dimakan/diminum di tempat tersebut. Berdasarkan observasi awal peneliti, keadaan sanitasi makanan di restoran hotel utama terdapat permasalahan yaitu pada tempat pengolahan makanan lantainya kotor, dan terdapat lumut pada tempat cuci peralatan dapur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran upaya hygiene sanitasi pengelolaan makanan dan minuman, serta mengetahui kualitas makanan dan minuman secara fisik dan mikrobiologi pada restoran di Hotel Utama Purbalingga.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standart yang ada.
Hasil penelitian hygiene sanitasi pengelolaan makanan mulai dari penyediaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, penyimpanan makanan, dan penyajian makanan sudah baik dan memenuhi syarat. Dari pemeriksaan seluruh sampel ayam goreng dan teh hangat di laboratorium dapat diketahui bahwa jumlah kandungan mikroba dalam sampel ayam goreng yaitu 4,36 x 103 sehingga memenuhi standar yang ditentukan yaitu 1 x 10. Sedangkan jumlah kandungan mikroba dalam sampel teh hangat yaitu 1,02 x 10 sehingga memenuhi standar yang ditentukan yaitu 1 x 102
Kesimpulan yang didapat yaitu sanitasi pengelolaan makanan dan minuman pada
restoran di hotel utama sudah baik, serta kualitas ayam goreng memenuhi persyaratan, sedangkan kualitas teh hangat tidak memenuhi persyaratan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK. 00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan batas maksimal cemaran mikroba dan kimia dalam makanan. Saran yang dapat diberikan yaitu dalam pemilihan bahan baku dan pengolahan makanan dan minuman mengacu pada aspek hygiene sanitasi makanan dan minuman agar tidak terjadi kontaminasi, selain itu pihak hotel bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Purbalingga untuk melakukan pemeriksaan mikroorganisme pada makanan dan minuman secara rutin.

Daftar bacaan : 19 (1978 – 2009)
Kata kunci      : Sanitasi makanan dan minuman 
Klasifikasi      : 

TINJAUAN SANITASI HOTEL

Kementerian  Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan   
Progam Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010 

Abstrak
Ristanto (ristantomona@yahoo.com)
TINJAUAN SANITASI HOTEL AMANJIWO BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2010 
xii+85 halaman : tabel, gambar, lampiran 

Hotel merupakan sarana umum yang dikelola secara komersil dan memiliki risiko kesehatan yang tinggi apabila tidak memenuhi persyaratan kesehatan hotel. Pengawasan sanitasi hotel yang meliputi bagian luar, bagian dalam, fasilitas sanitasi, dan fasilitas pendukung hotel disesuaikan dengan persyaratan kesehatan hotel untuk mencegah penularan penyakit dan gangguan lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sanitasi Hotel Amanjiwo Borobudur yang meliputi kondisi sanitasi bagian luar, bagian dalam, fasilitas sanitasi dan fasilitas pendukung hotel.   
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan keadaan sanitasi Hotel Amanjiwo Borobudur. Cara pengumpulan data yaitu wawancara dengan pengelola dan karyawan hotel, observasi langsung pada obyek yang diteliti serta dilakukan pengukuran, meliputi pengukuran pencahayaan, suhu, kelembaban.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sanitasi hotel bagian luar, bagian dalam, fasilitas sanitasi, fasilitas pendukung, pencahayaan, suhu, dan kelembaban di hotel Amanjiwo sudah memenuhi syarat.
Disimpulkan bahwa kondisi sanitasi hotel secara umum sudah memenuhi syarat dengan kategori sangat baik. Disarankan  bagi  pihak pengelola hotel dan  karyawan harus tetap mempertahankan kondisi sanitasi hotel yang sudah ada.
 
Daftar bacaan : 22  (1980-2009)
Kata Kunci     : Sanitasi Hotel
Klasifikasi      : -

STUDI KADAR TIMAH HITAM (Pb) PADA TANAMAN ANGSANA (Pterocarpus indicus) DI JALAN

 
                                                                                           Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
                                                                                             Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
                                                                                            Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
                                                                                Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
                                                                                                                  Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak 
Rinawati  ( 4fr1ch@gmail.com )
STUDI KADAR TIMAH HITAM (Pb) PADA TANAMAN ANGSANA (Pterocarpus indicus) DI JALAN GERILYA PURWOKERTO TAHUN 2010 
XVIII + 61 halaman : tabel,gambar,lampiran  

Timah hitam (Pb)  adalah salah satu polutan yang dihasilkan oleh aktifitas pembakaran bensin dari kendaraan bermotor, Penanaman jalur hijau akan sangat bermanfaat sebagai bioindikator . tanamanan angsana merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai tanaman peneduh dijalan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur berapa kadar timah hitam pada tanaman angsana  (Pterocarpus indicus), kecepatan dan arah angin serta kepadatan lalu lintas di Jalan Gerilya Purwokerto. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif.Penelitian ini dilakukan selama 1 hari,sampel diambil dari 9 titik di sepanjang Jalan Gerilya. Sampel   diperiksa di  laboratorium menggunakan alat High Dispersion ICP.
Hasil penelitian menunjukkan Kadar Timah Hitam (Pb) pada tanaman angsana (Pterocarpus indicus) di Jalan Gerilya Purwokerto Tahun 2010 tertinggi adalah di Perempatan Tanjung sebesar 51,0723 mg/kg dan terendah di Bunderan RSUD  Prof.Dr.Margono Soekarjo yaiu sebesar 0,7147 mg/kg. Kecepatan Angin rata-rata di Jalan Gerilya Purwokerto adalah 0,96 km/sec dan Arah anginnya adalah arah selatan. Kepadatan lalu lintas di sepanjang Jalan Gerilya masih dikatakan lancar karena semuanya masih di bawah ratio yaitu < 80 %.
Kesimpulan maka  Perlu digalakan program penanaman pohon perindang (penghijauan) di sepanjang jalan yang sering dilalui kendaraan bermotor dan Tanaman Angsana (Pterocarpus Indcus)  ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif  tanaman perindang jalan (penghijauan) sebagai upaya menanggulangi penurunan kualitas lingkungan selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dari jenis tanaman yang lain yang lebih efektif dilihat dari daya serapnya terhadap Timah Hitam (Pb) peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian ini perlu digalakan diantaranya melalui  penghijauan lingkungan dan penggunaaan hemat bahan bakar kendaraan bermotor serta penggunaan bensin bebas timbal
Daftar Bacaan : 22 (1986 – 2010)
Kata Kunci      : Timah Hitam (Pb) dan Tanaman Angsana (Pterocarpus Indicus)  
Klasifikasi       :

Studi Pengelolaan Sampah Di Pondok Pesantren

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Depkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Rina Yulianna ( alvista_21@yahoo.com  )
Studi Pengelolaan Sampah Di Pondok Pesantren Ar  Rohman Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga Tahun 2010 
xii + 57 halaman : tabel, gambar, lampiran 

Pondok Pesantren Ar  Rohman Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga adalah sebuah sarana yang merupakan tempat umum untuk itu dalam penyelenggaraannya harus selalu menjaga kebersihan agar tidak mudah menularkan penyakit. Untuk mewujudkan tempat yang bersih tidaklah mudah, salah satunya ialah dengan penanganan sampah yang baik, penanganan sampah yang kurang baik akan menimbulkan gangguan bagi kesehatan masyarakat, misalnya terjadi pencemaran lingkungan yang akan mengundang datangnya bibit penyakit.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Ar  Rohman Purbalingga Tahun 2010. Metode penelitian deskriptif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.
Hasil penelitian pondok Pesantren Ar  Rohman  saat ini mempunyai penghuni sebanyak 71 orang juga ditambah murid, pegawai serta karyawan yang ada di MTS yang menempati 7 asrama dan 1 rumah pimpinan / ustadz serta 1 rumah pegawai MTS, setiap hari rata  rata menghasilkan sampah sebanyak 170,6 liter. Namun sampai saat ini penanganan masalah sampah di Pondok Pesantren Ar  Rohman Purbalingga kurang diperhatikan yaitu terlihat dari adanya sampah yang masih banyak berserakan, hal ini dikarenakan petugas pengelola sampah yang tidak maksimal dalam bekerja. Kesimpulan maka sebaiknya para santri dan petugas sampah di Pondok Pesantren Ar  Rohman Purbalingga ada baiknya diberi pengetahuan tentang masalah yang timbul akibat sampah yang tidak tertangani dengan baik atau dibuat peraturan dan sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan sehingga petugas pengelola sampah disini akan lebih maksimal dalam bekerja dan yang lebih penting agar kebersihan dan kenyamanan di Pondok Pesantren Ar  Rohman Purbalingga dapat lebih meningkat.

Kepustakaan : 20 ( 1982  2010 )
Kata kunci    : Pondok pesantren, Sampah, Pengelolaan sampah
Klasifikasi    : -

STUDI EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010 

Abstrak
Rahma Jayanti (Manis_abiezt@yahoo.co.id)
STUDI EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN TAHUN 2010 
VIII + 56 halaman : gambar, tabel,lampiran. 

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia yang semakin meluas penyebaranya sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk.Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Banyumas, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Banyumas tahun 2005 yaitu 132 kasus, tahun 2006 yaitu 329 kasus, tahun 2007 sebanyak 241 kasus, tahun 2008 sebanyak 685 kasus dan pada tahun 2009 sebanyak 348 kasus. Di Banyumas jumlah kasus tertinggi pada wilayah kerja Puskesmas Selatan. Tujuan penelitian peyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue berdasarkan waktu penyebaran,tempat penyebaran, penderitanya dan menggambarkan bagaimana cara pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue dari tahun 2005 sampai tahun 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif yaitu untuk menggambarkan tentang obyek penelitian mendasarkan pada variabel epidemiologi (waktu,tempat dan orang).
Hasil penelitian menunjukan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Purwokerto Selatan pada tahun 2005 sampai tahun 2009 berdasarkan    waktu kejadian tertinggi yaitu pada bulan Mei sejumlah 47 kasus, penyebaran penyakit Demam Berdarah berdasarkan tempat persebaran tertinggi adalah Kelurahan Berkoh yaitu 57 kasus,penyebaran penyakit Demam Berdarah berdasarkan pada penderita yaitu untuk umur kasus tertinggi penderita dengan umur 10-14tahun 47 kasus,jenis kelamin tertinggi yaitu laki–laki dengan 120 kasus, tingkat pendidikan terbanyak SD yaitu 81kasus, tingkat pekerjaan terbanyak  pelajar dengan 82 kasus.untuk cara pemberantasan Demam Berdarah telah dilakukan PSN dan abatisasi 3 bulan sekali, dan dilakukan penyuluhan kesehatan.
Kesimpulan  waktu kejadian tertinggi   kasus Demam Berdarah ada di bulan Mei,tempat persebaran tertinggi di Kelurahan Berkoh. Penderita umumnya berusia 10 sampai 14 tahun dengan jenis kelamin terbanyak laki – laki. Cara pemberantasanya dengan dilakukan PSN dan abatisasi 1bulan sekali. Saranya adalah peningkatan mutu penyuluhan,untuk masyarakat yaitu menjaga kebersihan lingkungan, melakukan kegiatan 3M, segera membawa ke puskesmas terdekat/RS apabila ditemukan tanda–tanda penyakit Demam Berdarah Dengue.

Daftar bacaan : 21 (1992-2008)
Kata kunci      : Penyakit Demam Berdarah Dengue
Klasifikasi      :

TINJAUAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan 
Prodi D III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010 

Abstrak  
Rahayu Nur Fibiyanti
TINJAUAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT TINGKAT III 04.06.01 WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO TAHUN 2010.
XIX + 51. Halaman: tabel, gambar, lampiran 

Rumah sakit merupakan tempat dimana dilaksanakannya berbagai pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam memperketat penyembuhan dan pemulihan penyakit. Sampah merupakan hasil dari aktifitas rumah sakit baik sampah medis maupun sampah medis. Rumah sakit tingkat III 04.06.01 wijayakusuma purwokerto bertipe C dengan kapasitas tempat tidur 120 buah. Menghasilkan sampah medis rata- rata 0,053m3/hari
Tujuan penelitian untuk mengetahui sumber, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan ahkir sampah medis di rumah sakit tingkat III 04.06.01 wijayakusuma purwokerto Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dan pengumpulan data dengan cara observasi, pengukuran dan wawancara.
Hasil penelitian bahwa pengelolaan sampah medis ditangani oleh pihak rumah sakit tingkat III 04.06.01 wijayakusuma purwokerto. Berdasarkan hasil pengukuran volume sampah medis di rumah sakit tingkat III 04.06.01 wijayakusuma purwokerto rata-rata perhari adalah 0,053m3. Pada pengumpulan tempat sampah medis digunakan kantong plastic sebagai pembungkus sampah. Pengangkutan sampah medis dari pengumpul ke tempat incinerator di lakukan oleh petugas secara manual, pemusnahan sampah nedis dengan di bakar pada incinerator. Untuk meningkatkan kondisi pengelolaan sampah yang lebih baik disarankan agar pihak rumah sakit mengelola sampah medis secara teratur, dan sesuai dengan saran kesehatan yang meliputi adanya pengawasan terhadap sampah agar tidak tercampur antara sampah medis dan sampah non medis dan selalu menggunakan APD dengan baik.  

Daftar bacaan :8 (1985-2009)
Kata kunci      :Sampah medis
Klasifikasi      :-
 

STUDI KASUS MALARIA BERDASARKAN PENDEKATAN VARIABEL EPIDEMIOLOGI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan  
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Pristian Nusagraheni (nusagrahenip@yahoo.com)
STUDI  KASUS MALARIA BERDASARKAN PENDEKATAN VARIABEL EPIDEMIOLOGI DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUASIN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2009
xviii + 69 halaman : tabel + gambar + lampiran 


Malaria merupakan salah satu penyakit yang turut memberikan kontribusi besar kematian terhadap penderitanya. Wilayah Puskesmas Banyuasin merupakan daerah tertinggi kasus malaria di Kabupaten Purworejo. Tujuan penelitian untuk mengetahui jumlah kasus malaria berdasarkan pendekatan variabel epidemiologi yang meliputi time, place, and person..
Metode penelitian adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 4 hari. Kasus malaria didapatkan berdasarkan data yang terdapat di Wilayah Puskesmas. Setiap data yang didapatkan kemudian diolah berdasarkan Variabel Epidemiologi yang meliputi time, place, and person.    

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus malaria tertinggi terdapat pada Desa Separe sebanyak 30 kasus dengan proporsi penderita terbanyak menurut golongan umur 15-45 tahun yang berjenis kelamin laki-laki serta berprofesi sebagai petani/ buruh dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Kasus malaria tertinggi pada bulan April tahun 2009 sebanyak 74 kasus.  
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah setiap tahunnya khususnya dari tahun 2005-2009 kasusnya selalu meningkat. Dari hasil tersebut maka diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo dan Puskesmas Banyuasin bersama masyarakat untuk lebih aktif untuk menjaga sanitasi lingkungan. 

Daftar bacaan  : 20 (1984 – 2008)
Kata Kunci      : Epidemiologi, malaria
Klasifikasi       : 

TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI OBJEK WISATA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 

Abstrak 
Pramita Made Resti Anapuri (made.puri@yahoo.co.id)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI OBJEK WISATA OWABONG WATER PARK BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA
XVII + 73 halaman : gambar, tabel, lampiran  

Obek Wisata Owabong Water Park merupakan tempat umum yang banyak dikunjungi orang-orang. Sehingga banyak dihasilkan sampah karena, adanya kebiasaan pengunjung jika ke suatu daerah tujuan dengan membawa bekal berupa makanan. Berdasarkan data dari Objek Wisata Owabong Water Park pada tahun 2007 data pengunjung 947.222 orang, sedangkan tahun 2008 data pengunjung sebanyak 1.147.540 orang. Tujuan penelitian adalah mengetahui penimbulan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemanfaatan, pembuangan akhir, dan manajemen pengelolaan sampah.  Metode penelitian yang digunakan adalah dekkriptif yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pengelolaan sampah. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan pengukuran. 
Hasil penelitian yang dilakukan, pengelolaan sampah di objek wisata dilakukan oleh petugas kebersihan setempat. Penimbulan sampah yang dihasilkan bersumber dari aktifitas pengunjung, pedagang, kantor, dan aktifitas alam. Tempat sampah yang yang terdapat di objek wisata berjumlah 250 buah antara lain tempat sampah drum, fiber, logam, keranjang plastik, dan tempat sampah plastik. Volume rata-rata timbulan sampah adalah 2350,14 lt/hr. Tahap pengumpulan di objek wisata dari tiap sumber di masukkan ke dalam gerobak yang kemudian diangkut ke TPS. Pengangkutan sampah diangkut dua kali dalam sehari pagi dan siang. Tidak ada tahap pengolahan dan pemanfaatan sampah. Tahap pembuangan akhir di luar objek wisata yaitu sampah tersebut diangkut ke TPA Banjaran Kecamatan Bojongsari.  Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pengelolaan sampah di objek wisata belum memenuhi syarat terutama dalam hal pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Peneliti menyarankan petugas pengelola sampah sebaiknya menggunakan APD (helm/topi, pakaian kerja khusus, masker, sarung tangan, dan sepatu boot) dan menyarankan agar pemberian penutup pada alat (tempat sampah, gerobak sampah, dan mobil pengangkut sampah).  

Daftar bacaan  : 27 (1982-2010)
Kata kunci       : Pengelolaan Sampah di Objek Wisata
Klasifikasi       : -

STUDI KADAR SISA CHLOR MENURUT WAKTU PEMAKAIAN AIR KOLAM RENANG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Study Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Nur Dwi Tiyastuti (wiwie_tok@yahoo.com)
STUDI KADAR SISA CHLOR MENURUT WAKTU PEMAKAIAN AIR KOLAM RENANG PURBASARI KECAMATAN PADAMARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2010 
XVI + 58 halaman; gambar, tabel, lampiran 

Kolam renang adalah salah satu tempat yang membutuhkan air dan dalam penggunaannya air kolam renang langsung kontak dengan pengunjung sehingga berpotensi menularkan penyakit. Usaha untuk membebaskan air kolam renang dari kuman adalah dengan desinfeksi. Desinfeksi yang umum digunakan di kolam renang adalah dengan chlorin yang biasa disebut chlorinasi. Bahan untuk chlorinasi menggunakan kaporit. Kelebihan kaporit adalah harga relatif murah, mudah didapat dan dapat digunakan untuk volume air yang besar.
Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar sisa chlor, pH, suhu, zat organik sebelum pemakaian, pada saat pemakaian dan sesudah pemakaian kemudian di deskripsikan dengan persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 mengenai persyaratan air kolam renang. 
Metode penelitian analisis inferensial untuk membuktikan hipotesis (Ho) berdasarkan fakta dan data yang ada, dan pendekatan cross sectional yaitu mendapatkan data dalam satu waktu. Hasil penelitian di analisis menggunakan uji Anova, uji Mann-Whitney dan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian sisa chlor pada saat dan sesudah digunakan air kolam renang Purbasari Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga adalah 0,0 mg/lt sehingga tidak memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No.416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 0,2 mg/lt – 0,5 mg/lt sehingga ada perbedaan yang bermakna antara sisa chlor sebelum pemakaian, pada saat pemakaian dan sesudah pemakaian.
Peneliti menyarankan untuk menjaga kesehatan kolam renang dan dengan chlorinasi menggunakan Triklorit 90 karena lebih hemat dan dosisnya hanya 2 gr untuk 1 m3 air kolam renang serta metode tuang. Dan jumlahnya sesuai dengan volume air kolam renang. Untuk peneliti selanjutnya dilengkapi dengan pemeriksaan bakteri coliform.
 
Daftar bacaan  : 12 (1975-2005)
Kata kunci       : Sisa Chlor, Air Kolam Renang
Klasifikasi       :

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERANTASAN VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan  Purwokerto
Program Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 22 Juli 2010 

Abstrak 
Nunung Cahyanto Setyawan (ncahyantosetyawan@yahoo.com)
TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERANTASAN VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I CILACAP UTARA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010 
XVI + 61 halaman : tabel + halaman + lampiran 

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty, sedangkan vaksin dan obatnya belum ada, maka untuk penanggulangan penyakit DBD yang paling tepat dan efisien adalah dengan cara  pengendalian vektor penyakit DBD di puskesmas yang meliputi pemberantasan sarang nyamuk (PSN), survey jentik, pembubuhan abatisasi dan pelaksanaan fogging, sehingga angka kesakitan dan kematian dapat diturunkan serendah mungkin.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu memberikan gambaran atas obyek penelitian berdasarkan kenyataan yang ada. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program pemberantasan vektor penyakit demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas I Cilacap Utara Kabupaten Cilacap Tahun 2010, sedangkan dalam menganalisis hasil menggunakan analisis tabel.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa pemberantasan vektor demam berdarah dengue yang dilaksanakan oleh Puskesmas I Cilacap Utara Kabupaten cilacap meliputi kegiatan survey jentik berkala, yang apabila ada kasus DBD, abatisasi, penyuluhan dan PSN yang tidak dilakukan secara rutin serta kegiatan fogging fokus yang dilakukan satu kali bila ada kasus DBD.
Pelaksanaan pemberantasan vektor DBD di wilayah kerja Puskesmas I Cilacap Utara Kabupaten Cilacap telah berhasil menurunkan satu kasus DBD. Akan tetapi keberhasilan tersebut belum maksimal, disebabkan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diperoleh baru 90% belum mencapai target 95%. Dengan ini berarti pelaksanaan pemberantasan vektor DBD di wilayah kerja Puskesmas I Cilacap Utara belum berhasil. Adanya peran serta masyarakat yang masih rendah, petugas yang belum secara rutin melaksanakn kegiatan dan sarana prasarana serta koordinasi lintas program maupun sektoral akan ikut mendukung keberhasilan program perlu ditingkatkan pada tahun yang akan datang.
Daftar bacaan : 10 (1992-2007)
Kata kunci      : pelaksanaan program pemberantasan DBD
Klasifikasi      : -

TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto  
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010 


ABSTRAK 
Norberto Da Cruz (betmardu@yahoo.com)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2010
Xiii+63 Halaman, Tabel, Gambar, Lampiran 

Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang cukup berperan dalam pembangunan dibidang kesehatan. Kegiatan yang berada di institusi rumah sakit yang meliputi  pelayanan medik, rawat jalan, rawat inap serta kegiatan lainnya akan menghasilkan bahan buangan yang berbentuk limbah padat, cair dan gas dimana limbah tersebut dapat bersifat infeksius dan bisa mencemari lingkungan.  
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sumber penghasil sampah medis, mengetahui cara pemisahan sampah medis, mengetahui tempat penampungan sementara sampah medis, mengetahui proses pengangkutan dan pengumpulan sampah dan mengetahui proses pembuangan akhir sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang sistem pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto jumlah penimbulan sampah medis perhari sebesar 150 kg dari total 24 ruangan yang menghasilkan sampah medis
Kesimpulan penelitian ini adalah pengelola sampah medis di Rumah Sakit Umum Daerah Prof.DR.Margono Soekarjo Purwokerto masih memerlukan penanganan yang lebih baik khususnya dalam hal pemisahan sampah medis menurut kriterianya.Untuk meningkatkan kondisi pengelola sampah medis yang lebih baik,maka disarankan agar pihak IPL RS mengelola sampah medis dengan teratur dan sesuai dengan syarat kesehatan.  

Daftar bacaan    : 15(1982-2009
Kata kunci         : Sampah Medis,Rumah Sakit,Pengelolaan.
Klasifikasi         : 

 

STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Mujianti Unik Cakhyaningtyas (m.unikc.@yahoo.co.id)
STUDI TENTANG HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO TAHUN 2010
xvi + 105 halaman: table, gambar, lampiran 

RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, kapasitas tempat tidur perawatan 363 buah, sanitasi pengelolaan makanan untuk pasien sangat penting supaya terhindar dari infeksi penyakit yang ditularkan makanan. Salah satu upaya adalah dengan menerapkan hygiene sanitasi makanan dan minuman. Bagaimana penerapan 6 (enam) prinsip hygiene sanitasi pada instalasi gizi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya hygiene sanitasi pengelolaan makanan dan minuman, serta mengetahui kualitas mikrobiologi makanan jadi.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif, yaitu dengan melakukan observasi terhadap perilaku penjamah, tempat, alat, dan cara  pengelolaan makanan Berdasarkan observasi dengan checklist diperoleh
Hasil penelitian pengadaan bahan 85,71%; penyimpanan bahan 88,89%; pengolahan makanan 87,69%, pengangkutan makanan 85,71%; penyajian makanan 90%, masuk pada kategori baik. Sedangkan penyimpanan makanan 73,91% masuk kategori cukup. Pemeriksaan kualitas mikrobiologi terhadap sampel makanan sonde, nasi, ikan bumbu kacang, bubur kacang hijau, dan sayur bening bayam, hanya sonde yang belum memenuhi syarat, berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK. 00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang penetapan batas maksimal cemaran mikroba dan kimia dalam makanan.
Hasil pemeriksaan pengelolaan makanan dapat ditarik kesimpulan masuk katagori cukup dengan prosentase 63,93.Saran yang dapat diberikan yaitu dalam pengelolaan makanan dan minuman hendaknya mengacu pada aspek hygiene sanitasi makanan dan minuman agar tidak terjadi kontaminasi pada makanan dan minuman. Pemeriksaan yang rutin dilakukan IPL dapat menjadi alat kontrol. 

Daftar bacaan : 14 (1981 – 2009)
Kata kunci      : Sanitasi makanan dan minuman 
Klasifikasi      : 

STUDI KUALITAS FISIK UDARA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan  
Program Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010  

Abstrak 
Muhammad Rizky Ikhwannudin (imuhammadrizky@yahoo.com)
STUDI KUALITAS FISIK UDARA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS 2010 
XVI + 81 halaman : tabel + halaman + lampiran

Rumah Sakit Umum Daeerah Ajibarang merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
didalamnya terdapat sarana dan prasarana yang cukup memadai. Bidang pelayanannya antara lain hampir seluruh penyakit umum, dan memiliki instalasi rawat darurat yang siaga 24 jam serta dilengkapi juga dengan fasilitas bedah, ruang bersalin, ruang rawat inap, laboratorium, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi kualitas fisik udaradi instalasi rawat inap RSUD Ajibarang.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode crosssectional, cara pengumpulan datanya dengan cara observasi, dan pengukuran. Pengukuran dilakuakn di Instalasi rawat inap kelas IIIA, IIIB, I dan II, serta kelas Anak. Analisis yang dipakai adalah analisis tabel dengan perhitungan sesuai dengan perhitungan kebisingan, pencahayaan, suhu, dan kelembaban sinambung setara, kemudian dibandingkan dengan nilai ambang batas yang ditetapkan oleh KepMenKes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004.
Hasil penelitian rata-rata intensitas kebisingan yang dilakukan pada siang hari, yang memenuhi standar yaitu kelas anak diperoleh hasil rata-rata sebesar 44,3dBA, sedangkan malam hari hasil rata-rata kelas memenuhi standar. Hasil pengukuran rata-rata pencahayaan pada siang hari hanya dua kelas yang memenuhi standar yaitu ruang kelas IIIA dengan rata-rata sebesar 175 lux dan kelas I dan II dengan rata-rata 190 lux begitu juga malam hanya ada dua kelas yaitu kelas IIIB  dengan hasil rata-rata sebesar 49 lux dan kelas Anak dengan rata-rata 25 lux. Pengukuran rata-rata suhu dan kelembaban pada siang dan malam hari tidak ada kelas yang memenuhi standar.
Terdapat empat kelas yang tidak memenuhi standar pada pengukuran kebisingan di siang hari, sedangkan pada malam hari semua kelas yang diukur memenuhi syarat kesehatan. Pada pengukuran pencahayaan yang dilakukan pada siang hari ada dua kelas yang memenuhi standar begitu juga yang dilakukan pada malam hari. Pada pengukuran suhu menunjukan hasil rata-rata baik siang maupun malam tidak ada yang memenuhi standar yang ada. Pada pengukuran kelembaban menunjukan hasil rata-rata baik siang maupun malam tidak ada yang memenuhi standar yang ada. Saran bagi Rumah Sakit Melakukan kerjasama dengan dinas terkait dalam pemantauan paparan kebisingan secara berkala. Memberikan pengetahuan pada semua karyawan akan pentingnnya kualitas fisik udara bagi kesehatan dan dampaknya.

Daftar bacaan :18 (1975-2009)
Kata kunci      : Instalasi rawat inap, kualitas fisik udara
Klasifikasi      : 

TINJAUAN SANITASI GERBONG KERETA API KELAS EKONOMI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, 16 Juli 2010


ABSTRAK
Mochamad Nur Arifin (as_4v@yahoo.co.id)
TINJAUAN SANITASI GERBONG KERETA API KELAS EKONOMI DAOP V PURWOKERTO TAHUN 2010 
xx + 100 halaman: gambar, tabel, dan lampiran

Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi umum yang sering digunakan oleh masyarakat. Sebagai salah satu sarana pelayanan umum, sanitasi kereta api harus diperhatikan karena jika tidak diperhatikan akan mengganggu kenyamanan penumpang khususnya untuk Kereta api Kelas Ekonomi Daop V Purwokerto.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keadaan sanitasi, fasilitas fisik gerbong kereta api, pengendalian vektor, penanganan sampah, kualitas air bersih secara fisik, hygiene sanitasi makanan, keadaan suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya pada Gerbong Kereta api Kelas Ekonomi Daop V Purwokerto.
Metode penelitian deskriptif karena hanya menggambarkan fakta yang ada berupa kondisi sanitasi Kereta api Kelas Ekonomi Daop V Purwokerto.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa keadaan sanitasi Kereta api Kelas Ekonomi Daop V Purwokerto cukup. Keadaan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang masuk ke dalam gerbong tidak memenuhi syarat sedangkan pengendalian vektor, penanganan sampah, kualitas fisik air bersih, dan hygiene sanitasi makanan dengan skore baik.
Kesimpulan bahwa secara umum sanitasi di Gerbong Kereta api Daop V Purwokerto dalam kondisi cukup karena fasilitas fisik gerbong kereta api belum 100% baik, suhu, kelembaban, intensitas cahaya tidak memenuhi persyaratan. Dan saran yang dapat diberikan penulis pengelola kereta api perlu meningkatkan sanitasi kereta api terutama dengan fasilitas fisik yang tidak memenuhi syarat dengan cara menambahkan tempat sampah dan kotak PPPK, pengelola kereta api harus lebih memperhatikan kebersihan lantai, dan toilet.

Daftar bacaan : 12 (1985-2010)
Kata kunci      : Sanitasi Kereta api
Klasifikasi      : -

TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH NON MEDIS DI RSUD


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Progran studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010

Abstrak 
Maria Febiany (mariafebiany@yahoo.co.id)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH NON MEDIS DI RSUD Dr.SOESELO KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010 
XVI + 57 halaman: gambar, tabel, lampiran 

Rumah sakit merupakan institusi atau tempat pelayanan kesehatan terhadap individu pasien,keluarga dan masyarakat dengan inti pelayanan medik baik dai segi preventif,kuratif,rehabilitatif dan promotif yang diproses secara terpadu agar mencapai pelayanan kesehatan paripurna.Rumah sakit merupakan salah satu sumber timbulnya sampah,dampak negatif sampah rumah sakit yaitu sebagai sumber infeksi menularkan penyait,mengganggu estetika lingkungan Rumah sakit karena dapat sebagai tempat berkembangbiak lalat, nyamuk dan binatang pengganggu, serta merupakan sumber pencemaran air, tanah dan udara. 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan sampah non medis di RSUD Dr. Soeselo Kabupaten Tegal.
Metode penelitian yaitu deskriptif melalui observasi, pengukuran dan wawancara tenaga pengelola sampah. 
Hasil peelitian bahwa pengetahuan tenaga cukup,tempat sampah sudah cukup untuk menampung sampah yang dihasilkan. Pengangkutan sampah menggunakan gerobak terbuka, tidak ada jalur khusus pengangkut sampah dan sampah ditempatkan pada penempungan sementara yang letaknya diluar wilayh rumah sakit, mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.pembuangan akhir sampah non medis dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Perkotaan (DKP) seminggu 3 kali pada hari senin, Rabu dan Sabtu.
Kesimpulan tempat sampah yang ada di Rumah sakit sudah mencukupi kebutuhan, timbulan sampah yang dihasilkan volume rata-rata 3526,6 L . Pengangkutan dari setiap unit dilaksanakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pembuangan akhir sampah dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu Dinas Kebersihan Perkotaan (DKP) seminggu 3 kali senin, rabu dan sabtu.Sebaiknya pada saat pengangkutan sampah dari setiap unit menggunakan gerobak yang tertutup dan jalur yang khusus pengangkutan sampah, pembuangan akhir sampah medis dilaksanakan setiap hari.

Daftar bacaan : 14 (1985- 2010)
Kata kunci      : Sampah
Klasifikasi      :

STUDI PENERAPAN ERGONOMI SIKAP KERJA DUDUK PEKERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jurusan 
Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Putri Elita Ramadhini (lita_maran@yahoo.co.id)

STUDI PENERAPAN ERGONOMI SIKAP KERJA DUDUK PEKERJA 
BULU MATA PALSU PT. TIGA PUTRA ABADI PERKASA PURBALINGGA TAHUN 2010

xvi + 53 : tabel + gambar + lampiran 

Ergonomi merupakan  suatu ilmu yang berupaya menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan kebolehan dan batasan tenaga kerja sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat, selamat dan aman, nyaman dan efisien sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja. PT. Tiga Putra Abadi Perkasa Purbalingga merupakan salah satu dari beberapa perusahaan yang sebagian besar pekerjanya dilakukan dengan sikap kerja duduk. Selain itu, ergonomi harus diterapkan pada sikap kerja berdiri ataupun duduk. Terlebih lagi resiko yang ditimbulkan pada sikap kerja duduk yaitu banyak orang sering mengabaikan apa yang dinamakan cara duduk yang benar.
Tujuan penelitian untuk mengetahui antropometri pekerja, ukuran tempat duduk dan kesesuian antara antropometri dengan ukuran tempat duduk.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 1 minggu. Data ergonomi didapatkan berdasarkan pengukuran tinggi duduk, tinggi siku duduk, tinggi pinggul duduk, tinggi lutut duduk, panjang tungkai atas, panjang tungkai bawah, lebar pinggul duduk dan jarak pandang mata. Setiap data yang didapatkan kemudian diolah berdasarkan ergonomi sikap kerja duduk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran antropometri pekerja bulu mata palsu  dengan ukuran tempat duduk belum dapat dikategorikan ergonomi.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu penerapan ergonomi belum diterapkan secara keseluruhan pada perusahaan khusunya dilihat dari sikap kerja duduk pekerja dan juga tempat duduk yang belum memenuhi kriteria ergonomi.   

Daftar bacaan  : 18 (1995 – 2010)
Kata Kunci      : Ergonomi Sikap Kerja Duduk
Klasifikasi       : 

STUDI ANGKA KUMAN UDARA PADA GERBONG KERETA API

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Nurlihudin (Lie_cUte 31@yahoo.com) 
STUDI ANGKA KUMAN UDARA PADA GERBONG KERETA API PURWOJAYA DI WILAYAH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP V PURWOKERTO TAHUN 2010 
xii + 65 Halaman, Tabel, Gambar, Lampiran  

Kereta api adalah salah satu sarana transportasi dan angkutan umum yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, gerbong-gerbong kereta api sebagai tempat berkumpulnya banyak orang untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat dan beraktifitas di dalamnya dengan latar belakang dan derajat kesehatan yang berbeda dan berfariasi, menjadikan gerbong kereta api potensial timbulnya atau penularan penyakit yang disebarkan oleh kuman udara,
Tujuan penelitian untuk mengetahui angka kuman di udara, faktor yang mempengaruhi seperti temperatur udara, kelembaban udara, pencahayaan, kondisi AC, kondisi ventilasi/jendela dan frekuensi pembersihan dan pencucian gerbong Kereta Api Purwojaya 
Jenis penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian deskriptif dan observasional, subyek penelitian ini adalah angka kuman udara pada Kereta Api Purwojaya (persero) DAOP V Purwokerto.  
Hasil penelitian adanya kuman udara  pada faktor fisik seperti kondisi ventilasi,  kebersihan ruang gerbong, kondisi AC, suhu ruangan ( rata-rata kelas bisnis 32ºC dan eksekutif 28,33ºC ), kelembaban (rata-rata kelas eksekutif 67% dan kelas bisnis 64%), pencahayaan (rata-rata pada kelas eksekutif 28 lux dan kelas bisnis 93,8 lux, untuk faktor biologi  seperti karyawan, penumpang, pada pengamatan laboratorium rata-rata pada kelas Eksekutif sebanyak 17.404 koloni/jam/ft2 dan kelas Bisnis sebanyak 9.753 koloni/jam/ft  Untuk mengurangi angka kuman udara yang ada sesuai dengan hasil pengamatan maka perlu peningkatan kebersihan/sanitasi kereta api yaitu dengan pengadaan alat sesuai kebutuhan seperti sapu, tempat sampah pada tiap gerbong, penambahan tenaga OTC (On Trip Cleaning) yang bertugas menjaga kebersihan kereta, dan peningkatan pengawasan, pemasangan lampu germisida, pemasangan stiker pada Kereta Api Purwojaya.  

Daftar bacaan : 16 (1982-2009)
Kata kunci      : Angka kuman udara
Klasifikasi      :

STUDI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia          
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Lilis Suryani (lilis_suryani30@yahoo.com)
STUDI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH PURWOKERTO TAHUN 2010 
XVI + 74 halaman: gambar, tabel, lampiran  

Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. RSU Hidayah sebagai salah satu rumah sakit di Kabupaten Banyumas menghasilkan sampah berupa sampah medis dan sampah non medis dari aktivitas rumah sakit.
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan sistem pengelolaan sampah di RSU Hidayah.
Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan sistem pengelolaan sampah di RSU Hidayah dan membandingkannya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hasil penelitian yang didapat yaitu rata-rata volume sampah RSU Hidayah 246,41 liter/hari, telah ada perencanaan pengelolaan sampah yang terdapat di Dokumen UKL dan UPL tetapi belum ada SOP (Standar Operasional Prosedur). Tidak ada strukur organisasi khusus pengelolaan sampah sehingga penanggung jawab sampah masih merangkap dengan jabatan lain. Pelaksanaan pengelolaan sampah, pewadahan sampah medis belum sesuai dengan peraturan karena kantong plastik yang digunakan berwarna hitam, untuk sampah non medis tidak ada pemisahan antara sampah basah dan kering. Tidak dilakukan evaluasi secara berkala terhadap 6 aspek (Material, Machine, Method, Man, Money, dan Market). 
Kesimpulan penelitian ini adalah RSU Hidayah mempunyai perencanaan pengelolaan sampah, tidak ada struktur organisasi khusus pengelolaan sampah, pelaksanaan pengelolaan sampah medis cukup baik (72,5%) dan untuk sampah non medis kurang baik (49,75%) dan tidak ada evaluasi pengelolaan sampah. Peneliti menyarankan sebaiknya RSU Hidayah membuat SOP (Standar Operasional Prosedur), membentuk tim pengelolaan sampah, melaksanakan pengelolaan sampah sesuai rencana dan melakukan evaluasi pengelolaan sampah secara berkala.  

Daftar bacaan : 11 (1982 – 2008)
Kata kunci      : Pengelolaan, Sampah, Rumah Sakit
Klasifikasi      : -
Full text

STUDI KORELASI ANTARA KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN PENCEMARAN TANAH OLEH TELUR CACING NEMATODA USUS DI DESA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010  

Abstrak 
Laeli Nurrohmah (laeli_nurrohmah@yahoo.com)
STUDI KORELASI ANTARA KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN PENCEMARAN TANAH OLEH TELUR CACING NEMATODA USUS DI DESA KALIPUTIH KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2010
XVII + 52 halaman: gambar, tabel, lampiran

Tanah sebagai salah satu lingkungan fisik yang dapat  tercemari keadaannya, baik secara alami maupun aktifitas manusia. Salah satu indikasi tercemarnya tanah adalah adanya telur cacing nematoda usus. Pembuangan tinja di jamban merupakan salah satu bentuk tindakan preventif, sehingga perlu penyediaan sarana jamban di rumah guna menciptakan lingkungan yang sehat. 
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kepemilikan jamban, mendeskripsikan persentase pencemaran tanah oleh telur cacing nematoda usus, menganalisis hubungan antara kepemilikan jamban dengan pencemaran tanah oleh telur cacing nematoda usus.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga di Desa Kaliputih yaitu  458 KK. Sampel diambil dengan metode Stratified random sampling, sebesar 10%  yaitu 46 sampel.
Hasil penelitian ini adalah  kepemilikan jamban di Desa Kaliputih termasuk dalam kategori baik, 356 KK (78%) sudah mempunyai jamban. Dari 46 sampel yang di teliti, 10 sampel tanah (22%)  positif tercemar telur cacing nematoda usus. Tidak ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan pencemaran tanah oleh telur cacing nematoda usus (nilai Fisher’s exact test : 0,284)
Kesimpulan kepemilikan jamban di Desa Kaliputih sudah termasuk dalam kategori baik, dari 46 sampel yang di teliti, 10 sampel tanah (22%) positif tercemar telur cacing nematoda usus, tidak ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan pencemaran tanah oleh telur cacing nematoda usus. Saran dalam penelitian ini yaitu melakukan pembangunan jamban keluarga bagi keluarga yang belum memiliki jamban, masyarakat sebaiknya membuang tinja di jamban yang saniter, meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan PHBS terutama yang berhubungan dengan pembuangan tinja. 

Daftar bacaan :  23 (1979 – 2010)
Kata kunci      : Jamban, Pencemaran Tanah, Telur Cacing Nematoda Usus
Klasifikasi      :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kementerian Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan  Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010   

ABSTRAK 
Iwan Setiawan (sangar_iwan@yahoo.co.id) 
STUDI KEPADATAN LALAT DI PASAR BARU KECAMATAN MAJENANG KABUPATEN CILALAP TAHUN 2010  
XI+ 57 bhalaman : gambar, tabel, 7 lampiran 

Kepadatan lalat merupakan suatu indikator kurang baiknya cara pengelolaan sampah atau rendahnya tingkat kondisi sanitasi, sehingga dapat menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan. Studi kepadatan lalat diharapkan mampu menjadi petunjuk tingkat pencemaran yang terjadi di lingkungan pasar.
Tujuan penelitian memberikan gambaran tentang perilaku masyarakat pasar dalam interaksinya dengan lingkungan, terutama yang terkait erat dengan masalah kesehatan. Data sekunder diperoleh dari hasil wawncara dengan kepala Pasar Baru Majenang dan petugas yang berupa keadaan pedagang, sarana kesehatan lingkungan, upaya pengendalian lalat dan denah lokasi.
Hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut: Kepadatan lalat di Pasar Baru Majenang adalah 17 ekor per block grill. Hal ini menunjukan bahwa kepadatan lalat di Pasar Baru Majenang termasuk dalam kriteria tinggi / padat, karena mempunyai kepadatan lalat dalam range 6-20 ekor. Kepadatan lalat pada tempat penjualan daging  16 ekor  per block grill, penjualan sayuran 13 ekor per block grill, penjualan ikan 17 ekor per block grill, penjualan masakan jadi 10 ekor per block grill dan TPS 25 ekor per block grill. Setelah dilakukan inspeksi sanitasi, kondisi sanitasi Pasar Baru Majenang adalah 65,52 %.
Kesimpulan dari pengukuran kepadatan lalat tertingi adalah di TPS sebanyak 25 ekor per block grill. Kondisi sanitasi Pasar Baru Majenang cukup baik dan penanganan sampah sudah baik hanya saja kurangnya ketersediaan tempat sampah yang baik dan mecukupi.
Saran pada pengelola Pasar Baru Majenang dan petugas yang berwenang agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pengelolaan sampah. Perlu adanya penanganan atau upaya pengendalian lalat dari pengelola pasar maupun dari kesadaran dari para pedagang serta perlu diadakan tempat sampah yang baik dan mencukupi. 

Daftar bacaan : 14 (1981 - 2008)
Kata kunci      : Lalat, Penendalian Vektor, Pasar
Klasifikasi      : 

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, DAN PENGENDALIANNYA DI PT.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang  
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Ivan Rafsanjani Idris (ivanrafsanjani@yahoo.co.id)
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, DAN PENGENDALIANNYA DI PT. WANA MAKMUR SEJAHTERA PURBALINGGA 
XVI + 89 halaman, 6 tabel, 3 gambar, 13 lampiran

PT. Wana Makmur Sejahtera merupakan industri kayu lapis yang dalam kegiatan operasionalnya terdapat banyak potensi bahaya. Hal tersebut menarik perhatian penulis untuk membuat Karya Tulis Ilmiah mengenai Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendaliannya Di PT Wana Makmur Sejahtera.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber bahaya, menilai risiko, dan mengetahui pengendalian risiko di PT. Wana Makmur Sejahtera.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Data disajikan dalam bentuk narasi terstruktur dan tabel. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan teori-teori yang relevan.
Hasil penelitian yang diperoleh dari pengukuran faktor lingkungan fisik yaitu pencahayaan masih kurang dari NAB, kebisingan dan kadar debu masih dibawah NAB, sedangkan suhu melebihi nilai NAB. Potensi bahaya yang ada berasal dari alat, bahan, proses produksi, lingkungan kerja, metode kerja, cara kerja, dan produk kerja. Upaya pengendalian risiko yang diterapkan dengan pendekatan eliminasi, substitusi, modifikasi, administrasi, dan APD.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sumber bahaya di PT. Wana Makmur Sejahtera berasal dari alat, bahan, proses produksi, lingkungan kerja, metode kerja, cara kerja, dan produk kerja. Tingkat risiko kecelakaan dikategorikan sangat tinggi (ST). Pengendalian risiko kecelakaan kerja di PT. Wana Makmur Sejahtera yang sudah diterapkan adalah pengendalian dengan pendekatan administrasi dan APD. Upaya pengendalian dengan pendekatan eliminasi, substitusi, dan modifikasi masih belum diterapkan. Saran bagi perusahaan yaitu memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai Kesehatan dan keselamatan kerja serta pentinganya penggunaan APD,

Daftar bacaan : 13 (1976-2009)
Kata kunci      : Identifikasi, potensi bahaya, risiko
Klasifikasi      : -
Full text

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELELAHAN SUBYEKTIF PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak
Irta Sylviana Dewi (email : niertasylviana@yahoo.com)
HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELELAHAN SUBYEKTIF PADA PEKERJA INDUSTRI RAJASA MAS BATIK DI DESA MAOS KIDUL KECAMATAN MAOS KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010 
xviii+62 halaman: gambar, tabel, lampiran 

Sikap tubuh dalam bekerja merupakan gambaran tentang posisi badan, kepala dan anggota tubuh (tangan dan kaki) baik dalam hubungan antar bagianbagian tubuh tersebut maupun letak pusat gravitasinya. Sikap kerja berdiri dan sikap kerja duduk merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan ketika melakukan pekerjaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan subyektif pada pekerja Industri Rajasa Mas Batik.
Hasil penelitian menunjukan sikap kerja ergonomis 40% dan kurang ergonomis 40%. Nilai p > 0,05. Sehingga tidak ada hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan subyektif. Hasil perhitungan 15 sampel dengan uji regresi didapat persamaan y=42,755+0,167x. 
Kesimpulan sikap kerja ergonomis sebanyak 40% dan kurang ergonomis 40%. 80% pekerja mengalami kelelahan ringan. Nilai p>0,05 sehingga, tidak ada hubungan antara sikap kerja dan kelelahan subyektif. Saran yang diberikan kepada pemilik adakan penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja mengenai kelelahan kerja subyektif yang dilakukan secara berkala minimal 2 kali dalam 1 tahun untuk mengurangi resiko kelelahan kerja pada pekerja, peningkatan nilai gizi degan menyediakan makanan tambahan yang bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan pekerja seperti susu setiap 2 kali dalam seminggu.

Daftar bacaan  : 18 (1989-2009)
Kata kunci       : sikap kerja, kelelahan subyektif
Klasifikasi       :

STUDI ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG PANTRY (DAPUR) LOKASI KILANG PT.PERTAMINA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010

Abstrak   
Ika Cahyaningrum (Ika.cahya93@yahoo.com)
STUDI ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG PANTRY (DAPUR) LOKASI KILANG PT.PERTAMINA (PERSERO) RU. IV CILACAP TAHUN 2010 
XVII+70 halaman: gambar, tabel, lampiran 

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruh kenyamanan lingkungan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja/karyawan.
Tujuan dari peneliti adalah untuk mengetahui keadaan fisik (suhu, kelembaban, pencahayaan) dan angka kuman udara di ruang Pantry (Dapur) PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan crossectional, sedangkan dalam menganalisis hasil menggunakan analisis tabel. 
Hasil penelitian suhu pada ruang Pantry (Dapur) LOC I 24,3C, FOC II 29,2C, Laboratorium 29,3C, Paraxylene 30,8C dan di peroleh suhu rata-rata 28,4C. Kelembaban pada ruang Pantry (Dapur) LOC I 77,8%, FOC II 62,8%, Laboratorium 72,8%, Paraxylene 60,6% dan kelembaban rata-rata 68,5%. Pencahayaan pada ruang Pantry (Dapur) LOC I 80 Lux, FOC II 279 Lux, Laboratorium 115 Lux, Paraxylene 148 Lux dan pencahayaan rata-rata 155,5 Lux. Angka kuman udara pada ruang Pantry (Dapur) LOC I 334 koloni/m‡ udara, FOC II 55 koloni/m‡ udara, Laboratorium 222 koloni/m‡ udara, Paraxylene 110 koloni/m‡ udara dan angka kuman udara rata-rata 180,25 koloni/m‡ udara.
Kesimpulan penelitian yaitu keadaan fisik meliputi suhu rata-rata 28,4C, kelembaban rata-rata 68,5%, pencahayaan rata-rata 155,5 Lux dan angka kuman udara rata-rata 180,25 Koloni/m‡ udara. 
Saran penelitian yaitu suhu udara ruangan >28C perlu pengaturan temperatur suhu, Kelembaban udara ruang kerja >60% perlu menggunakan alat dehumidifier dan silika gel, penempatan bola lampu neon panjang 40 Watt agar menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu sering dibersihkan, Agar angka kuman di dalam udara ruang tidak melebihi batas perlu adanya pemelihara sistem AC sentral.
  
Daftar bacaan : 23 (1982-2002)
Kata kunci      : Angka kuman udara, perusahaan
Klasifikasi      : -
Full text