Selasa, 12 November 2013

PENGELOLAAN SAMPAH DI INSTITUSI SEKOLAH DASAR



Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah,12  Juli  2013

Abstrak
Putut Resiadi Pratama (pututresiadi@yahoo.co.id)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI INSTITUSI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013
XVI + 58 halaman: gambar, tabel, lampiran

Sampah merupakan hasil buangan dari kegiatan manusia yang sudah tidak terpakai lagi. Beberapa sumber sampah yang ada, salah satunya yaitu berasal dari Institusi sekolah Dasar. Institusi Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Bobotsari sebanyak  20 sekolah dasar dan ada 4544 siswa - siswi. Jumlah itu akan mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan. Apabila sampah yang ditimbulkan dari Institusi Sekolah dasar yang ada di Kecamatan Bobotsari tidak dikelola dengan baik, maka sampah itu akan menimbulkan banyak masalah, salah satunya yaitu  sampah akan menjadi sarang lalat yang akan mengganggu kesehatan seluruh warga sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah yang ada di Institusi Sekolah Dasar di Kecamatan Bobotsari tahun 2013.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang jelas dan nyata tentang pengelolaan sampah yang ada di Institusi Sekolah Dasar di Kecamatan Bobotsari tahun 2013. Cara pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan pengukuran. Peneliti menggunakan metode total sampling. Analisis yang dipakai adalah analisis deskriptif dan membandingkan dengan teori yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan penelitian terhadap pengelolaan sampah yang menggunakan instrument checklist dengan skor 41,38%, maka pengelolaan sampah di Institusi Sekolah Dasar di Kecamatan Bobotsari belum memenuhi syarat kesehatan.

Untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Institusi Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Bobotsari hendaknya pihak Institusi sekolah Dasar menyediakan tempat sampah yang memenuhi syarat, APD, dan membangun TPS. Saran untuk pedagang juga sebaiknya mempunyai tempat sampah sendiri. Saran untuk siswa sekolah dasar agar selalu membuang sampah pada tempatnya. Saran untuk petugas kebersihan agar menggunakan APD yang lengkap.

Daftar bacaan             : 18 (1981-2010)
Kata Kunci                  : sekolah dasar, pengelolaan sampah
Klasifikasi                    : -        

IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Sa’bani Ardi Widodo  ( sabani.ardiwidodo@yahoo.com )
IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO DI PT. ROYAL KORINDAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013
xvi + 76 halaman : gambar, tabel, lampiran

PT. Royal Korindah merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bulu mata palsu yang dalam kegiatan operasionalnya terdapat sumber bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sumber bahaya, mendeskripsikan penilaian risiko dan mendeskripsikan pengendalian risiko di PT. Royal Korindah Kabupaten Purbalingga.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan penelusuran dokumen. Data disajikan dalam bentuk narasi terstruktur dan tabel. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi atau fakta yang ada dengan teori-teori yang relevan dan peraturan-peraturan yang ada.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sumber bahaya yang ada berasal dari alat, bahan, cara kerja dan proses produksi, penilaian risiko tinggi apabila nilai risikonya 13-25 adalah terpotong, risiko sedang apabila nilai risikonya 5-12 adalah terpapar panas, terluka bakar, terjepit mesin, terkena bahan kimia, terpapar uap, risiko rendah apabila nilai risikonya 1-4 adalah terkena gunting, tertusuk, kelelahan, terkena jarum. Upaya pengendalian risiko yang diterapkan adalah pengendalian teknis/ engineering, administrasi dan APD.Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sumber bahaya yang ada berasal dari alat, bahan, cara kerja, proses produksi, terdapat tiga  ( 3 )  risiko yaitu tinggi, sedang, rendah. Upaya pengendalian risiko yang sudah diterapkan di PT. Royal Korindah adalah pengendalian teknis/ engineering, administrasi dan APD. Saran bagi perusahaan yaitu agar lebih tegas dalam mewajibkan pekerja untuk menggunakan APD, dilakukan tindakan pengawasan penggunaan APD pada pekerja, memberikan pemahaman dan pengarahan terhadap pekerja tentang sumber bahaya yang ada di tempat kerja dan cara pengendaliannya.

Daftar bacaan : 12  ( 1997-2013 )
Kata kunci      : Identifikasi sumber bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko
Klasifikasi      :-
Fulltext

HUBUNGAN PEMAKAIAN KURSI KULIAH DENGAN TIMBULNYA TINGKAT KELELAHAN KERJA MAHASISWA DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politekenik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 12 Juli 2013

Abstrak
Yuni Astuti (firlyz117@gmail.com)
HUBUNGAN PEMAKAIAN KURSI KULIAH DENGAN TIMBULNYA TINGKAT KELELAHAN KERJA MAHASISWA DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO TAHUN 2013
xvii+66 halaman, tabel, gambar, lampiran  

Melakukan aktifitas dengan sikap duduk menggunakan kursi lebih baik dibandingkan dengan sikap berdiri, karena proses terjadinya lelah menjadi lambat. Mahasiswa DIII Kesehatan Lingkungan Purwokerto mengikuti pembelajaran di kelas dengan posisi duduk menggunakan kursi selama berjamjam, maka dari itu pentingnya kenyamanan dalam pemakaian kursi kuliah demi menunjang prestasi mahasiswa perlu diperhatikan, karena akibat dari kursi yang tidak sesuai dengan antropometri dapat menurunkan konsentrasi mahasiswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kursi kuliah, menganalisis jenis keluhan, dan menganalisis hubungan pemakian kursi kuliah dengan timbulnya tingkat kelelahan mahasiswa DIII Kesehatan Lingkungan Purwokerto.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Variabel
bebas kursi kuliah, variabel terikat kelelahan umum. Data disajikan dalam bentuk tabel, gambar, diagram dan narasi
Hasil penelitian ini keluhan adalah pegal ditangan, pegal dikaki, pegal dileher,pegal dipunggung, dan rasa panas pada bagian pantat. Jumlah sampel 20 mahasiswa dari 20 mahasiswa ada 16 mahasiswa yang tidak mengalami kelelahan dan ada 4 mahasiswa yang mengalami lelah ringan. Mahasiswa yang menggunakan kursi ergonomis ada 13, yang mengalami kelelahan ringan ada 2 mahasiswa dan 11 mahasiswa tidak mengalami lelah, serta mahasiswa yang menggunakan kursi non ergonomis ada 7, yang mengalami kelelahan ringan ada 2 mahasiswa, dan yang tidak mengalami lelah ada 5. Analisis hubungan pemakaian kursi kuliah dengan timbulnya kelelahan menggunakan Chi Square didapatkan hasil 0,482 > 0,05 yaitu tidak ada hubungan antara pemakaian kursi kuliah dengan timbulnya tingkat kelelahan mahasiswa.
Kesimpulan dari penelitian ini menggunakan Chi Square didapatkan hasil 0,482 > 0,05 yaitu tidak ada hubungan antara pemakaian kursi kuliah dengan timbulnya tingkat kelelahan mahasiswa, dengan nilai Coefisien Contingensi 0,155 menunjukan hubungan lemah.
Saran bagi peneliti selanjutnya menambah parameter acuan kursi ergonomis, dan bagi institusi agar mengganti dengan desain kursi yang bisa digunakan oleh semua ukuran tubuh mahasiswa.

Daftar bacaan : 2005-2013 (10)
Kata kunci      : kursi kuliah, kelelahan.
Klasifikasi      : -
Fulltext

PENGARUH PEMAKAIAN RANCANGAN MEJA NOTEBOOK ERGONOMIS TERHADAP KELELAHAN KERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 12 Juli 2013

Abstrak
Tri Mulyani (trimulyani3@yahoo.co.id )
PENGARUH PEMAKAIAN RANCANGAN MEJA NOTEBOOK ERGONOMIS TERHADAP KELELAHAN KERJA MAHASISWA PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO TAHUN 2013
xvii + 62 halaman, tabel, gambar, lampiran

Pemakaian notebook dengan duduk bersila di lantai (lesehan) dapat menimbulkan masalah berupa nyeri pada leher, punggung dan pergelangan tangan, serta cepat lelah sehingga hasil kerja mahasiswa menjadi tidak optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja sebelum dan sesudah memakai meja notebook ergonomis serta mengetahui pengaruh pemakaian meja notebook ergonomis terhadap kelelahan kerja mahasiswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre-eksperimen dengan rancangan penelitian Pre-test and Post-test design. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable bebas yaitu rancangan meja notebook ergonomis dan variable terikat yaitu kelelahan kerja. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa DIII Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto sebanyak 15 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran, wawancara, observasi dan dokumentasi. Data disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan narasi
Hasil penelitian ini adalah sebelum menggunakan meja notebook ergonomis, 53% tidak mengalami kelelahan dan 47% mengalami kelelahan ringan. Sedangkan setelah memakai meja notebook ergonomis, 87% tidak mengalami kelelahan dan 13% mengalami kelelahan ringan. Hasil uji statistik paired t-test menunjukkan nilai 0,003 < 0,05 sehingga Ha diterima yang berarti ada beda kelelahan kerja sebelum dan sesudah menggunakan meja notebook ergonomis
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemakaian meja notebook ergonomis terhadap kelelahan kerja  mahasiswa sebelum dan setelah memakai meja notebook ergonomis. Disarankan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa untuk menambah jumlah sampel menjadi minimal 10% populasi.

Daftar bacaan : 2004  2013 (14)
Kata kunci      : ergonomi, kelelahan kerja, meja ergonomis
Klasifikasi      : - 
Fulltext

SANITASI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB PURBALINGGA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Abstrak  
Faradina Himas Mustika (dyna_naa92@yahoo.com)
TINJAUAN SANITASI RUMAH TAHANAN NEGARA  KELAS IIB PURBALINGGA TAHUN 2013
XV+81 halaman: tabel, gambar, lampiran

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. Dari hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan masih ditemukan aspek sanitasi yang belum memenuhi syarat di RUTAN Kelas IIB Purbalingga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut keadaan sanitasi di lingkungan RUTAN tersebut.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan melakukan pengamatan, pengukuran dan wawancara, hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan persyaratan yang ada.
Hasil penilaian Sanitasi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Purbalingga masuk dalam kategori cukup dengan presentasi 72 %. Kondisi kamar hunian bersih, tidak terdeteksi asap, lantai terbuat dari keramik dan dinding dari susunan batu bata, atap menggunakan genting, langit-langit kuat, pintu dan jendela dapat dibuka, ditutup dengan baik, kepadatan penghuni per orang 2,9 m,  luas lubang ventilasi 8,09% dari luas lantai letaknya bersebrangan, temperatur kamar normal 28,87 °C, kelembaban 96%, pencahayaan 43,21 Lux. Air bersih berasal dari sumur, pembuangan limbah cair yang berasal dari jamban disalurkan ke septictank, tempat sampah tidak berpenutup, kamar mandi dan WC digunakan ± 20 orang, penjamah mencuci tangan sebelum mengolah makanan.
Kesimpulan bahwa sanitasi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Purbalingga termasuk dalam kategori cukup baik, namun ada beberapa komponen yang belum memenuhi syarat yaitu kepadatan penghuni, kelembaban dan pencahayaan ruangan, pengelolaan air limbah dan jumlah kamar mandi/WC yang belum sesuai dengan kapasitas. Saran agar pemerintah dalam hal ini  Kementrian Hukum dan HAM khususnya Kepala RUTAN melakukan penanganan untuk memperbaiki  sanitasi RUTAN yaitu kepadatan penghuni, dengan memperbanyak jumlah kamar hunian dan jumlah kamar mandi agar sesuai dengan kapasitas.

Daftar bacaan : 15 (1983-2012)
Kata kunci      : Sanitasi Rumah Tahanan Negara
Klasifikasi      : -
Fulltext

SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA KECAMATAN PURWOKERTO UTARA

Kementerian Kesehatan republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Eko Sugiarto  ( Eko_eko@yahoo.com )
TINJAUAN SANITASI MASJID FATIMATUZZAHRA KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
Xiii + 60 halaman : lampiran, tabel, gambar

Masjid merupakan tempat umum dimana tempat berkumpulnya masyarakat umum beragama Islam, selain untuk beribadah, masjid juga dijadikan sebagai tempat berkumpul dan berlangsungnya acara yang resmi maupun tak resmi. Kondisi yang kurang baik dengan sanitasi masjid yang kurang memenuhi syarat berpotensi menjadi media penularan penyakit dan dapat menimbulkan masalah baru di lingkungan sekitarnya yang akan merugikan pengunjung maupun masyarakat disekitar masjid.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas tahun 2013.Metode penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif yang berarti menggambarkan secara langsung keadaan sanitasi masjid dengan cara observasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan keadaan sanitasi Masjid Fatimatuzzahra Purwokerto pada tahun 2013 termasuk dalam kategori baik dengan hasil penilaian menggunakan formulir inspeksi sanitasi masjid dari Dinas Kesehatan Propinsi dati I Jawa Tengah dengan nilai 820, tetapi masih ada beberapa permasalahan sanitasi yang harus diperhatikan.Kesimpulan dari penelitian adalah keadaan sanitasi masjid Fatimatuzzahra Purwokerto secara umum baik namun pada bagian halaman masjid masih timbul genangan, begitu juga pada saluran drainase dan kolam penampung sisa air wudlu, begitu juga pad ataman bermain anak yang kurang terawat dengan tumpukan sampah daun dapat menimbulkan vector penyakit. Keadaan tersebut menjadikan perlunya penanganan seperti perapatan batu susunan halaman masjid, pembersihan rutin drainase dan pengalihan titik henti sisa air wudlu, selain itu perawatan pad ataman bermain anak dan pemanfaatan sampah daun akan menjadi lebih bermanfaat.

Daftar bacaan : 17  ( 1986-2013)
Kata kunci      : Sanitasi masjid
Klasifikasi      :
Fulltext

KEPADATAN NYAMUK Anopheles Spp DI TUJUH DESA ENDEMIS MALARIA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013
 
Abstrak 
Sugi Ekowati (sugi.ekawati@yahoo.com)
DESKRIPSI KEPADATAN NYAMUK Anopheles Spp DI TUJUH DESA ENDEMIS MALARIA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012
XVI+62 halaman: gambar, tabel, lampiran 

Desa Ketanda, Selanegara, Bogangin, Banjarpanepen Watuagung, Karangsalam dan Karanggintung merupakan deretan Desa yang saling berbatasan satu sama lain, sehingga ke tujuh desa tersebut merupakan satu kawasan epidemiologi. Sederet desa tersebut masuk dalam kategori endemis malaria.

Tujuan penelitian untuk mengetahui kepadatan nyamuk Anopheles Spp yang ada di tujuh desa tersebut.Metode Penelitian ini menguraikan hasil survey yang menggambarkan kepadatan nyamuk Anopheles Spp yang terdapat di Desa Karangsalam, Karanggintung, Banjarpanepen, Bogangin, Selanegara, Ketanda dan Watuagung dengan menggunakan perhitungan MBR (Man Bitting Rate).
Hasil  penelitian penangkapan nyamuk jumlah nyamuk tertangkap paling banyak di Desa Watuagung dengan jumlah nyamuk 12 dengan MBR 0,1667, di bawahnya Desa Bogangin jumlah nyamuk 5 dan MBR 0,0694, Desa Karanggintung jumlah nyamuk 4 dan MBR 0,0417, Desa Ketanda jumlah nyamuk 2 dan MBR 0,0278 sedangkan Desa Karangsalam, Selanegara dan Banjarpanepen hasilnya 0.Dari hasil yang didapat diperoleh Kesimpulan bahwa desa yang memiliki kepadatan nyamuk Anopheles Spp tertinggi adalah Desa Watuagung dengan jumlah lahan pertanian sebanyak 96%. Perlu digugah kesadaran masyarakat agar peduli terhadap lingkungannya sehingga tidak ada lagi lingkungan sekitar rumah yang digunakan sebagai tempat perindukan nyamuk Anopheles Spp.

Daftar bacaan    : 13(1994 - 2010)
Kata kunci         : Nyamuk Anopheles Spp
Klasifikasi         : 
Fulltext

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) WAJIK PADA HOME INDUSTRI JENANG-WAJIK WANGON

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 

Abstrak
Nurlaeli Khikmah Rakhayu (khikmahrakhayu@yahoo.co.id)
STUDI PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) WAJIK PADA HOME INDUSTRI JENANG-WAJIK WANGON KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013
xviii+96 Halaman, gambar, tabel, lampiran.  

Makanan yang kita makan bukan hanya saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit(Anwar dkk, 1998, hal 1). Coliform pada makanan dapat menyebabkan gastroenteritris dan demam tifoid. Namun hingga saat ini belum ditemukan kasus keracunan makanan yang diakibatkan oleh wajik yang mengandung Coliform di Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan HACCP wajik pada Home Industri Jenang-wajik Wangon di kabupaten Banjarnegara.Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu menggambarkan penerapan HACCP pada proses pembuatan wajik di Home Industri Jenang-Wajik Wangon di kabupaten Banjarnegara. Cara pengumpulan data  adalah observasi menggunakan Checklist, wawancara dengan pemilik Home Industri serta pemeriksaan laboratorium santan, wajik yang dimasak, produk jadi serta pengaduk yang digunakan sebagai data pendukung.
Hasil penelitian HACCP di Home Industri Jenang-wajik Wangon adalah penjamah yang belum menggunakan APD (sarung tangan, Celemek, tutup kepala dan masker). Tempat penyimpanan bahan baku dan pengolahan wajik kotor dan berdebu. Kandungan Coliform pada santan sebesar >24/gr dan pada produk akhir sebesar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penjamah belum menggunakan
APD, terdapat sisa wajik pengolahan sebelumnya pada pengaduk, bahan dan metode yang digunakan sudah baik serta kualitas wajik yang dihasilkan sesuai dengan dengan Keputusan Kepala BPOM RI No HK 00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Saran untuk pemilik Home Industri Jenang-Wajik Wangon adalah perlu disediakan APD untuk penjamah serta pembersihan tempat dan alat produksi secara rutin. 

Daftar bacaan :1996-2013 (28)
Kata kunci      : HACCP, wajik, home industry jenang-wajik wangon
Klasifikasi      :-
Fulltext

STUDI KEPADATAN LALAT DAN IDENTIFIKASI JENIS LALAT DI PASAR SOKARAJA KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Triyani Setiyowati ( triyani_setiyowati@yahoo.co.id)
STUDI KEPADATAN LALAT DAN IDENTIFIKASI JENIS LALAT DI PASAR SOKARAJA KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
XVI + 87 halaman : narasi, gambar, tabel, lampiran

Pasar yang sehat yang memenuhi syarat sanitasi, salah satunya adalah pengendalian vektor penyakit dan salah satu vektor penyakit yang perlu diperhatikan yaitu lalat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sanitasi pasar, kepadatan lalat, jenis lalat dan pengendaliannya di Pasar Sokaraja.Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian hanya mendeskripsikan tentang kondisi sanitasi, kepadatan lalat, jenis lalat dan pengendaliannya di Pasar Sokaraja. Data tersebut dinarasikan dan dianalisis dalam bentuk tabel kemudian dibandingkan dengan teori-teori dan standar yang ada. Sesuai dengan item pemeriksaan menurut Suharsimi Arikunto tentang persyaratan kesehatan lingkungan pasar, sanitasi di Pasar Sokaraja hasilnya  53 % (kurang baik). Kepadatan lalat rata-rata di Pasar Sokaraja yaitu 6 ekor/ block grill termasuk padat, sehingga perlu pengamanan terhadap tempattempat berbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan upaya pengendaliannya. Jenis lalat yang terdapat di Pasar Sokaraja yaitu Musca domestica, Phaenicia sp dan Sarchopaga. Upaya pengandalian lalat di Pasar Sokaraja tidak ada.
Hasil penelitian kepadatan lalat rata-rata di Pasar Sokaraja yaitu 6 ekor/ block grill. Jenis lalat yang terdapat di Pasar Sokaraja yaitu Musca domestica, Phaenicia sp dan Sarchopaga. Saran untuk pengendalian lalat yaitu melaksanakan pengendalian lalat.

Daftar bacaan  : 29 (1985-2013)
Kata kunci       : Lalat, Vektor, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi        : -
Fulltext

KUALITAS UDARA DITEMPAT PEMBAKARAN BATU KAPUR DIDESA KARANGDAWA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politekenik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 8 Juli 2013

Abstrak
Azizah rosmawati (Azizahrosmawatirosma@yahoo.co.id)
STUDI DESKRIPTIF KUALITAS UDARA DITEMPAT PEMBAKARAN BATU KAPUR DIDESA KARANGDAWA KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013.
xv +  74 , Tabel, Gambar, Lampiran 

Bahan, alat , proses produksi dan lingkungan kerja berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Mengukur Kadar debu, Suhu, Kelembaban, Kecepatan angin merupakan hal yang harus diperhatikan bagi pekerja dan lingkungan kerja sekitar untuk mengetahui kualitas lingkungan kerja, sumber bahaya, pengendalian risiko  dan meminimalisir kecelakaan kerja.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Kadar debu, Suhu, Kelembaban, Kecepatan angin ditempat pembakaran batu kapur didesa Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. 
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder tahun 2012.Subyek penelitian ini adalah kualitas lingkungan kerja, identifikasi bahaya, pengendalian risiko kecelakaan kerja dipembakaran batu kapur Desa Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengumpulan, dan  dokumentasi. Data disajikan dalam bentuk table, gambar dan lampiran.
Hasil pemeriksaan di Sembilan titik meliputi, Kadar debu terendah 133,3333 mg/m, tertinggi 186,6667 mg/m , rata-rata 155,0740 mg/m, persyaratan baku mutu partikel debu 150 mg/m3. Suhu terendah 30,9 ˚C tertinggi 32,9 ˚C, persyaratan Suhu 18 ˚C-28˚C, Kelembaban terendah 65%, tertinggi 77%, persyaratan Kelembaban 40%-60%, Kecepatan angin terendah 1,2 tertinggi 2,9, arah angin kebarat.  Kesimpulan dari Pemeriksaan Kadar debu, Suhu, Kelembaban, Kecepatan angin melebihi dari persayaratan yang ditentukan. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini pekerja menggunakan APD, pemilik mendeskripsikan penyebaran debu,petugas kesehatan mengadakan penyuluhan.

Daftar Bacaan  : 20  (1982 – 2012)
Kata Kunci      : Udara, DEbu, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi       : - 
Fulltext

PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PERIMETER DAN BUFFER PELABUHAN TANJUNG INTAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS II CILACAP

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Abstrak
Prastiwi Fajar Isnaeni
“STUDI PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI WILAYAH PERIMETER DAN BUFFER PELABUHAN TANJUNG INTAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS II CILACAP TAHUN 2012”
Xv+ 91 halaman: tabel, gambar, lampiran

Penyakit yang ditularkan oleh vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor, seperti vektor demam berdarah dengue.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian DBD yang meliputi kegiatan pemeriksaan jentik berkala, abatisasi, fogging, PSN, penyuluhan, dan keberhasilan kegiatan pengendalian DBD di wilayah perimeter dan buffer Pelabuhan Tanjung Intan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Cilacap.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Pengolahan data menggunakan editing, coding,dan tabulating. Data dalam penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa survey jentik dilakukan secara rutin dengan HI tertinggi di wilayah perimeter 4,38 % pada tahun 2012 dan di wilayah buffer 8,53 % pada tahun 2010, hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan IHR 1969 yang menyatakan daerah perimeter harus bebas dari nyamuk Aedes aegypti HI=0% dan buffer HI<1 .="" 2009-="" 2012.="" abatisasi="" apabila="" bantuan="" br="" buffer="" cilacap="" countainer="" daerah="" dan="" dapat="" dari="" dbd="" dengan="" di="" dilakukan="" ditujukan="" focus="" fogging="" ii="" intan="" jentik="" kantor="" kasus="" keberhasilan="" kelas="" kesehatan="" langsung="" masyarakat="" menular="" nbsp="" organisasi="" pada="" pelabuhan="" pemeriksaan="" pengendalian="" penyakit="" perimeter="" positif="" psn="" rutin="" saat="" satu="" secara="" sekali="" tahun="" tanjung="" telah="" terjadi="" turunnya="" wilayah="" yang=""> 
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengendalian di Pelabuhan Tanjung Intan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Cilacap belum dilaksanakan dengan maksimal meskipun telah terjadi penurunan kasus DBD. Saran yang dapat penulis berikan adalah petugas KKP Tanjung Intan Cilacap dan jajarannya agar lebih baik dalam merencanakan dengan baik kegiatan pengendalian DBD.

Daftar bacaan : 13 (1987- 2012)
Kata kunci : Pengendalian vektor DBD
Klasifikasi : 
Fulltext

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETUGAS KEBERSIHAN DI KOTA PURBALINGGA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokwerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Iimiah, Juli 2013

Abstrak 
Desi Utaminingsih ( desi.utaminingsih@yahoo.co.id )
STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA  PETUGAS KEBERSIHAN DI KOTA PURBALINGGA TAHUN 2013 
XV+ 96halaman: tabel, gambar, lampiran 

Studi Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Petugas Kebersihan di Kota Purbalingga Tahun 2013. Penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu cara mengendalikan bahaya di lingkungan kerja, terutama bagi petugas kebersihan kota Purbalingga .

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan alat pelindung diri, alasan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri, prilaku petugas , kesesuaian alat pelindung diri, bahaya dan resiko yang terjadi , dan pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif  yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan penggunaan alat pelindung diri pada petugas kebersihan kota Purbalingga. Subyek penelitian ini adalah pekerja  sebanyak 104 orang. Cara pengumpulan datanya yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner dan checklist. Hasil Jumlah alat pelindung diri masker, sarung tangan, pelindung kepala, sepatu, baju kerja sudah sesuai dengan  jumlah petugas , penggunaannya belum 100 % digunakan. Jenis bahaya  yaitu polusi udara dan kendaraan bermotor, jenis resiko  batuk, sesak nafas, tertabrak kendaraan bermotor, terjatuh dan terpeleset . Pengawasan  dilakukan setiap hari oleh mandor. Alasan  petugas tidak mengunakan APD yaitu tidak membutuhkan APD, mengganggu aktivitas kerja, tidak nyaman. Prilaku petugas menggunakan APD lengkap, menggunakan APD tidak lengkap, dan sama sekali tidak menggunakan APD.
Kesimpulan jumlah APD dengan jumlah petugas sudah
sesuai. Penggunaannya belum 100% digunakan. Jenis bahaya  yaitu polusi udara  dari asap kendaraan dan kendaraan bermotor, jenis resiko  batuk, sesak nafas, tertabrak kendaraan bermotor, terjatuh dan terpeleset. Pengawasan terhadap APD dilakukan setiap hari oleh mandor.Disarankan kepada pengelola untuk melakukan penyuluhan terhadap penggunaan APD, resiko  dan bahaya yang terjadi, dan dilakukan pengawasan terhadap petugas kebersihan.

Daftar bacaan :
Kata kunci      : Penggunaan Alat Pelindung Diri
Klasifikasi      :
Fulltext

PENGARUH VARIASI KETEBALAN PASIR MERAPI SEBAGAI MEDIA FILTRASI DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN AIR SUMUR GALI DI DUSUN SANGEN, DESA CANDIREJO, BOROBUDUR, MAGELANG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Frida Wulansari Aris Saputri (fridawulansari@ymail.com)
PENGARUH VARIASI KETEBALAN PASIR MERAPI SEBAGAI MEDIA FILTRASI DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN AIR SUMUR GALI DI DUSUN SANGEN, DESA CANDIREJO, BOROBUDUR, MAGELANG TAHUN 2013
XVI + 69 halaman : gambar, tabel, lampiran 

Air adalah salah satu kebutuhan esensial manusia yang kedua setelah udara untuk keperluan hidupnya. Sumur gali  merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan maupun perkotaan di Indonesia. Air sumur gali yang tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh musim seperti kekeruhan. Filtrasi merupakan salah satu cara dalam mengatasi kekeruhan. Filtrasi dapat menggunakan beberapa media. Media filtrasi pasir Merapi dalam menurunkan kekeruhan belum pernah dilakukan sebelumnya.
Tujuan pnelitian untuk mengetahui pengaruh variasi ketebalan pasir Merapi sebagai media filtrasi dalam menurunkan kekeruhan air sumur gali di Dusun Sangen, Desa Candirejo, Borobudur, Magelang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan pre test and post test design, dengan maksud untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh pemakaian pasir Merapi sebagai media filtrasi dengan variasi ketebalan terhadap penurunan kekeruhan.
Hasil dari penelitian ini diketahui rata-rata tingkat penurunan kekeruhan untuk masing-masing ketebalan dari kekeruhan awal 48 NTU menjadi 15,4 NTU untuk ketebalan 10 cm, 22,2 NTU untuk ketebalan 20 cm, 24 NTU untuk ketebalan 30 cm, 25,7 NTU untuk keteblan 40 cm dan 31 NTU untuk ketebalan 50 cm. Berdasarkan analisis statistik diketehui ada pengaruh yang signifikan   (p value ≤ 5%). Kesimpulan penelitian ini adalah masing-masing saringan pasir memberikan pengaruh terhadap penurunan angka kekeruhan. Perlu penelitian lebih lanjut utamanya dalam hal kecepatan filtraasi dan diameter pasir.

Daftar bacaan : 20 (1995 - 2013)
Kata kunci      : Kekeruhan, Pasir Merapi
Klasifikasi      :
Fulltext

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL PT CANDI MEKAR PEMALANG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Mirza Begin  ( mirzabeginii@gmail.com )
TINJAUAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL PT CANDI MEKAR PEMALANG TAHUN 2013

PT Candi Mekar Pemalang bergerak di bidang industry tekstil yang menghasilkan limbah cair. Limbah  yang dihasilkan olehkegiatan industry menurut keputusan Perda Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu LImbah Cair yang mempunyai potensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup, karena itu perlu adanya pengendalian  terhadap pembuangan limbah cair.
tujuan penelitian untuk menekan dampak negative berupa limbah cair yang dihasilkan, PT Candi Mekar Pemalang telah membangun dan mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini  adalah penelitian obsevasional dengan analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dan wawancara terhadap pihak pengelola IPAL.
Hasil penelitian menunjukan bahwa PT Candi Mekar Pemalang menggunakan sistem biologi proses lumpur aktif  ( Biologycal System Activated Sludge Process)  yang dalam penguraiannya menggunakan bakteri aerob. Sumber penghasil limbah cair berasal dari proses produksi finishing. Peran dan fungsi dari struktur organisasi yang berkaitan dengan pengolahan limbah cair PT Candi Mekar Pemalang sudah jelas serta petugas memahami peran dan fungsinya. Kualitas mutu limbah cair PT Candi Mekar Pemalang yang meliputi 10 parameter sudah memenuhi syarat baku mutu air limbah industri tekstil dan batik yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012.
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan terhadap system menejemen pengolahan limbah cair PT Candi Mekar Pemalang Kabupaten Pemalang sudah memuaskan/baik. Saran untuk penelitian ini yaitu menambahkan jumlah dihasilkan.

Daftar bacaan : 12  ( 1987-2012 )
Kata Kunci    : Limbah, IPAL, Industri Tekstil
Klasifikasi      : -

INTENSITAS KEBISINGAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA PADA RUANG TURBIN DI PT. INDONESIA POWER UBP MRICA BANJARNEGARA TAHUN 2013

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Ekasanti Widhiaputri ( ekasantiwidhiaputri@ymail.com )
STUDI TENTANG INTENSITAS KEBISINGAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA PADA RUANG TURBIN DI PT. INDONESIA POWER UBP MRICA BANJARNEGARA TAHUN 2013

Upaya kesehatan lingkungan di tujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu lingkup lingkungan yang sehat di tempat kerja adalah kebisingan yang tidak melebihi nilai ambang batas yang telah di tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yaitu 85 dB. Berdasar pengukuran yang di lakukan oleh tim pemeriksa dari Universitas Diponegoro pada tahun 2002, di dapatkan intensitas kebisingan di ruang turbin sebesar 90,00 dB.

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif, peneliti memperoleh gambaran tentang intensitas kebisingan dan mendeskripsikan upaya pengendaliannya di ruang turbin PT. Indonesia Power UBP Mrica Banjarnegara tahun 2013. Penelitian ini di lakukan di ruang turbin yang terdiri dari 3 lantai dan setiap lantai di ambil 4 sampel. Input dari penelitian ini menitik beratkan sumber kebisingan yaitu, spesifikasi sumber kebisingan, proses kerja, cara kerja mesin turbin dan lingkungan kerja ruang turbin. Proses dalam penelitian ini adalah pengukuran intensitas kebisingan di ruang turbin dan pengendalian kebisingan di ruang turbin.
Hasil dari penelitian ini atau outputnya adalah kebisingan di ruang turbin tidak menggangu kesehatan manusia.
Kesimpulan bahwa kebisingan di ruang turbin PT. Indonesia Power UBP Mrica melebihi nilai ambang batas yang di tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yaitu 85 dB. Hasil pengukuran kebisingan di ruang turbin PT. Indonesia Power UBP Mrica menunjukkan bahwa di lantai turbin kebisingannya melebihi nilai ambang batas yaitu 90,55 dB, sedangkan lantai generator sebesar 83,92dB dan lantai unit panel control masih di bawah nilai ambang batas yaitu 83,65 dB. Upaya pengendalian kebisingan yang di lakukan  PT. Indonesia Power UBP Mrica adalah pengendalian teknis  ( pemeliharaan mesin dan peletakan ruang control yang terpisah dari sumber bising ) , administratif  ( pengaturan jam kerja )  dan penggunaan alat pelindung diri  ( ear plug dan ear muff ) . Peneliti menyarankan sebaiknya di lakukan pelatihan tentang bahaya kebisingan kepada semua operator mesin turbin, dan memberikan sanksi bagi operator yang tidak memakai alat pelindung diri  ( ear plug and ear muff) .

Daftar bacaan : 11 ( 2002-2012 )
Kata kunci      : Intensitas kebisingan, pengendalian kebisingan
Kualifikasi      : -
Fulltext

KESUKAAN KELUARNYA NYAMUK Anopheles Spp DI TUJUH DESA ENDEMIS MALARIA DI KABUPATEN BANYUMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Abstrak
Lia Puji Anggraeni  ( liapuji92@yahoo.co.id )
DESKRIPSI KESUKAAN KELUARNYA NYAMUK Anopheles Spp DI TUJUH DESA ENDEMIS MALARIA DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012
xvii + 58 halaman : gambar, tabel, lampiran

Keberadaan Malaria disuatu daerah yang pernah ada kejadian malaria di daerah tersebut menunjukan adanya vektor malaria, asumsi inilah yang mendorong peneliti untuk menjabarkan kebiasaan species nyamuk Anopheles Spp dalam mencari darah. Penelitian ini dilaksanakan di Tujuh Desa Endemis Malaria di Kabupaten Banyumas yaitu Desa Karangsalam, Karanggintung, Ketanda, Bogangin, Selanegara, Banjarpanepen dan Watuagung dengan Tujuan Penelitian untuk mengetahui kesukaan keluarnya nyamuk Anopheles Spp di tujuh desa endemis malaria di Kabupaten Banyumas
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan menggambarkan kesukaan keluarnya nyamuk Anopheles Spp. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas dan BPS Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian mengenai kesukaan keluarnya nyamuk Anophles Spp di Tujuh Desa Endemis Malaria yaitu Desa Karangsalam, Banjarpanepen, dan Watuagung tidak diketahui. Di Desa Ketanda, Desa Bogangin, Desa Selanegara dan Desa Karanggintung kesukaan keluarnya nyamuk Anopheles Spp yaitu antara pukul 19.00-03.00 WIB. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah Kesukaan keluarnya nyamuk Anopheles Spp di Desa Ketanda yaitu antara pukul 19.00-21.00 WIB dengan spesies An. maculatus dan jumlahnya 2 ekor, di Desa Bogangin yaitu antara pukul 21.00-04.00 WIB dengan spesies An. vagus dan jumlahnya 4 ekor, di Desa Selanegara yaitu antara pukul 19.0020.00 WIB dengan spesies An. minimus dan jumlahnya 1 ekor, dan di Desa Karanggintung yaitu antara pukul 20.00-03.00 WIB dengan spesies An. tesselatus 1 ekor, An. minimus 1 ekor, An. balabacensis 2 ekor dan An. vagus 1 ekor dengan jumlah nyamuk tertangkap secara keseluruhan sebanyak 5 ekor. Sedangkan di Desa Karangsalam, Banjarpanepen dan Watuagung tidak ditemukan spesies nyamuk Anopheles Spp. Dari hasil tersebut diharapkan bagi masyarakat agar tidak keluar rumah/melakukan aktifitas di luar rumah pada pukul 19.00-03.00 WIB untuk menghindari gigitan nyamuk Anopheles Spp.

Daftar bacaan : 16  ( 1985-2012 )
Kata Kunci     : Nyamuk Anopheles Spp, Malaria
Klasifikasi      : -
Fulltext

SANITASI MAKANAN DI RUMAH MAKAN SOTO LAMA SOKARAJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, July 2013

Abstrak
Adhitya Septiyaningrum  ( Dhi_mini@yahoo.com )
STUDI HYGIENE SANITASI MAKANAN DI RUMAH MAKAN SOTO LAMA SOKARAJA  KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
XV + 63 halaman : gambar , tabel, lampiran

Makanan memiliki peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Makanan yang menarik,nikmat dan tinggi gizi tidak akan menjadi tidak berarti jika tidak aman untuk dikonsumsi.Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Keamanan makanan pada dasarnya adalah upaya hygiene sanitasi makanan, gizi dan safety. Keadaan sanitasi pengelolaan makanan yang memenuhi syarat, baik dari tempat, penjamah, peralatan dan enam prinsip hygiene sanitasi makanan di tujukan untuk mencapai tersedianya makanan yang sehat bagi masyarakat.
Tujuan penelitian adalah mengetahui penerapan hygiene sanitasi makanan di rumah makan soto lama sokaraja. Metode penelitian deskriptif dengan maksud untuk menggambarkan keadaan sanitasi pengelolaan makanan di rumah makan soto lama Sokaraja Kabupaten Banyumas tahun 2013. Dengan cara pengambilan data menggunakan ceklist, kuesioner dan hasil laboratorium.
Hasil penelitian inspeksi sanitasi ke lima rumah makan soto lama sokaraja, sanitasi keseluruhan yang didapat dari penilaian tempat pengelolaan makanan, penjamah, fasilitas  ( sanitasi, ruang makan, dapur dan gudang bahan makanan ) , enam prinsip hygiene sanitasi makan, dan peralatan diperoleh hasil Nw 86,8%, S.A rumah makan  ( 1 )  86%, Sk 81,8%, S.A rumah makan  ( 2 )  89,1% dan M 70,04 %. Kesimpulan bahwa hygiene sanitasi makanan pada lima rumah makan soto lama sokaraja memenuhi syarat dan menyarankan untuk penyediaan tempat cuci tangan yang memenuhi syarat pada tempat penyajian dan bagi para penjamah diadakan pelatihan tentang penyehatan makanan terutama penjamah mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja dan tidak memakai cincin pada saat pengolahan demi menghindari pencemaran bakteri pada makanan.

Daftar bacaan : 18  ( 1992-2012 )
Kata kunci      : Hygiene sanitasi makanan
Klasifikasi      :
Fulltext
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politekenik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 03 Juli 2013

Abstrak
Supri Adiyono  ( adionosuprie@yahoo.com )
STUDI DESKRIPTIF SANITASI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ‘ULUM DESA WONOYOSO KECAMATAN BUMIREJO KABUPATEN KEBUMEN
xv + 61 halaman, tabel, gambar, lampiran

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Agama Islam, yang dalam kegiatannya mengembangkan fungsi peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT, pengembangan keilmuan yang manfaat, dan pengabdian terhadap agama islam, masyarakat, dan negara. Berdasarkan survey yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum ditemukan aspek sanitasi lingkungan yang belum memenuhi syarat, Tujuan penelitian di Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum untuk mengetahui lebih lanjut keadaan sanitasi di lingkungan pondok pesantren. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan melakukan pengamatan, pengukuran dan wawancara. Hasil dimasukan dalam bentuk narasi dan tabel, kemudian di analisis dan dibandingkan dengan peraturan yang ada.
Hasil penelitian Sanitasi Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum termasuk dalam kategori cukup dengan presentase 73%. Kondisi lingkungan dan bangunan terawat, dilengkapi pagar, tidak memungkinkan sebagai tempat bersarangnya serangga atau tikus. Kamar atau ruang bersih, dinding berwarna terang, kepadatan hunian 2,02 m2 per orang, pencahayaan siang 63 lux dan malam 9,66 lux, kelembaban 91,23%, suhu 28,6oC, penghawaan 3,36%. Kandungan coliform air bersih 210 MPN/100 ml. Perilaku Hidup Bersih Sehat Pengasuh sudah baik dengan presentase 82%, Perilaku Hidup Bersih Sehat Santri berjumlah 14 orang sudah cukup baik dengan presentase 70% dan 6 orang kurang baik dengan presentase 30%.
Kesimpulan Sanitasi Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum termasuk dalam kategori cukup baik, tetapi masih ada beberapa komponen yang belum memenuhi syarat yaitu kepadatan penghuni, pencahayaan malam, pembuangan air limbah, sarana air bersih. Adapun saran, yaitu penambahan kamar, penambahan penerangan, pemberian klor pada air bersih.

Daftar bacaan : 17  ( 1981-2012)
Kata kunci      : Sanitasi Pondok Pesantren
Klasifikasi      : 

KADAR DEBU PADA PEKERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 20013

Abstrak
Annas Restu Barokah  ( annasrestu@ymail.com )
STUDI KADAR DEBU PADA PEKERJA DI PT. WANA MAKMUR SEJAHTERA KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013
xv+73 halaman : lampiran, tabel gambar

Udara merupakan komponen lingkungan yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga udara agar tetap bersih. Pencemaran udara yang disebabkan oleh debu yang berasal dari proses pembuatan kayu lapis di PT. Wana Makmur Sejahtera Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga dirasakan pekerja.
Tujuan penelitian ini adalah mengukur paparan debu terhirup pada pekerja bagian repair di PT.Wana Makmur Sejahtera Purbalingga. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif dengan metode observasional, jumlah sampel 27 responden yang diukur kadar debu terhirupnya dengan Personal Dust Sampler, penentuan sampel dengan metode simple random sampling atau undian. Variable lain yang diukur adalah arah dan kecepatan angin, suhu dan kelembaban ruangan.
Hasil penelitian menunjukkan kadar debu yang terhirup pekerja melebihi nilai amabng batas  (NAB )  sebesar 3 mg/m3 sesuai PERMENAKERTRANS NO.13 Tahun 2011 sebanyak 5 orang sebesar .54 mg/m3, 4.54 mg/m,4.54 mg/m3, 6 mg/m3, dan 4.54 mg/m3. Arah dan kecepatan angin bergerak dari arah utara menuju ke selatan dengan kecepatan 3.6 m/s. Suhu dan kelembaban ruangan sebesar 36
0 C dan 60% melebihi nilai ambang batas sesuai KEPMENKES NO.1405/MENKES/SK/XI/2002 suhu ruangan 18-28 C dan 6595% kelembaban ruangan. Jenis alat pelindung diri dan metode pengendalian yang dilakukan dengan menyediakan masker, tidak ada sekat dan tembok penutup bagian belakang pabrik. Kesimpulan 5 pekerja mempunyai kadar debu yang terhirup melebihi nilai ambang batas  ( NAB ) . Suhu dan kelembaban diatas standar KEPMENKES NO.1405/MENKES/SK/XI/2002, arah angin bergerak dari arah utara menuju ke selatan dengan kecepatan angin 3.6 m/s, metode pengendalian debu terhirup berupa penyediaan masker bagi pekerja. Saran peneliti untuk memberikan sekat dan pembangunan tembok penutup belakang pabrik.

Daftar bacaan :
Kata Kunci     : Kadar debu,
Klasifikasi      : 

KUALITAS BAKTERI Salmonella sp PADA TELUR ASIN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Abstrak 
Wahyu Setianingrum
STUDI KUALITAS BAKTERI Salmonella sp PADA TELUR ASIN DI KECAMATAN AYAH, KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013.
 xvii + 8 halaman: gambar, tabel, lampiran

Telur merupakan produk unggas yang selalu dihubungkan dengan cemaran bakteri Salmonella. Telur Asin merupakan masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan. Makanan ini sering dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya enak, harganya terjangkau, dan juga mudah didapat karena telur asin banyak dibuat oleh home industry seperti di daerah Kecamatan Ayah. Pembuat telur asin biasanya tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa pada telur asin, hal ini dapat menimbulkan risiko bagi konsumen yang umumnya tidak mengetahui batas aman untuk mengkonsumsi telur asin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas bakteri Salmonella sp pada telur asin setelah 1 hari, 7 hari dan 14 hari, mendeskripsikan kondisi fisik telur dan hygiene sanitasi pengelolaan telur asin. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Data kualitas bakteri Salmonella sp diperoleh dengan melakukan pemeriksaan di laboratorium, data kondisi fisik telur dan hygiene sanitasi makanan diperoleh dengan observasi dan wawancara. 
Hasil pemeriksaan pada 5 sampel telur asin setelah 1 hari semua Negatif (tidak mengandung Salmonella sp). Hasil pemeriksaan pada 5 sampel telur asin setelah 7 hari, 4 sampel Negatif dan 1 sampel Positif (mengandung Salmonella sp). Hasil pemeriksaan 5 sampel telur asin setelah 14 hari semua Negatif. Menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK 00.06.1.52.4001 Tanggal 28 Oktober 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan. Batas maksimum Salmonella sp pada telur asin adalah Negatif/25g*, maka hasil pemeriksaan kualitatif pada telur asin dengan kode C2 tidak memenuhi standar maksimum cemaran mikroba.
Kesimpulan penelitian adalah kondisi fisik telur asin setelah 1 hari 100% Baik, setelah 7 hari 10% Baik 60% Cukup Baik 30% Tidak Baik, setelah 14 hari 100% Tidak Baik. Hygiene sanitasi pengelolaan telur asin di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen 1 termasuk dalam kategori Cukup Baik, 3 termasuk kategori Kurang Baik, dan 1 termasuk kategori Tidak Baik. Saran yang dapat diberikan yaitu melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada para penjamah mengenai aspek hygiene sanitasi pengelolaan makanan.

Daftar bacaan : 28 (1986 – 2013)
Kata kunci      : Telur asin – Bakteri Salmonella sp
Klasifikasi      : -

Pemakaian Rancangan Rangka Jilbab (Ciput) Ergonomis Terhadap Kenyamanan Penggunaannya Pada Mahasiswa

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Depkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

ABTRAKS
Umi Ambarwati ( umi_ambarwati@yahoo.co.id)
Pengaruh Pemakaian Rancangan Rangka Jilbab (Ciput) Ergonomis Terhadap Kenyamanan Penggunaannya Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Tahun 2013.
 xv + 110 halaman, tabel, gambar, lampiran.

Perempuan indonesia sebagian besar bekerja menggunakan jilbab (ciput). Keluhan yang dirasakan terasa panas pada kepala bagian atas, terjadi penumpukan keringat pada kepala yang mengakibatkan frekuensi cuci rambut lebih sering, merasa tidak nyaman jika jilbab (ciput) terlalu lama dipakai selain itu pemakaian menjadi tidak nyaman beraktivitas yang berarti produktivitas terganggu.
Metode penelitian yang peneliti buat yaitu menggunakan 4 variabel diantaranya adalah variabel bebas dalam hal ini adalah kenyamanan pemakaian ciput, Variabel terikat dalam hal ini adalah kenyamanan pengguna, Variabel terikat dalam hal ini adalah lama penggunaan dan lokasi pekerjaan, dan Variabel terikat dalam hal ini adalah suhu.
Hasil dari penelitian kali ini adalah kerangka kerudung yang peneliti buat ada pengaruh pemakaian kerangka kerudung.
Kesimpulan hasil analisis menggunakan program SPSS dengan uji paired t-test diperoleh hasil hitung 0,001 < α 0,05 berarti hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh pemakaian kerangka kerudung ergonomis terhadap kenyamanan pengguna. Saran yang dibuat peneliti Kepada peneliti perlu dilakukan penelitian lanjut pemakaian rangka kerudung diluar gedung, masih banyak diperlukan perbaikan dalam penelitian

Daftar bacaan : 7 (1992-2013)
Kata kunci      : Ergonomi 
Klasifikasi      :

ANGKA KUMAN PADA PERMUKAAN KEMASAN MINUMAN KALENG YANG DIJUAL PEDAGANG DI TERMINAL BUS


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013


Abstrak
Tegar Sri Argadhitya (Tegargadhitya@yahoo.com)
STUDI ANGKA KUMAN PADA PERMUKAAN KEMASAN MINUMAN KALENG YANG DIJUAL PEDAGANG DI TERMINAL BUS PURWOKERTO TAHUN 2013
XVI + 63 halaman: gambar, tabel, lampiran       

Kebersihan minuman kemasan kaleng yang kurang baik, menjadi peranan penyebaran penyakit akibat keberadaan mikroorganisme pathogen, yang mungkin terdapat pada permukaan kemasan minuman kaleng. Minuman kemasan kaleng harus di jaga kebersihannya, terutama dari cemaran debu yang didalamnya mengandung mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui angka kuman yang terdapat pada permukaan kemasan minuman kaleng yang dijual pedagang di Terminal Bus Purwokerto. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dan analisa laboratorium, untuk mengetahui angka kuman pada permukaan kemasan minuman kaleng yang dijual pedagang di Terminal Bus Purwokerto.      Pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada kemasan minuman kaleng, keseluruhan 11 sampel tidak memenuhi syarat, berdasarkan nilai ambang batas (NAB) yang diatur dalam Permenkes RI No. 1096/menkes/SK/VI/2011, bahwa syarat peralatan makan tidak boleh terdapat bakteri dan tidak mengandung E. coli.
hasil yang menyatakan keseluruhan sampel tidak memenuhi syarat, selanjutnya pedagang diharapkan menjaga hygiene perorangan, perilaku pada saat berjualan, dan menjaga sanitasi tempat penyimpanan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kontaminasi dari debu.

Daftar bacaan  : 16 (1987 – 2013)
Kata Kunci      :  Minuman kemasan kaleng
Klasifikasi       : 

MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SURVEY JENTIK NYAMUK Aedes aegypti

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 

 Abstrak

Sri Wahyuni (sriwahyuni_kesling@yahoo,com)
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SURVEY JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI DESA PLIKEN KECAMATAN KEMBARAN  KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2011-2012 xix+64 : gambar, tabel, lampiran
 
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Pelaksanaan kegiatan survey jentik nyamuk dilakukan di dalam dan di luar rumah, kemudian hasilnya dinyatakan dengan angka House Index (HI), Container Index (CI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ). Data CI tahun 2010 1,16%, tahun 2011 5,13%, tahun 2012 3,64%, dan data ABJ tahun 2010 98,21%, tahun 2011 84,94%, tahun 2012 95,95%. Data HI yang di laporkan ke pihak Puskesmas sejak tahun 2010 hingga tahun 2012 tidak lengkap pada setiap bulannya, sehingga sulit di tentukan persentase HI-nya. Tahun 2011 ABJ yang diperoleh berada dibawah standar yang ditetapkan oleh Puskesmas II Kembaran yaitu sebesar 95%, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian mengenai monitoring dan evaluasi kegiatan survey jentik nyamuk di Desa Pliken Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan survey kualitatif, yaitu memberikan gambaran tentang monitoring dan evaluasi survey jentik nyamuk Aedes aegypti di Desa Pliken Tahun 2011-2012. Wilayah Desa Pliken terdapat 9 RW dengan rincian RW 1 sebanyak 6 RT, RW 2 ada 5 RT, RW 3 ada 5 RT, RW 4 ada 5 RT, RW 5 ada 5 RT, RW 6 ada 9 RT, RW 7 ada 5 RT, RW 8 ada 6 RT, dan RW 9 ada 4 RT. Total rumah yang harus diperiksa sebanyak 1.830. Tahun 2011-2012 cakupan rumah yang diperiksa sebanyak 95,74%, dari total rumah 1.830 rumah. Hasil ABJ tahun 2011 yang terendah (<95 03="" 04="" 06.="" 06="" 07="" 08="" 09.="" 0="" 11="" 2011="" 2012="" 95="" abj.="" abj="" bahwa="" beberapa="" berada="" cakupan="" dan="" dbd="" di="" dibawah="" hal="" ini="" kasus="" masih="" membuktikan="" pada="" rw="" sampai="" sebanyak="" tahun="" target="" terdapat="" tersebar="" tetapi="" yang="">95%, masih tetap ada kemungkinan timbulnya tempat perkembangbiakan jentik Aedes aegypti. 
 
Peneliti menyimpulkan dari hasil monitoring dan evaluasi kegiatan survey jentik nyamuk Aedes aegypti di Desa Pliken, hanya ada sebagian pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas. Disarankan agar kader dan petugas sanitarian tetap menggerakkan PSN DBD dan 3M plus serta penyuluhan tentang DBD.
 
Daftar bacaan : 13 (1986-2012)
Kata kunci : Penyakit DBD 
Klasifikasi :  -
Full text
 

PENGENDALIAN TIKUS DI DAERAH PERIMETER KKP KELAS II CILACAP TAHUN 2010-2012”

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak
Simpuh Sofatun Marwah
PENGENDALIAN TIKUS DI DAERAH PERIMETER KKP KELAS II CILACAP TAHUN 2010-2012
XV + 68 : Tabel, gambar, dan lampiran  

KKP adalah Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berada di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di kota Cilacap. Wilayah KKP Kelas II Cilacap dibagi menjadi dua daerah pengawasan yaitu daerah perimeter dan buffer. Berdasarkan survey pendahuluan, diketahui hasil jumlah tikus (tahun 2010-2012) mengalami penurunan dan peningkatan. Atas dasar hal itu, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan Judul “Pengendalian Tikus di Daerah Perimeter KKP Kelas II Cilacap Tahun 2010-2012”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya pengendalian tikus dan mendeskripsikan data hasil kepadatan tikus dan indeks pinjal di daerah perimeter KKP Kelas II Cilacap.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Cilacap yang sudah tersedia, yang mencakup hasil pengamatan kepadatan tikus di daerah perimeter KKP Kelas II Cilacap Tahun 2010-2012.
Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat data laporan tahunan KKP Kelas II Cilacap (tahun 2010-2012), bahwa kegiatan pengendalian tikus di daerah perimeter KKP Kelas II Cilacap dilakukan dengan cara pemasangan perangkap tikus kurang berhasil, karena kegiatan ini tidak dilakukan setiap bulannya, hanya beberapa kali dalam satu tahun. Jumlah tikus tertinggi yaitu pada tahun 2010 sebanyak 24 ekor, dan jumlah tikus terendah yaitu pada tahun 2011 yaitu sebanyak 35 ekor.
Simpulan dari penelitian pengendalian tikus adalah kegiatan pemasangan perangkap beberapa kali dalam satu tahun dengan menggunkan umpan kelapa bakar dan bakso goreng. Disarankan supaya lebih rutin dalam pemasangan perangkap dan melakukan pengujian kesukaan umpan kembali.

Daftar bacaan : 16 (1985-2012)
Kata kunci      : pengendalian tikus
Klasifikasi       : -  

DENSITAS LARVA Aedes spp DI DESA PLIKEN KECAMATAN KEMBARAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Abstrak 
Silvia Kusumaningrum
DENSITAS LARVA Aedes spp DI DESA PLIKEN KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013.
xvi + 46 halaman: gambar, tabel, lampiran 

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyumas sejak tahun 2008 hingga 2012 berjumlah 1961 kasus. Penyakit DBD telah berjangkit di Kecamatan Kembaran, tepatnya di Desa Pliken. Desa Pliken termasuk wilayah Puskesmas Kembaran II dengan jumlah kasus DBD sebanyak 19 kasus pada tahun 2012. Pada tahun 2010 hingga 2012 terdapat 10 kasus DBD di Desa Pliken.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya larva Aedes spp, mengidentifikasi larva Aedes spp, mengitung Container Index (CI), House Index (HI), Breteau Index (BI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ).  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah yang diteliti yaitu seluruh RW 6 dan RW 7. Pengumpulan data umum dan data khusus diperoleh dengan pengamatan dan pemeriksaan di lapangan. 
Hasil penelitian di RW 6 dan RW 7 Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas didapat CI = 18%, HI = 22%, BI = 61% dan ABJ = 78% serta terdapat larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus di seluruh kontainer yang diperiksa. 
Kesimpulan penelitian ini adalah dari hasil survei didapat CI = 18%, HI = 22%, BI = 61% dan ABJ = 78%. CI tersebut termasuk dalam kriteria tinggi karena melebihi standar yang telah ditetapkan yaitu CI ≥ 5% dan ABJ kurang dari 100%. Maka dari itu, masyarakat perlu berperan aktif dalam memutuskan rantai penularan penyakit tersebut melalui kerja bakti, PSN, 3M dan abatisasi agar larva nyamuk yang berada dalam kontainer tidak berkembangbiak.   

Daftar bacaan : 12 (1979-2012)
Kata kunci     : Densitas Larva Aedes spp
Klasifikasi      : - 

KONTAMINASI E.coli PADA PERALATAN MAKAN YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG KAKI LIMA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

Abstrak

Pulung Kusumajati  ( phunapepy@yahoo.co.id )
STUDI KONTAMINASI E.coli PADA PERALATAN MAKAN YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN  ALUN BANJARNEGARA TAHUN 2013

Kebersihan peralatan makan yang kurang baik sangat mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan penyebaran kuman penyakit dan keracunan. Untuk itu peralatan makanan haruslah dijaga terus kebersihannya, supaya terhindar dari kontaminasi kuman patogen salah satunya yaitu E.coli serta zat pencemar lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan E.coli pada peralatan makan yang digunakan oleh pedagang kaki lima di alun  alun Bankarnegara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisa laboratorium untuk mengetahui angka kuman E.coli pada peralatan makan yang digunakan oleh pedagang kaki lima di alun  alun Banjarnegara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemeriksaan laboratorium usapan peralatan makan yang digunakan oleh pedagang kaki lima di alun  alun Banjarnegara belum memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Permenkes RI No. 1096/Menkes/PER/2011 adalah bahwa syarat peralatan makan tidak mengandung E.coli. Pada 11 sampel peralatan makan yang digunakan oleh pedagang makanan dan minuman semuanya mengandung kuman E.coli  ( Positif ). Berdasarkan hasil tersebut diharapkan pada para pedagang makanan untuk lebih menjaga kebersihan hygiene sanitasi makanan terutama pada proses pencucian peralatan makan sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya kontaminasi pada makanan.

Daftar bacaan : 26  ( 1989  2013 )
Kata kunci      : E.coli, peralatan makan
Klasifikasi       :