Minggu, 13 Oktober 2019

STUDI SISA CHLOR DI RESERVOAR DAN JARINGAN DISTRIBUSI PELANGGAN IPA 2 SEMPOR PDAM TIRTA BUMI SENTOSA WILAYAH PELAYANAN GOMBONG TAHUN 2019.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Ayu Indrarti (ayuindrarti123@gmail.com)
STUDI SISA CHLOR DI RESERVOAR DAN JARINGAN DISTRIBUSI PELANGGAN IPA 2 SEMPOR PDAM TIRTA BUMI SENTOSA WILAYAH PELAYANAN GOMBONG TAHUN 2019.
XVI+44: tabel, gambar, lampiran.

PDAM Tirta Bumi Sentosa Unit Sempor terletak di Desa Bojong, Tanjungseto, Sempor, Kabupaten Kebumen yang merupakan satu-satunya perusahaan air minum berskala BUMD yang ada di Kecamatan Sempor. Kebutuhan air minum sebagian besar warga bersumber dari PDAM tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, PDAM Tirta Bumi Sentosa memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari waduk Sempor. Berdasarkan data pemeriksaan pada bulan November 2018, hasil pemeriksaan sisa chlor berkisar 0,1-0,6 ppm. Parameter yang diperiksa yaitu fisika, kimia, dan bakteriologi. Parameter yang belum memenuhi persyaratan kesehatan yaitu parameter fisika seperti kekeruhan, bau (berbau kaporit), dan jumlah zat padat terlarut (TDS). Keberadaan sisa chlor sangat diperlukan karena dapat mengurangi pertumbuhan mikroorganisme sekaligus memperkecil potensi penularan penyakit melalui air.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif karena data diperoleh dalam bentuk kalimat dan diuraikan menjadi gambaran kejadian. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cara observasi, serta wawancara untuk memperoleh gambaran umum tentang pemeriksaan sisa chlor di PDAM Tirta Bumi Sentosa Unit Sempor.
Hasil penelitian secara umum pemeriksaan sisa chlor di reservoir dan jaringan distribusi pelanggan IPA 2 Sempor PDAM Tirta Bumi Sentosa wilayah pelayanan Gombong dengan kadar sisa chlor di reservoir 0,7 mg/l, kadar sisa chlor pada jarak pelayanan dekat 0,7 mg/l dengan jarak 4 km dari titik klorinasi, kadar sisa chlor pada jarak pelayanan sedang 0,8 mg/l dengan jarak 7 km dari titik klorinasi, dan kadar sisa chlor pada jarak pelayanan terjauh 0,1 mg/l dengan jarak 11 km dari titik klorinasi. Kesimpulan penelitian adalah secara umum pemeriksaan sisa chlor di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sempor PDAM Tirta Bumi Sentosa sudah memenuhi syarat, sehingga perlu dipertahankan kualitasnya.

Daftar bacaan : 17 (1983-2010)
Kata kunci      : Sisa chlor, jarak, PDAM.
Klasifikasi      : -
Fulltext

DESKRIPSI KASUS MALARIA BERDASARKAN PENDEKATAN VARIABEL EPIDEMIOLOGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU 1 KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013-2017

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Reviana Kumorojati (revianakj@gmail.com)
DESKRIPSI KASUS MALARIA BERDASARKAN PENDEKATAN VARIABEL EPIDEMIOLOGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARMANGU 1 KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013-2017
XVII + 105 halaman: gambar, tabel, lampiran

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Puskesmas Banjarmangu 1 merupakan Puskesmas dengan jumlah kasus malaria tertinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui deskripsi kasus malaria berdasarkan pendekatan variabel epidemiologi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 tahun 2013-2017. Metode penelitian  adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus Malaria di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 pada tahun 2013-2017 dengan penderita umur 12-45 tahun ada 58%, jenis kelamin laki-laki dengan ratio 1.22 , kasus tertinggi di desa Paseh dengan 48.5%, dan pucak kasus pada Bulan Februari 2013. Jenis Plasmodium falciparum bentuk Ringform ada 309 temuan. Nyamuk Anopheles balabacensis ada 90% hasil temuan. Penderita malaria tahun 2017 berprofesi sebagai petani ada 23%, dengan status menikah ada 54%, tingkat pendidikan lulusan SD ada 46%, berpenghasilan > Rp.1.000.000-Rp.2.000.000 ada 43%, perilaku tidak menggunakan obat anti nyamuk, gejala yang dirasakan demam, dan kondisi rumah dekat dengan kebun salak.
Kesimpulan malaria di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 tahun 2013-2017 lebih banyak menyerang orang yang beraktifitas didaerah yang terdapat banyak vektor malaria, kondisi lingkungan yang disukai nyamuk Anopheles, dan kasus malaria terjadi pada musim hujan. Saran peneliti untuk lebih meningkatkan kegiatan Active Case Detection.

Daftar bacaan  : 12 (2009-2018)
Kata kunci       : Epidemiologi, Malaria
Klasifikasi       :
Fulltext

TINJAUAN SANITASI PERMUKIMAN DI DESA KLACES KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Mirnawati (mirnaajah14@gmail.com)
TINJAUAN SANITASI PERMUKIMAN DI DESA KLACES KECAMATAN KAMPUNG
LAUT KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
XV + 72 halaman : Lampiran, tabel, gambar

Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup, permukiman tidak sehat dapat mengakibatkan penyakit berbasis lingkungan. Permasalahan di Desa Klaces berupa kondisi pembuangan tinja, pembuangan sampah, pembuangan air limbah dan pengendalian vektor. Tujuan penelitian adalah mengetahui sanitasi permukiman di Desa Klaces.
Metode penelitian deskriptif dengan cara observasi, pengukuran, wawancara serta studi kepustakaan untuk memperoleh gambaran umum kondisi sanitasi permukiman di Desa Klaces. Subyek penelitian adalah sanitasi perumahan di Desa Klaces dengan mengambil sampel 50 rumah.
Hasil penelitian, kondisi sanitasi permukiman di Desa Klaces seperti kondisi fisik bangunan sebanyak 74% memenuhi syarat, penyediaan air bersih sebanyak 100% memenuhi syarat, sarana pembuangan kotoran dan septictank sebanyak 58% memenuhi syarat, pembuangan air limbah sebanyak 100% tidak memenuhi syarat, pembuangan sampah sebanyak 100% tidak memenuhi syarat, pengendalian vektor sebanyak 100% tidak memenuhi syarat, suhu ruangan sebanyak 6% memenuhi syarat, kelembaban sebanyak 26% memenuhi syarat, pencahayaan sebanyak 84% memenuhi syarat dan sarana dan prasarana sebanyak 84% memenuhi syarat.
Kesimpulan kondisi sanitasi permukiman di Desa Klaces memenuhi syarat, namun masih banyak yang belum memenuhi syarat kesehatan seperti pembuangan air limbah, pembuangan tinja, pembuangan sampah, dan pengendalian vektor sebanyak 100%. Disarankan sebaiknya pihak pemerintah dari dinas kesehatan dan puskesmas bekerjasama melakukan penyuluhan pada rumah warga.

Daftar bacaan : 16 (1999-2018)
Kata kunci      : Sanitasi,Permukiman
Klasifikasi      : -
Fulltext

TINJAUAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) IR. SOEKARNO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III
Tugas Akhir, 10 April 2019
ABSTRAK
Fadhilah Rahmah Yuanti (dhila.rahma14@gmail.com)
TINJAUAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) IR. SOEKARNO KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2018
xvi + 97 halaman : gambar, tabel, lampiran

Sistem penyediaan air bersih di rumah sakit merupakan bagian dari sanitasi rumah sakit yang mempunyai peran penting dalam upaya pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem penyediaan air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo.
Metode penelitian deskriptif dengan dengan metode cross sectional. Subyek penelitian ini adalah sistem penyediaan air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo.
Hasil penelitian menunjukkan sumber air bersih diperoleh dari air sumur dan air PDAM. Kualitas fisik air bersih tidak berbau, tidak berasa, ± 3 oC suhu ruangan, dan kekeruhan tidak lebih dari 25 NTU. Kualitas kimia pH hasil 8.10, besi (Fe) tidak lebih dari 1.0 mg/l, mangan 1.06 mg/l, 0.76 mg/l, 0.61 mg/l, dan 0.52 mg/l. Kualitas bakteriologis tidak lebih dari 50 CFU/100 ml dan E. Coli tidak lebih dari 0 CFU/100 ml. Kuantitas air bersih 123.40 m3/hari, 124.30 m3/hari, 125.56 m3/hari. Kontinuitas air bersih tersedia sepanjang waktu. Air di distribusikan dengan sistem perpipaan dapat diakses dengan mudah. Pengawasan dilakukan 4 bulan sekali. Biaya operasional sebanyak 200 juta.
Kesimpulan adalah kuantitas, kontinuitas, aksesibilitas, dan pengawasan sudah memenuhi syarat. Kualitas air sudah memenuhi syarat kecuali parameter pH dan mangan. Disarankan bagi rumah sakit kegiatan pemeriksaan kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Hygiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.

Daftar Bacaan : 20 (2001-2019)
Kata Kunci     : Tinjauan Penyedian Air, Air Bersih, Rumah Sakit
Klasifikasi      : -
Fulltext

PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Linar Muari (linarmuari12@gmail.com)
PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
XV + 67 halaman: gambar, tabel, lampiran

Menurut Sugeng Abdullah (t-tahun) persyarat penyediaan air bersih meliputi kualitas (fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif), kuantitas, kontinuitas, mudah diproses dan ekonomis. Pemenuhan kebutuhan air bersih masih menjadi masalah yang sulit di Kecamatan Kampung Laut. Pemeriksaan lengkap kualitas air bersih juga belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian mengetahui penyediaan air bersih di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap Tahun 2019.
Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional. Data hasil penelitian disajikan dengan mendeskripsikan data dalam bentuk tabel dan narasi. Jumlah sampel yang diteliti berdasarkan sumber air bersih yang digunakan yaitu setiap desa diambil satu rumah yang dijadikan sampel.
Hasil penelitian menunjukan sumber air bersih yaitu air hujan (sarana PAH), air tanah (sarana SGL dan perpipaan). Kualitas air bersih yang diperiksa tidak berbau, tidak berasa, suhu air 290C, pH 5,8-7,1, klorida 0,1-0,7 mg/l, dan Coliform 0-326 CFU/100 ml. Kuantitas air bersih 166,3 liter/orang/hari. Kontinuitas air bersih tersedia selama musim hujan, pada musim kemarau tetap tersedia hanya saja kuantitas dan kualitasnya menurun. Aksesibilitas air bersih termasuk akses optimal dengan jarak tempuh 1-7 meter dan waktu tempuh < 1 menit. Harga air bersih perpipaan dengan sistem pompa listrik yaitu Rp 500 dan Rp 3.000 per 1 m3.
Kesimpulan adalah penyediaan air bersih di Kecamatan Kampung Laut secara umum memenuhi syarat pada musim hujan. Saran untuk peneliti perlu dilakukan penelitian sejenis tentang penyediaan air bersih pada musim kemarau.

Daftar Bacaan : 36 (1990-2018)
Kata Kunci      : Penyediaan Air Bersih, Kampung Laut
Klasifikasi       : -
Fulltext

STUDI DESKRIPTIF SANITASI PELABUHAN TANJUNG INTAN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Fiska Ilahi Wahdati (fiskawahdati@gmail.com)
STUDI DESKRIPTIF SANITASI PELABUHAN TANJUNG INTAN CILACAP TAHUN 2019
XIV+48 halaman: table, gambar, lampiran

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar muat barang. Sehingga pelabuhan perlu mendapat pengawasan dan pemantauan agar dalam proses aktifitas di Pelabuhan merasa aman dan nyaman serta terhindar dari resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui lebih keadaan sanitasi lingkungan di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Jenis penelitian deskriftif dengan cara pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi pada obyek yang akan diteliti, wawancara dengan pengelola serta dilakukan pengukuran, meliputi sanitasi dasar, kondisi lingkungan luar dan dalam, penyediaan kualitas air bersih, penanganan limbah cair, kondisi kamar mandi/wc, pengendalian vektor binatang pengganggu dan fasilitas penunjang kemudian hasilnya diolah dan dianalisis. Hasil sanitasi Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap masuk dalam katagori baik dengan presentase 72.46%. Adapun komponen yang belum memenuhi syarat antara lain meliputi kondisi lingkungan yang masih terdapat sampah berserakan, kamar mandi/wc yang tidak tersedia urinoir dan fasilitas antiseptic atau cairan sabun, pengelolaan sampah yang tidak tertutup dan tidak kedap air serta tidak tersedia pabrik pengolahan air limbah.
Penulis memberi saran untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan pelabuhan agar tetap bersih, membuat urinoir serta memberi fasilitas antiseptic atau cairan sabun dan tetap menjaga kebersihan kamar mandi/wc, mendirikan bangunan khusus untuk tempat pembuangan sampah sementara agar tertutup, membuat pabrik pengolahan air limbah agar limbah tidak langsung dibuang ke laut tanpa melalui proses terlebih dahulu.

Daftar bacaan : 13 (1990 – 2018)
Kata kunci      : Sanitasi, Pelabuhan
Klasifikasi      :
Fulltext

STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Rozi Qohtun Widarapuri (roziqohtunw@gmail.com)
STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BAGIAN PRODUKSI KESUGIHAN PDAM TIRTA WIJAYA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
XII + 62 halaman : gambar, tabel, lampiran

Instalasi Pengelolaan Air Bersih Kesugihan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Bagian Produksi Kesugihan bertanggung jawab untuk penyediaan air bersih dan pengawasan kualitas air yang didistribusikan ke pelanggan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sistem pengelolaan air bersih di Bagian Produksi Kesugihan PDAM Tirta Wijaya Kabupaten Cilacap.
Metode penelitian adalah deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah proses pengelolaan air bersih. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumen. Analisis data yang digunakan berisi hasil penelitian yang dibandingkan dengan standar persyaratan menurut Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
Hasil penelitian  susunan organisasi bagian produksi sudah tersusun dengan baik tetapi masih kurang untuk karyawan bagian laboratorium. Tahap pengolahan air bersih yaitu intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, reservoir. Hasil evaluasi pengolahan air bersih dari data yang diambil satu bulan sudah memenuhi syarat membandingkannya dengan baku mutu yang berlaku. Di bagian produksi kesugihan tidak ada bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tetapi untuk yang bertanggung jawab mengenai Alat Pelindung Diri (APD) yaitu Sub Bagian Instalasi Pengolahan Air.
Simpulan dari penelitian ini Bagian Produksi Kesugihan membutuhan karyawan untuk bagian laboratorium.Tahapan pengolahan air bersih sudah baik dan melalui proses secara urut, hasil dari data evaluasi pengolahan air bersih sudah memenuhi syarat. Saran dari peneliti yaitu dibentuknya bagian organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Daftar bacaan : 8 (2003 – 2018)
Kata Kunci     : PDAM, Pengelolaan Air Bersih
Klasifikasi      :
Fulltext

SANITASI PONDOK PESANTREN RAUDHOTUT THOLIBIN DESA DUKUHWALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Moudia Intan Purnama (moudiaintanpurnama@gmail.com)
SANITASI PONDOK PESANTREN RAUDHOTUT THOLIBIN DESA DUKUHWALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XVII+83 halaman: gambar, tabel, lampiran

Salah satu tempat-tempat umum yang dapat menimbulkan masalah kesehatan adalah Pondok Pesantren. Untuk mencegah risiko atau timbulnya suatu penyakit di Pondok Pesantren perlu dilakukan upaya sanitasi. Berdasarkan survei yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren Raudhotut Tholibin ditemukan aspek sanitasi lingkungan yang belum memenuhi syarat. Tujuan penelitian  untuk mendeskripsikan kondisi sanitasi Pondok Pesantren Raudhotut Tholibin Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2019.
Jenis penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan sanitasi Pondok Pesantren Raudhotut Tholibin. Cara pengumpulan data yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada kondisi Pondok Pesantren dengan menggunakan checklist, wawancara dengan pengurus dan santri yang tinggal di Pondok Pesantren menggunakan kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sanitasi Pondok Pesantren Raudhotut Tholibin dikategorikan baik dengan skor 64,44%. Lingkungan dalam keadaan bersih dan tidak ada sampah yang berserakan, konstruksi bangunan sudah baik, penempatan barang-barang pada ruang tidur tidak sesuai dan suhu dalam ruangan melebihi standar yang ditentukan, kuantitas air bersih masih belum memenuhi kebutuhan, tempat sampah yang tersedia masih belum memiliki tutup, sarana pembuangan air limbah sudah baik, tempat penyimpanan alat memasak tidak memiliki tutup, belum dilakukannya pengendalian vektor dan binatang pengganggu serta tidak ada pengelolaan limbah cair dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Meskipun secara keseluruhan keadaan sanitasi Pondok Pesantren baik, namun ada beberapa komponen yang belum memenuhi syarat. Penulis menyarankan agar konstruksi bangunan Pondok di perbaiki, memberikan himbauan kepada santri untuk meningkatkan perilaku sehat dan meningkatkan pengawasan Pondok dari Dinas Kesehatan terkait.

Daftar Bacaan : 19 (1999-2018)
Kata Kunci      : Sanitasi, Sanitasi Pondok Pesantren
Klasifikasi       : -
Fulltext

STUDI SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Dea Ilham Pangestu (Ilhampangestu47@gmail.com)
STUDI SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XIV + 94 halaman: gambar, tabel, lampiran

Tuberculosis (TB) Paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2017,untuk wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng ditemukan kasus penderita TB Paru dengan dengan jumlah seluruh kasus TB Paru yaitu 35 orang. TB Paru sangat dipengaruhi oleh kondisi rumah penderita yang meliputi luas ventilasi, pencahayaan, kelembaban dan suhu. Tujuan penelitian adalah mengetahui Sanitasi rumah penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2019.
Jenis penelitian yaitu dengan mendeskripsikan variabel-variabel penelitian dengan cara melakukan observasi pada kondisi sanitasi rumah penderita TB Paru. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dengan membandingkan hasil dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Hasil penelitian bahwa pada 31 rumah penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng memiliki kondisi fisik rumah yang tidak sehat. Hasil pengukuran luas ventilasi, pencahayaan, kelembaban dan suhu di kamar penderita TB Paru yaitu luas ventilasi dengan rata-rata 1,70% dari luas lantai. Intensitas cahaya alami dengan rata-rata 63,5 lux. Kelembaban dengan rata-rata 63,0%, dan suhu dengan rata-rata 29,9 C.
Kesimpulan adalah pada 31 rumah penderita TB Paru di wilayah Kerja Puskesmas Kedungbanteng dikategorikan sebagai rumah tidak sehat dengan kriteria rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan. Saran yang dapat diberikan untuk responden yaitu sebaiknya untuk lebih memperhatikan sirkulasi udara, pencahayaan, kelembaban, dan suhu ruangan serta dengan menjalin kerjasama dengan pihak Puskesmas wilayah tersebut dalam hal menjaga lingkungan dan perilaku hidup sehat agar penyebaran penyakit TB Paru tidak semakin luas.

Daftar Bacaan : 27 (2002 – 2018)
Kata Kunci      : Sanitasi, TB Paru, dan Rumah
Klasifikasi       : -
Fulltext

Senin, 07 Oktober 2019

Identifikasi Jenis Tikus, Indeks Pinjal Dan Lokasi Keberadaan Tikus Di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun 2019.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
ABSTRAK
Bunga Mutiara Garches Del Vale (bungamutiaragardel@gmail.com)
Identifikasi Jenis Tikus, Indeks Pinjal Dan Lokasi Keberadaan Tikus Di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun 2019.
XCIX+99 Halaman: tabel,gambar, lampiran

Kantor Kesehatan Pelabuhan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kondisi pelabuhan yang bebas dari penularan penyakit. Terutama yang bersumber dari vektor dan binatang penular penyakit. Keberadaan tikus dapat menimbulkan berbagai penyakit salah satunya penyakit pes yang merupakan penyakit karantina sesuai dengan International Health Regulation (IHR) tahun 2005. Tujuan Penelitian untuk Mengetahui gambaran jenis tikus, indeks pinjal, dan lokasi keberadaan tikus di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dengan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tikus, indeks pinjal dan Lokasi keberadaan tikus di wilayah kerja pelabuhan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang.
Hasil traping wilayah buffer dengan Success trap tertinggi terdapat di Kelurahan Tanjung Emas yaitu sebanyak 13% dengan 34 tikus tertangkap. Indeks pinjal umum tertinggi yaitu pada bulan april sebanyak 1 dengan perolehan pinjal sebanyak 5 ekor pinjal dari 5 ekor tikus yang tertangkap. Hasil identifikasi dari 48 ekor tikus selama tiga bulan diantaranya paling banyak dari spesies Rattus tanezumi yaitu sebanyak 29 ekor, Rattus nivivinter sebanyak 2 ekor, Rattus norvegicus sebanyak 5 ekor, Bandicota indica 5 ekor, Bandicota bengalensis 6 ekor dan spesies yang paling sedikit yaitu Rattus tiomanicus sebanyak 1 ekor. Spesies tikus yang tertangkap sebagian besar merupakan Rattus tanezumi yaitu 29 ekor dari 48 ekor
Kesimpulan dari Identifikasi tikus yang sudah dilakukan mendapatkan hasil spesies R.tanezumi paling banyak ditemukan di wilayah buffer. Indeks pinjal tertinggi pada bulan April sebanyak 1. Disarankan untuk meningkatkan pemantauan tikus dan pinjal yang sudah berjalan dan pengujian kesukaan umpan tikus serta efektifitas perangkap yang dicuci dengan yang tidak dicuci.
.
Daftar bacaan : 20 (2000 – 2019)
Kata kunci      : Identifikasi Tikus, Pelabuhan
Klasifikasi      : -
Fulltext

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH TEMPAT-TEMPAT PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN DI KOMPLEK MASJID AGUNG JAWA TENGAH TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Shafira Nur Aulia Malikhah ( shafiranur4@gmail.com )
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH TEMPAT-TEMPAT PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN DI KOMPLEK MASJID AGUNG JAWA TENGAH TAHUN 2019
XVI+72 halaman : lampiran, tabel, gambar

Masjid Agung Jawa Tengah saat ini termasuk salah satu masjid termegah di Jawa Tengah, yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata religi, sehingga diberi beberapa fasilitas yang pendukung, salah satunya adanya tempat-tempat penjualan makanan dan minuman. Dari aktifitasnya dihasilkan banyak sampah, apabila tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai kerugian, antara lain terhadap dampak kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tahap penimbulan sampah, pewadahan sampah, pengumpulan sampah, dan pengangkutan sampah. Penelitian ini dilakukan dengan.
Metode penelitian mendeskripsikan tahap penimbulan, pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di tempat-tempat penjualan makanan dan minuman komplek Masjid Agung Jawa Tengah jumlah timbulan sampah rata-rata per hari yaitu 777,1 Liter, dengan jenis sampah organik 65% dan sampah anorganik 45%. Kesadaran dan peran pengunjung, pedagang serta karyawan untuk membuang sampah ke tempat sampah yang sesuai jenisnya masih sangat kurang. Tempat penampungan sementara yang tersedia tidak dapat menampung banyaknya sampah dihasilkan serta belum dapat terpilahnya sampah yang dihasilkan, sehingga merupakan kendala yang didapatkan oleh petugas kebersihan dalam pengelolaan sampah.
Kesimpulan penelitian ini adalah pengelolaan sampah di tempat-tempat penjualan makanan dan minuman komplek Masjid Agung Jawa Tengah tidak baik (48%), dan disarankan perlu dibenahi mulai penanganan yang lebih baik, terutama pada tahapan penimbulan dan pewadahan sampah.

Daftar bacaan : 27 (1982-2018)
Kata kunci      : Sampah, Tempat umum, Masjid, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      : -
Fulltext

INTENSITAS SUARA PADA UNIT SPINNING 1 PT. APAC INTI CORPORA BAWEN TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Tutut Vina Susanti (vinasanti98@gmail.com)
INTENSITAS SUARA PADA UNIT SPINNING 1 PT. APAC INTI CORPORA BAWEN TAHUN 2019
XVII + 83 halaman: gambar, tabel, lampiran

Kebisingan merupakan faktor fisika di tempat kerja yang pemajanannya dapat mempengaruhi atau membahayakan kesehatan. PT. Apac Inti Corpora merupakan pabrik tekstil yang memiliki pekerja sebanyak 6.518 pekerja. Kebisingan yang berasal dari suara mesin yang digunakan dan alat-alat bantu/penolong di dalam pabrik, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa gangguan pendengaran.
Tujuan penelitian : mengukur intensitas suara, suhu, kelembaban, laju ventilasi, dan getaran, membandingkan hasil tertinggi dan terendah intensitas suara dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Hasil Pengukuran Intensitas suara pada ruang unit spinning 1 untuk shift pagi intensitas suara tertinggi yaitu di titik 7 (89,19 dBA) dan hasil pengukuran paling rendah yaitu pada titik 1 (73, 06 dBA), hasil pengukuran tertinggi pada shift siang yaitu titik 7 (89, 27 dBA), dan hasil pengukuran paling rendah yaitu pada titik 1 (72,98 dBA),hasil pengukuran tertinggi pada shift malam yaitu pada titik 7 (89,36 dBA) dan hasil pengukuran terendah yaitu pada titik 1 (73, 10 dBA).
Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja menyebutkan bahwa intensitas suara yang diperbolehkan 85 dB selama 8 jam kerja per hari, sehingga intensitas suara pada mesin ring frame di ruang spinning 1 tidak memenuhi syarat. Disarankan PT. Apac Inti Corpora Bawen hendaknya Petugas safety melakukan penyuluhan tentang cara memelihara ear plug setelah digunakan agar dapat tahan lama dan kebijakan tentang penggunaan APD pada saat bekerja lebih diperketat.

Daftar Bacaan: 21 (1995-2018)
Kata Kunci     : Intensitas Suara, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      : -
Fulltext

STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Fikri Trijulianto (triejuliantofikrie@gmail.com)
STUDI KUALITAS AIR LIMBAH HOME INDUSTRY TAHU Z DI DESA CIPEUJEUH KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2019 
XV+ 51 halaman : tabel, gambar, lampian

Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu home industry yang ada di Indonesia adalah home industry tahu. Proses pembuatan tahu menghasilkan air limbah yang berpotensi menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya karena pada umumnya home industry tahu mengalirkan langsung air limbahnya ke solokan atau sungai sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air limbah home industry Tahu Z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon tahun 2019.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan memberikan gambaran tentang kualitas air limbah home industry tahu z di Desa Cipeujeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Data berisi hasil pengamatan yang disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa pemilik home industry Tahu Z di Desa Cipejeuh Wetan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon mengalirkan seluruh air limbahnya ke solokan atau sungai yang berpotensi mencemari air permukaan. Hasil pemeriksaan pada outlet menunjukkan suhu 26,8 oC, TSS 1.067 mg/ l, BOD 728 mg/ l, pH 4,14.
Kesimpulan : kualitas fisik dan kimia tidak memenuhi syarat yaitu pH 4,14, TSS 1.067 mg/ l dan BOD 728 mg/ l,. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah yaitu ph 6-7, TSS 200 mg/ l dan BOD 150 mg/. Oleh karena itu disarankan untuk Home Industry Tahu Z Kabupaten Cirebon lebih memperhatikan air limbah tahu berdasarkan baku mutu air limbah, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon diharapkan untuk meningkatkan penyuluhan dan pembinaan terkait air limbah tahu.

Daftar bacaan : 26 (1982 – 2019)
Kata Kunci : air limbah tahu
Klasifikasi : -
Fulltext

SANITASI KAPAL MV. HIGHWAY DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Lailatul Rahmawati (lailatulrahmawati29@gmail.com)
SANITASI KAPAL MV. HIGHWAY DI PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG TAHUN 2019
XV + 53 halaman: gambar, lampiran, tabel

Peningkatan dan pengembangan usaha pariwisata, transportasi dan usaha untuk umum mendorong peningkatan mobilitas manusia. Lalu lintas manusia akan menyebabkan terjadinya penularan penyakit karantina karena faktor risiko lingkungan pada kapal yang menjadi tempat perkembangbiakan vektor dan menularkan penyakit. Sehingga, perlu adanya sanitasi kapal untuk memutus mata rantai penularan penyakit atau kontaminasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dan mengetahui kondisi sanitasi kapal.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang tujuannya untuk menyajikan gambaran kondisi sanitasi Kapal MV. Highway. Cara pengumpulan data yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti dengan menggunakan checklist, wawancara dengan awak buah kapal dengan menggunakan questioner dan pengukuran pencahayaan dan pH.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sanitasi Kapal MV. Highway bagian dalam, fasilitas penunjang, dan pengukuran pencahayaan secara umum sudah memenuhi syarat. dengan presentase sebesar 96,07%. Menurut checklist Keputusan Dirjen P2P sanitasi kapal memenuhi syarat apabila persentasenya ≥ 60%.
Kesimpulan : kondisi sanitasi KapaL MV. Highway sudah memenuhi syarat dengan total hasil penilaian 96,07% dan komponen yang tidak memenuhi syarat sebesar 3,93% dengan tingkat risiko gangguan kesehatan rendah. Penulis menyarankan untuk dilakukan pengelolaan limbah cair dan kapten kapal dapat memberikan himbaun kepada ABK untuk menjaga kondisi kapal agar tetap seniter.

Daftar Bacaan : 15 (2005-2018)
Kata Kunci      : Sanitasi Kapal
Klasifikasi       : -
Fulltext

DESKRIPSI KEBERADAAN JENTIK Aedes Sp DI PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI “PABRIK SEMEN BIMA”KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kementerian Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma II I Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Aniq Maeladi (maeladianiq@gmail.com)
DESKRIPSI KEBERADAAN JENTIK Aedes Sp DI PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI “PABRIK SEMEN BIMA”KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XIV+ 67: gambar, tabel, lampiran

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan dapat menular melalui gigitan nyamuk Aedes Sp. penyakit DBD mrupakan penyakit infeksi, secara epidemiologi penyakit infeksi dapat dipengaruhi tiga oleh faktor yaitu host (manusia yang rentan), agent (penyebab sakit) dan lingkungan. Lingkungan sendiri terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi. Di dalam lingkungan sosial ekonomi salah satunya adalah pekerjaan. Potensi penularan penyakit infeksi seperti DBD dapat juga terjadi pada lingkungan pekerjaan,salah satunya adalah lingkungan industri. PT. Sinar Tambang Arthalestari adalah produsen dari semen bima. Pabrik Semen Bima terletak di Desa Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Pabrik Semen Bima merupakan salah satu industri yang berpotensi menjadi menjadi lingkungan terjadinya penularan penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pesentase House Index (HI), Container Index (CI), Breteu Index (BI), Angka Bebas Jentik (ABJ), kontainer Controllable Sites (CS) dan Disposable Sites (DS) serta Densty Figure di PT.Sinar Tambang Arthalestari “Pabrik Semen Bima”.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan cara melakukan survei kontainer menggunakan intrumen survei jentik. Metode yang digunakan adalah metode visual.
Hasil ditemukan 65 kontainer yang terdiri dari 20 macam kontainer. Dari 65 kontainer terdapat 13 kontainer yang positif jentik. Survei dilakukan pada 16 bangunan di di PT.Sinar Tambang Arthalestari “Pabrik Semen Bima” dan terdapat 7 bangunan yang positf jentik. hasil perhitungan didapatkan hasil HI 43.75%, CI 20%, BI 81.25% , ABJ 56.25%, CS 35%, DS (65%) dan DF 6.
Berdasarkan hasil perhitungan Density Figure (DF) yang didasari dari 3 indikator (HI,BI,CI) PT.Sinar Tambang Arthalestari “Pabrik Semen Bima” Termasuk dalam daerah merah, yaitu derajat penularan penyakit oleh larva tinggi, perlu pengendalian segera. Saran yang direkomendasikan oleh peneliti adalah bekerja sama dengan Puskesmas Setempat untuk melakukan kegiatan PSN 3 M Plus.

Daftar bacaan :  21, (1992-2017)
Kata kunci      :  DBD, kontainer, Aedes
Klasifikasi      : -
Fulltext

TINJAUAN PENGOLAHAN LINEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, 24 Mei 2019
Abstrak
Mega Luthfi Septiyarini (megaluthfis@gmail.com)
TINJAUAN PENGOLAHAN LINEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG TAHUN 2019
XVI + 74 halaman: gambar, tabel, lampiran

Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang merupakan rumah sakit Tipe C, dengan nilai (Bed Occupancy Ratio) 61,47%, jumlah tempat tidur 185. Lingkungan rumah sakit yang kurang baik merupakan sumber potensi terjadinya infeksi nosokomial, proses pengelolaan linen yang tidak terjaga keaseptisannya dapat menjadi potensi transmisi pertumbuhan mikroorganisme pathogen ke pasien, pengunjung maupun ke tenaga medis. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang Tinjauan Pengolahan Linen di Instalasi Laundry Rumah Sakit UmumDaerah Ajibarang.
Jenis Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teori dan peraturan yang berlaku yaitu PERMENKES RI, Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Data diperoleh dengan wawancara dan observasi, pengukuranya menggunakan checklist, kuesioner dan pengukuran angka kuman. .
Hasil penelitian tingkat sanitasi total pengolahan linen di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang termasuk dalam kategori memenuhi syarat dengan nilai (88.94%). Hasil pengukuran faktor lingkungan fisik (66.66%) dengan kategori memenuhi syarat. Hasil proses pengolahan linen (92%) dengan kategori memenuhi syarat. Hasil observasi APD (75%) dengan kategori tidak memenuhi syarat. Hasil observasi disinfeksi linen (100%) dengan kategori memenuhi syarat, dan hasil pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT) pada Linen Bersih jenis Sprei setelah keluar dari proses cuci di dapatkan linen infeksius (10 CFU/cm2) dan linen non infeksius (4 CFU/cm2) Memenuhi Syarat (100%).
Kesimpulan, Proses pengolahan linen di Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang masih ada yang belum memenuhi syarat yaitu pengangkutan linen kotor, penggunaan APD yang tidak lengkap, dan faktor lingkungan fisik seperti kelembapan. Peneliti menyarankan untuk memperbaiki troli linen kotor berpenutup yang rusak, meningkatan kesadaran petugas pengelola linen tentang pentingnya alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja serta memasang AC/Dehumidifier untuk mengurangi kelembapan ruangan.

Daftar bacaan :  17 (1998-2019)
Kata kunci      :  Pengolahan Linen, Pengelolaan Linen, Rumah Sakit
Klasifikasi      :  -
Fulltext

EKSPLORASI BIONOMIK NYAMUK Culex quinquefasciatus SEBAGAI VEKTOR FILARIASIS DI KELURAHAN KERTOHARJO KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, 28 Mei 2019
Abstrak
Aldy Bagusprastya (aldygossen@gmail.com)
EKSPLORASI BIONOMIK NYAMUK Culex quinquefasciatus SEBAGAI VEKTOR FILARIASIS DI KELURAHAN KERTOHARJO KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2019
XVI + 67 Halaman: gambar, tabel, lampiran

Penyakit Filariasis merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Kota Pekalongan. Kelurahan Kertoharjo merupakan salah satu wilayah yang berstatus endemis dalam kurung waktu 3 tahun terakhir. Vektor utama Filariasis di Kota Pekalongan adalah spesies nyamuk Culex quinqefasciatus. Pengetahuan bionomik vektor diperlukan untuk penentuan rencana pencegahan vector. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bionomik nyamuk Culex quinqefasciatus sebagai vektor penyebab penyakit Filariasis di Kelurahan Kertoharjo Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan pada Tahun 2019
Jenis penelitian deskriptif dengan cara survei tempat perindukan nyamuk (breeding pace), tempat istirahat nyamuk (resting place), perilaku menggigit nyamuk (feeding habit), Identifikasi nyamuk dewasa, pembedahan nyamuk dewasa, wawancara pencegahan nyamuk pada warga Kelurahan Kertoharjo dengan metode wawancara dan pengamatan didasari oleh data MBR dan MHD,geografi, demografi dan keadaan sosial ekonomi penduduk, sehingga di ketahui perilaku hidup nyamuk Culex quinquefasciatus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 218 nyamuk yang tertangkap merupakan jenis nyamuk Culex quinquefasciatus dan negatif cacing Filaria serta dengan perhtungan MHD kepadan nyamuk desa kelurahan kertoharjo termasuk kategori padat, penangkapan nyamuk mulai pukul 18.00-24.00 WIB dengan umpan orang didalam, umpan orang luar, dinding, halaman/ kandang di ketahui hasil tempat perindukan nyamuk (selokan 12%, Potongan bambu 40%, Genangan air 35%, dan bak mandi 25%), Tempat istirahat nyamuk (halaman 83%, pakaian menggantung 9%, Tirai 4%, dan dinding 4%), Perilaku mengigit nyamuk (UOD 49% dan UOL 51%) dengan suhu 26-270C dan kelembapan 75-76%. Kesimpulan bahwa spesies nyamuk penyebab Filariasis di Kelurahan Kertoharjo Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalngan Tahun 2019 adalah spesies nyamuk Culex quinquefasciatus dan kepadatan nyamuk dalam kategori padat. Warga Kelurahan Kertoharjo melakukan pencegahan dengan kategori baik. Bionomik nyamuk terdiri dari 3 variabel yaitu tempat istirahat nyamuk yang paling disukai adalah di halaman, Tempat perindukan nyamuk terbanyak yaitu pada selokan, dan perilaku menggigit nyamuk terbanyak pada luar rumah dengan suhu 26-270C dan kelembapan 75-76%. Saran yang peneliti rekomendasikan adalah agar masyarakat memahami tentang Bionomik nyamuk (tempat perindukan, tempat istirahat, dan perilaku mengigit nyamuk) guna melakukan pencegahan.

Daftar bacaan : 16 (1992-2018)
Kata Kunci     : Bionomik nyamuk, survei, identifikasi
Klasifikasi      : -
Fulltext

HYGIENE SANITASI MAKANAN YANG MENGGUNAKAN PEMBUNGKUS DAUN PISANG DI PASAR BANJAREJA KECAMATAN NUSAWUNGU KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Anggun Ramadhiyanti (anggundhiyanti98@gmail.com)
HYGIENE SANITASI MAKANAN YANG MENGGUNAKAN PEMBUNGKUS DAUN PISANG DI PASAR BANJAREJA KECAMATAN NUSAWUNGU KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
Xv + 81 halaman : tabel, gambar, lampiran

Hygiene sanitasi makanan meliputi sanitasi bahan makanan, sanitasi peralatan, personal hygiene penjamah makanan, sanitasi tempat penjualan, sanitasi penyimpanan makanan, sanitasi pengangkutan makanan, penyajian makanan, Angka Lempeng Total (ALT) makanan, ALT Daun Pisang akan berpengaruh pada kualitas mikrobiologi makanan yang menyebabkan penyakit. Hasil survey yang dilakukan di Pasar Banjareja Kabupaten Cilacap keadaan sanitasi makanan yang menggunakan pembungkus daun pisang terdapat permasalahan yaitu tempat penjualan tidak terlindung dari debu dan pencemaran, pedagang tidak menggunakan alas tangan saat menangani makanan, dan peralatan makan (daun pisang) hanya di lap sebelum digunakan untuk membungkus makanan. Tujuan penelitian, untuk mengetahui hygiene sanitasi makanan yang menggunakan pembungkus daun pisang, mengetahui angka lempeng total pada makanan dan mengetahui angka lempeng total pada daun pisang di Pasar Banjareja Kabupaten Cilacap.
Jenis penelitian, deskriptif dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan penjamaah makanan, hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan persyaratan yang ada.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hygiene sanitasi makanan dan minuman di Pasar Banjareja Kabupaten Cilacap pedagang A1 diperoleh hasil 52% dikategorikan kurang baik, pedagang A2 diperoleh hasil 60% dikategorikan cukup, pedagang A3 diperoleh hasil 64% dikategorikan cukup. Angka Lempeng Total nasi rames 242 koloni/gr, pecel 305 koloni/gr, dan cenil 375 koloni/gr. Angka Lempeng Total pada sampel daun pisang pecel 852 CFU/cm2, daun pisang cenil 472 CFU/cm2, dan daun pisang nasi rames 6 CFU/cm2.
Kesimpulan hygiene sanitasi makanan yang menggunakan pembungkus daun pisang di Pasar Banjareja Kabupaten Cilacap pada pedagang A1 kurang baik, pedagang A2 dan A3 cukup. Angka lempeng total pada makanan sudah memenuhi syarat menurut BPOM RI HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Angka lempeng total pada daun pisang tidak memenuhi syarat menurut Permenkes RI No.1906/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Peneliti menyarankan untuk penjamah makanan menggunakan APD dan memperhatikan cara penanganan pada daun pisang yang baik dan benar.

Daftar Bacaan : 14 (1981-2018)
Kata Kunci      : Sanitasi makanan dan minuman, Angka Lempeng Total, Daun Pisang
Klasifikasi       : -
Fulltext

STUDI DESKRIPTIF SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WANGON II KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Iham Abi Nur Hamzah (abiilham051@gmail.com) 
STUDI DESKRIPTIF SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WANGON II KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019 
xvii + 65 : Tabel, Gambar, Lampiran

Tuberculosis (TB) Paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, kuman tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui udara atau pernafasan ke dalam paru-paru. Berdasarkan data Dinas Kesehtan Kabupaten Banyumas Tahun 2017, untuk wilayah kerja Puskesmas Wangon II ditemukan kasus baru penderita TB BTA + dengan jumlah 5 orang dan jumlah seluruh kasus TB Paru yaitu 24 orang. Oleh karena itu perlu dilakukan observasi agar mengetahui penyebab timbulnya penyakit TB Paru meliputi, pencahayaan, luas ventilasi, kondisi dinding, suhu, kelembapan, kondisi lantai, dan kepadatan hunian ruang tidur penderita TB Paru. Tujuan penelitian adalah mengetahui kondisi sanitasi rumah penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Wangon II Kabupaten Banyumas Tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional yaitu dengan mendeskripsikan variabel-variabel penelitian dengan cara melakukan observasi pada kualitas fisik penderita TB Paru dengan jumlah sampel 15 rumah. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi dan variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dengan membandingkan hasil dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada 15 rumah penderita TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Wangon II memiliki kondisi fisik rumah yang tidak sehat. Hasil dari observasi, wawancara, dan pengukuran pencahayaan, luas ventilasi, kondisi dinding, suhu, kelembapan, kondisi lantai, dan kepadatan hunian ruang tidur penderita TB Paru yaitu intensitas cahaya alami dengan rata-rata 44.5 lux, luas ventilasi dengan rata-rata 5.6%, kondisi dinding kamar tidur yang memenuhi syarat 93.4%, suhu dengan rata-rata 26.02oC, kelembapan dengan rata-rata 70.2%, kondisi lantai yang memenuhi syarat 93.4%, dan kepadatan hunian ruang tidur yang memenuhi syarat60%. Kesimpulan adalah pada 15 rumah penderita TB Paru di wilayah Kerja Puskesmas Wangon II dikategorikan sebagai rumah tidak sehat dengan kriteria rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan. Saran yang dapat diberikan untuk responden yaitu sebaiknya untuk memperbaiki sirkulasi udara/ luas ventilasi agar sesuai dengan standar yang sudah ada, pencahayaan, suhu dan kelembapan rangan serta dengan memberikan sosialisasi secara berkelanjutan bagi para warga penderita TB paru maupun warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Wangon II dalam hal menjaga lingkungan dan perilaku hidup sehat agar penyebaran penyakit TB Paru tidak semakin luas.

Daftar Bacaan :
Kata Kunci     : Studi Deskriptif, TB Paru
Klasifikasi      :
Fulltext

DESKRIPSI INTENSITAS SUARA UNIT RAW MIL PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI DESA TIPAR KIDUL KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Tugas Akhir, April 2019
Abstrak
Siti Rodiyah (iiediah13@gmail.com) 
DESKRIPSI INTENSITAS SUARA UNIT RAW MIL PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI DESA TIPAR KIDUL KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019 
XV +125 halaman : gambar, tabel, lampiran 

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 162 dan pasal 163 menjelaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,mencapai derajat yang setinggi-tingginya. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan kesehatan ditetapkan pada media lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan , dan vektor dan pembawa penyakit (2014:4). Unit raw mill adalah tempat terjadinya proses penggilingan bahan baku hingga mengeringkan bahan mentah semen. Menurut hasil wawancara dengan pekerja patroller unit raw mill, intensitas suara unit Raw Mill yaitu berkisar antara 80-92 dB. Oleh karena itu. Tujuan penelitian ingin mengetahui intensitas suara pada Unit Raw Mill PT. Sinar Tambang Arthalestari Tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif bersifat deskriptif yaitu mengukur dan menggambarkan tentang kondisi yang sesungguhnya sesuai data yang diperoleh tentang intensitas suara pada unit raw mill PT. Sinar Tambang Arthalestari. Pengumpulan data dengan observasi, kuisioner, wawancara dan pengukuran. Pengolahan data dengan menggunakan editing, coding, tabulating dan saving. Hasil pengukuran intensitas suara pada Unit Raw Mill adalah titik I 82,6 dB, titik II 84,2 dB, titik III 95,5 dB. Jenis alat pelindung diri yang digunakan pekerja di Unit Raw Mill adalah earplug, helmet, sarung tangan, kacamata, safety shoes dan masker. Keluhan yang dirasakan pada pekerja yang mengalami pendengaran terganggu adalah 0 %, telinga berdengung 50 %, sulit tidur 0 %, pusing 70 % dan pernafasan terganggu 20 %. Hasil tersebut diperoleh dengan cara wawancara dari 14 responden pekerja patroller Unit Raw Mill. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata intensitas suara Unit Raw Mill tergolong tinggi dan melebihi NAB intensitas suara untuk waktu kerja selama 8 jam. Upaya pengendalian intensitas suara yang dilakukan perlu ditambah seperti penambahan tanaman vegetasi pada unit raw mill yang menjadi sumber suara agar kesehatan dan keselamatan kerja terjamin dan dapat meminimalisir resiko bahaya terhadap pekerja.

Daftar bacaan : 23 (2002-2018)
Kata kunci      : Intensitas suara, industri
Klasifikasi      : -
Fulltext

DESKRIPSI PROSES PEMBERSIHAN “GALON” AIR MINUM DEPOT AIR MINUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Angie Arum Dhani (anggiarumdhani@gmail.com)
DESKRIPSI PROSES PEMBERSIHAN “GALON” AIR MINUM DEPOT AIR MINUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
xiv + 73 halaman : gambar, tabel, lampiran.

Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Keberadaan DAM terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang berkualitas baik dan aman untuk dikonsumsi. Meski memiliki harga yang relative lebih murah, tidak semua DAM terjamin keamanan produknya. Kini, DAM sebagai pilihan alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum menjadi resiko yang berbahaya bagi kesehatan apabila konsumen tidak memperhatikan proses pembersihan galon yang dilakukan di DAM. Tidak maksimalnya proses pembersihan galon dapat mempengaruhi kualitas air minum dan menyebabkan berbagai jenis penyakit, sehingga proses pembersihan galon perlu diperhatikan supaya konsumen dapat terjamin kesehatannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada pada Depot Air Minum Wilayah Kerja Puskesmas I Purwokerto Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 DAM menggunakan sumber air cuci galon dari PDAM, 3 DAM menggunakan sumber air cuci galon dari sumur gali, dan 1 DAM menggunakan sumber air cuci galon dari sumur bor. Delapan pekerja DAM tidak cuci tangan sebelum bekerja dan 1 pekerja DAM cuci tangan sebelum bekerja. Dua DAM rutin membersihkan sikat cuci galon setiap hari dan 7 DAM tidak rutin membersihkan sikat cuci galon setiap hari. Sembilan DAM telah menggunakan sabun cuci galon dengan kriteria sebagai berikut : ekonomis, tidak beracun, tidak korosif, tidak menggumpal dan tidak berdebu, mudah diukur, stabil dalam penyimpanan, dan mudah larut dengan sempurna. Sembilan DAM tidak melakukan proses sterilisasi, pembilasan dengan air minum/produk, serta pengeringan pada proses pencucian galon. Ruang pencucian galon di 9 DAM dalam keadaan bersih. Empat DAM mencuci tutup galon terlebih dahulu sebelum digunakan dan 5 DAM tidak mencuci tutup galon terlebih dahulu sebelum digunakan. Kesimpulan adalah 9 DAM yang diteliti belum melakukan proses pembersihan galon air minum dengan maksimal. Saran yang dapat diberikan yaitu proses pembersihan galon masih perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan tahapan-tahapan pencucian galon.

Daftar bacaan : 12 (2001-2018)
Kata kunci      : Pembersihan Galon, Depot Air Minum, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      : -
Fulltext

DESKRIPSI SARANA SANITASI OBJEK WISATA SMALL WORLD BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Renanda Arfiadi ( rendybeton2@gmail.com )
DESKRIPSI SARANA SANITASI OBJEK WISATA SMALL WORLD BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XVII + 86 halaman: tabel, gambar, lampiran

Tempat wisata merupakan kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap maupun terus menerus, secara membayar ataupun tidak membayar yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta maupun perseorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat. Kondisi lingkungan tempat wisata yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta pencemaran lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi sarana sanitasi objek wisata Small World Baturraden Tahun 2019.
Jenis penelitian deskriptif, untuk mendeskripsikan kondisi sarana sanitasi objek wisata Small World Baturraden dengan melakukan observasi dan wawancara menggunakan media ceklis dan kuisioner.
Hasil penelitian yang didapat dari observasi dan wawancara yaitu sarana penyediaan air bersih dikategorikan baik dengan skor 88,9%, sarana pembuangan tinja dikategorikan baik dengan skor 84,2%, sarana pengelolaan air limbah dikategorikan baik dengan skor 75%, sarana pengelolaan sampah dikategorikan cukup baik dengan skor 60%, pengelola makanan dan minuman dikategorikan baik dengan skor 85,7%, keberadaan vektor dan tikus dikategorikan tidak baik dengan skor 25%, kondisi lingkungan bangunan dan kontruksi bangunan dikategorikan baik dengan skor 86,7%.
Kesimpulan, sarana sanitasi di objek wisata Small World Baturraden dikategorikan baik dengan skor 76,5%. Saran terhadap pengelola objek wisata Small World Baturraden yaitu melakukan perbaikan pada komponen-komponen sarana sanitasi yang belum memenuhi persyaratan.

Daftar bacaan : 30 (1993-2018)
Kata kunci      : Deskripsi Sarana Sanitasi, Objek Wisata
Klasifkasi       : -
Fulltext

KADAR FOSFAT DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, April 2019
Abstrak
Anisatul Baitinajib (anisatulbaiti18@gmail.com)
KADAR FOSFAT DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
xvii + 94 halaman : tabel, gambar, lampiran

Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang merupakan rumah sakit tipe C milik Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar fosfat di outlet IPAL RSUD Ajibarang dari bulan Januari – September 2018 1,209 mg/L - 2,565 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa kadar fosfat di IPAL RSUD Ajibarang masih ada yang melebihi baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun. Tujuan penelitian, untuk mengetahui kadar fosfat di instalasi pengolahan air limbah RSUD Ajibarang.
Metode penelitian deskriptif.Subyek penelitian ini adalah air limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah RSUD Ajibarang.
Hasil penelitian sumber limbah cair yang potensial mengandung fosfat berasal dari Instalasi laundry, Kerumah Tanggaan, Instalasi gizi dan kantin. Hasil pemeriksaan sampel tidak memenuhi syarat sesuai dengan Perda Jateng No. 5 tahun 2012 yaitu sampel inlet sebesar 15,5 mg/l dan outlet sebesar 11,9 mg/l. Pengolahan khusus kadar fosfat di IPAL RSUD Ajibarang perlu dilakukan yaitu dengan menambahkan unit wet land.
Kesimpulan bahwa kadar fosfat di Instalasi Pengolahan Air Limbah RSUD Ajibarang pada bulan April Tahun 2019 tidak memenuhi syarat sesuai dengan Perda Jateng No. 5 tahun 2012. Belum ada pengolahan khusus untuk menurunkan kadar fosfat. Disarankan RSUD Ajibarang melakukan pengolahan khusus untuk menurunkan kadar fosfat dengan menambahkan menambahkan unit wet land.

Daftar bacaan : 27 (1987-2018)
Kata kunci      : Fosfat, Limbah Cair, Rumah Sakit
Klasifikasi      : -
Fulltext

Minggu, 06 Oktober 2019

DESKRIPSI KONDISI RUMAH PADA KEKAMBUHAN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, 17 Mei 2019
Abstrak
Iska Puji Lestari (iskapujilestrai50@gmail.com)
DESKRIPSI KONDISI RUMAH PADA KEKAMBUHAN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XIV+ 86 halaman: 12 tabel, 4 gambar, 11 lampiran

Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai adanya mengi episodik, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas, termasuk dalam kelompok penyakit saluran pernapasan kronik. Faktor yang mempengaruhi prevanlensi penyakit asma antara lain usia, jenis kelamin, ras, sosio-ekonomi dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kondisi rumah pada kekambuhan asma di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kembaran Kabupaten Banyumas.
Jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu dan karakteristik yang berhubungan dengan kekambuhan asma di Wilayah Puskesmas 1 Kembaran. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 penderita dari populasi yang ada. Pengumpulan data umum dan data khusus dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pengukuran di lapangan.
Hasil penelitian  jumlah penderita asma di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kembaran sebanyak 30 orang, terdiri dari laki-laki 17 orang (56,67%) dan perempuan 13 orang (43,33%). Faktor pemicu terjadinya kekambuhan asma pada penderita asma adalah tungau debu sebanyak 30 rumah (100,00%), kepemilikan binatang piaraan di rumah penderita asma yaitu 23 rumah (77,00%) dan hewan piaraan yang paling adalah jenis burung sebanyak 13 rumah (44,00%). kelembaban udara yang tidak memenuhi syarat sebanyak 22 rumah (73,00%), adanya perokok di rumah penderita asma sebanyak 27 rumah (90,00%).
Kesimpulan faktor pemicu terhadap kekambuhan asma adalah tungau debu, kepemilikan binatang piaraan, asap rokok, dan kelelmbaban udara. Bagi masyarakat untuk mencegah terjadinya kekambuhan asma hendaknya menghilangkan kebiasaan merokok di dalam rumah, selain itu pihak puskesmas perlu memberikan penyuluhan tentang asma bronkiale agar masyarakat mengetahui cara penanggulangan asma dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asma bronkiale.

Daftar Bacaan : 22 (1990-2017)
Kata Kunci     : Asma, faktor pencetus, kekambuhan asma
Klasifikasi      : -
Fulltext

DESKRIPSI PREVALENSI KASUS MALARIA SEJAK TERJADINYA KLB I (1984-2017) DI KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Anisa Nur Anggraeni (anisanuranggraeni95@gmail.com)
DESKRIPSI PREVALENSI KASUS MALARIA SEJAK TERJADINYA KLB I (1984-2017) DI KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
XV + 89 halaman: gambar, tabel, lampiran

Malaria merupakan penyakit infeksi parasit plasmodium pada darah yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. Kasus malaria di Kampung Laut Cilacap pada tahun 1984 menyebabkan 116 jiwa meninggal. Jumlah kasus pada tahun 2000 sebanyak 1802 kasus di desa Ujung Alang, Klaces dan Motehan, sedangkan ada 220 kasus malaria di desa Ujung Gagak. Pada tahun 2010 kasus malaria kembali ditemukan di desa Klaces sebanyak 45 kasus. Tujuan penelitian untuk mengetahui kejadian malaria sejak KLB I (1984-2017) di Kecamatan Kampung Laut Cilacap.
Metode penelitian adalah deskriptif. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dan Puskesmas Kampung Laut Cilacap yang meliputi data kasus malaria tahun 1984-2017 dan data pengendalian malaria di Kampung Laut Cilacap.
Hasil penelitian menunjukkan kasus malaria pada tahun 1984-2000 sebanyak 8776 kasus dengan jumlah kasus terbanyak pada tahun 2000 sebanyak 2022 kasus (23,04%), terendah pada tahun 1999 sebanyak 1271 kasus (14,48%). Jadi rata-rata kasus malaria dalam satu tahun dari tahun 1984-2000 sebanyak 1755 kasus. Kasus malaria tahun 2001-2005 sudah tidak sebanyak kasus malaria pada tahun 2000. Pada tahun 2008 terdapat 3 (100%) kasus malaria import, tahun 2010 terdapat 42 (93,33%) kasus malaria indigenous dan 3 (6,67%) kasus malaria import, sedangkan tahun 2017 hanya terdapat 2 (100%) kasus malaria import yang berasal dari Jambi.
Kesimpulan, terjadi penurunan kasus malaria di Kampung Laut Cilacap setelah dilakukan modifikasi lingkungan seperti penimbunan lahan tambak. Disarankan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria di wilayah Kampung Laut Cilacap meskipun sudah tidak ada kasus malaria indigenous, tetapi tetap harus waspada dengan penularan kasus import yang mengakibatkan sumber penularan karena di wilayah Kampung Laut masih terdapat vektor penularnya.

Daftar bacaan : 22 (2001-2018)
Kata Kunci     : Prevalensi, Malaria
Klasifikasi      : -
Fulltex

TINJAUN ANGKA KUMAN Bacillus sp. PADA LINEN SPREI SESUDAH MELALUI PENGELOLAAN LINEN DI RSUD HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Siti Novia Nur Holifah (sitinovia.nurholifah01@gmail.com)
TINJAUN ANGKA KUMAN Bacillus sp. PADA LINEN SPREI SESUDAH MELALUI PENGELOLAAN LINEN DI RSUD HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA TAHUN 2019
XIV + 83 halaman : tabel, gambar, lampiran

RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara merupakan rumah sakit Tipe C. Lingkungan rumah sakit yang tidak memenuhi syarat merupakan sumber potensi terjadinya infeksi nosokomial, salah satunya adalah pengelolaan linen. Tujuan penelitian mengetahui angka kuman spora spesies Bacillus sp. pada linen sprei sesudah keluar dari proses pengelolaan linen.
Jenis penelitian deskriptif yaitu dengan membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teori dan peraturan yang berlaku yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204 Tahun 2004, dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 Tahun 2019.
Hasil penelitian Proses pengelolaan linen di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara sudah memenuhi syarat. Kondisi sanitasi bangunan pengelolaan linen termasuk kategori memenuhi syarat. Hasil pemeriksaan angka kuman masih ditemukan bakteri spesies Bacillus sp. namun termasuk kedalam kategori memenuhi syarat.
Kesimpulan pengelolaan linen belum memenuhi syarat, karena proses pengumpulan dan pengangkutan linen kotor masih tercampur serta ruang penyimpanan linen bersih belum mencukupi. Peneliti menyarankan untuk pelatihan pengelolaan yang baik dan bahaya linen kotor bagi kesehatan serta melakukan perbaikan sarana dan prasaran yang sudah tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kepustakaan : 15 (1997 - 2019)
Kata kunci    : Angka kuman, Pengelolaan Linen, Sanitasi, dan Rumah Sakit
Klasifikasi    :
Fulltext

STUDI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR KOLAM RENANG TIRTA KEMBAR KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Yuniar Fresinta Dewi (yfresinta@gmail.com)
STUDI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR KOLAM RENANG TIRTA KEMBAR KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XV + 108 halaman: gambar, tabel, lampiran

Kualitas air kolam renang harus memenuhi syarat kesehatan, hal inilah yang sering diabaikan oleh pihak atau pengelola kolam renang. Kolam renang merupakan fasilitas umum sehingga digunakan oleh umum atau orang banyak, tanpa disadari air kolam renang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan penyakit terhadap pemakainya (Hidayah, 2016). Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan keadaan sanitasi kolam renang Tirta Kembar, mendeskripsikan potensi bahaya di kolam renang Tirta Kembar mengukur suhu, kejernihan, bau, pH, dan sisa chlor sebelum (pukul ± 06.00 wib), saat (pukul ± 12.00 wib), dan sesudah (pukul ± 18.00 wib) pemakaian air kolam renang Tirta Kembar.
Jenis penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengukur suhu, kejernihan, bau, pH, dan sisa chlor air kolam renang, kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
Hasil penelitian sanitasi kolam renang diperoleh hasil 53,95% dengan kategori cukup. Potensi bahaya yang ada di kolam renang Tirta Kembar antara lain tenggelam, lantai licin, penyakit menular, dan penanganan bahan kimia. Hasil pengukuran suhu air kolam renang sebelum, saat, sesudah pemakaian didapatkan hasil antara 29˚C-32˚C. Hasil Pengukuran kejernihan menggunakan piringan seichi disk tidak terlihat jelas di kedalaman 4,572 m, namun untuk kolam renang anak piringan seichi disk masih terlihat. Hasil identifikasi bau sebelum, saat, dan sesudah pemakaian didapatkan hasil air kolam tidak berbau busuk. Hasil pengukuran pH sebelum, saat, dan sesudah pemakaian didapatkan hasil antara 5-6. Hasil pemeriksaan sisa chlor pada tanggal 16 Maret 2019 sebelum, saat, dan sesudah pemakaian didapatkan hasil 0,1 mg/lt. Pada tanggal 17 Maret 2019 pengukuran sisa chlor sebelum, saat, dan sesudah pemakaian didapatkan hasil antara 0,1mg/lt – 0,7mg/lt.
Kesimpulan Sanitasi kolam renang Tirta Kembar dalam katogori cukup. Kualitas air secara fisik dan kimia meliputi parameter kejernihan, pH, dan sisa chlor belum memenuhi persyaratan. Peneliti menyarankan agar dalam proses penambahan kaporit dilakukan dengan takaran yang sesuai, petugas dalam meracik bahan kimia sebaiknya menggunakan alat pelindung diri, dan selalu menjaga lingkungan sekitar kolam renang.

Daftar Bacaan : 24 (1991 – 2019)
Kata Kunci      : Kolam Renang, Parameter Fisik dan Kimia Air
Klasifikasi       :
Fulltext

STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH SUMUR GALI MASYARAKAT DI DESA KECEPIT KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, April 2019
Abstrak
Dewi Sri Wahyuni (dsriwahyuni085@gmail.com)
STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH SUMUR GALI MASYARAKAT DI DESA KECEPIT KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019
xvi + 90 halaman: tabel, gambar, lampiran

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyediaan air bersih di Dusun Silawi RT 02/03 Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara.
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan crossectional. Subyek penelitian ini adalah air bersih sumur gali masyarakat di Dusun Silawi RT 02/03 Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara dengan objek yang akan diperiksa adalah kualitas air dan kuantitas air bersih.Data hasil penelitian disajikan dengan mendeskripsikan data dalam bentuk table, dan narasi.
Hasil penelitian menunjukan sumber air di Dusun Silawi RT 02/03 Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara diperoleh dari air tanah yaitu sumur gali. Air dari sumber di tampung di reservoir yang dialirkan menggunakan pompa listrik dan didistribusikan menggunakan pipa PVC. Air tersebut tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Jumlah pemakaian air bersih di Dusun Silawi RT 02/03 Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara sebanyak 174,32 liter/orang/hari, sehingga kebutuhan air di Dusun Silawi RT 02/03 Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara terpenuhi. Kualitas air bersih yang diperiksa pada tiga titik menunjukan bahwa air bersih tidak berbau dan tidak berasa. Kekeruhan semuanya menunjukan hasil <5 0.9="" 0="" 23="" 26="" 27="" 43="" 7.="" 93="" besi="" colifom="" coliform.="" coliform="" dan="" golongan="" hasil="" kadar="" l.="" l="" menunjukkan="" mg="" ml="" mpn="" ntu.="" p="" ph="" semuanya="" suhu="" tcu.="" tcu="" tds="" total="" warna="">
Simpulan dari penelitian ini adalah sumber air berasal dari sumur gali dan pendistribusiannya sudah memenuhi syarat. Kuantitas air bersih sudah mencukupi kebutuhan. Parameter bau, warna, TDS, rasa, suhu, kekeruhan, pH, dan kadar besi sudah memenuhi syarat, sedangkan parameter total Colifom satu sampel tidak memenuhi syarat. Saran sebaiknya perlu dilakukan pengolahan air bersih terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri colifom, rutin membersihkan reservoir dan masyarakat harus memperbaiki konstruksi sumur gali.

Daftar Bacaan : 28 (1983-2017)
Kata Kunci     : Penyediaan Air Bersih; Sumur Gali; Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      : -

STUDI KUALITAS AIR BERSIH SUMUR GALI DI DESA KALIORI KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Tugas Akhir, Mei 2019 
Abstrak
Risalatun Nashihah ( risalatunn@gmail.com )
STUDI KUALITAS AIR BERSIH SUMUR GALI DI DESA KALIORI KECAMATAN KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019 
XVII+ 71 halaman : lampiran, tabel, gambar

Sumur gali adalah salah satu sumber air bersih yang sering digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia salah satunya yaitu Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Sarana sumur gali di Desa Kaliori dekat dengan Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA). Dengan adanya TPA di Desa Kaliori kualitas air bersih dan sarana sumur gali harus memenuhi sayarat sesuai ketentuan yang berlaku. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas air bersih sumur gali secara fisika meliputi bau, warna, dan zat padat terlarut, kimia meliputi kadar pH, kadar timbal (Pb) dan mengetahui kondisi sanitasi sumur gali. Metode penelitian ini deskriptif,sedangkan dalam menganalisis hasil membandingkan dengan Permenkes RI. No. 32 Tahun 2017 . Subyek penelitian air sumur gali beserta sumur galinya data diambil dengan metode observasi dan analisis laboratorium. Hasil penelitin menunjukkan untuk sanitasi sumur gali ada 3 sumur gali yang tidak memenuhi syarat yaitu sumur 1,2 dan 4. Hasil parameter fisik air bersih untuk bau memenuhi syarat semua, untuk warna 2 sumur gali tidak memenuhi syarat yaitu sumur 1 dengan hasil 81 TCU dan sumur 4 dengan hasil 121 TCU, dan untuk jumlah zat padat terlarut pada sumur gali memenuhi syarat semua. Hasil parameter kimia air bersih untuk kadar pH pada air bersih memenuhi syarat semua, dan untuk kadar timbal (Pb) tidak memenuhi syarat semua dengan hasil sumur 1 0,360 mg/l, sumur 2 0,497 mg/l, sumur 3 0,462 mg/l, sumur 4 0,391 mg/l, sumur 5 0,345 mg/l dan sumur 6 0,7 mg/l. Kesimpulan bahwa air sumur gali Desa Kaliori tercemar adanya TPA dan beberapa faktor lainnya seperti kandang dan kotoran ternak dan sanitasi sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah agar para warga memperhatikan dan merawat sarana sumur gali dan untuk pemerintah dan jajaran kesehatan segera menangani adanya TPA di Desa Kalibagor yang sudah mencemari sumber air bersih warga sekitar seperti mendaur ulang sampah dan memperbaiki sarana TPA yang sudah rusak seperti IPAL TPA yang bocor. 

Daftar Bacaan : 23 (1983-2018) 
Kata Kunci      : Kualitas Air Bersih, Sumur Gali 
Klasifikasi       : -

KADAR DEBU TOTAL DI KAWASAN PERMUKIMAN DUSUN WINONG DESA SLARANG KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Adisti Elvirani Nugroho (adistielvirani14@gmail.com)
KADAR DEBU TOTAL DI KAWASAN PERMUKIMAN DUSUN WINONG DESA SLARANG KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019
( XVI + 80 halaman: tabel, gambar, dan lampiran)

Kawasan industri merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang utama. Kegiatan industri dimulai dari pengumpulan bahan baku, proses industri, sampai pendistribusian hasil produksi. Salah satu dampak negatif dari kegiatan industri yaitu pencemaran udara. Udara akan tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara. Kadar debu merupakan parameter pencemaran udara fisik. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kadar debu total di kawasan permukiman Dusun Winong Desa Slarang Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap tahun 2019.
Metode penelitian deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan suhu, kelembapan, arah angin, kecepatan angin, dan kadar debu total di kawasan permukiman Dusun Winong Cilacap.
Hasil rerata kadar debu total di titik 1 sebesar 17075,3 μg/m3, suhu udara sebesar 32°C, kelembapan udara sebesar 58%, arah angin yaitu 225°, 270°, dan 180°, dan kecepatan angin sebesar 0,82 m/s. Rerata kadar debu total di titik 2 sebesar 14496 μg/m3, suhu udara sebesar 30,8°C, kelembapan udara sebesar 70%, arah angin yaitu 180°, 225°, dan 270°, dan kecepatan angin sebesar 0,58 m/s. Rerata kadar debu total di titik 3 sebesar 15696 μg/m3, suhu udara sebesar 32,5°C, kelembapan udara sebesar 66%, arah angin yaitu 315°, 225° dan 45°, dan kecepatan angin sebesar 1,40 m/s.
Kesimpulan bahwa hasil pengukuran pada titik 1, 2, dan 3 pada kadar debu total tidak memenuhi syarat. Suhu udara melebihi baku mutu. Kelembapan udara tidak melebihi baku mutu. Kecepatan angin tergolong angin sepoi. Sebaiknya, masyarakat ikut aktif dalam menanggulangi pencemaran udara dengan cara penghijauan untuk mengurangi debu yang tersebar.

Daftar bacaan : 26 (1982 - 2018)
Kata kunci      : Kadar Debu Total, Permukiman
Klasifikasi      : -
Fulltext

STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRMAN KEBUMEN TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Anna Rokhmawati (annarokhmawati27@gmail.com)
STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRMAN KEBUMEN TAHUN 2019
xvii +102 halaman: tabel, gambar, lampiran

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sistem penyediaan air bersih di rumah sakit merupakan bagian dari sanitasi rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit atau kejadian infeksi di rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui penyediaan air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen.
Metode penelitian observasional, menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan crossectional. Subyek penelitian ini adalah penyediaan air bersih yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen. Data hasil penelitian disajikan dengan mendeskripsikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi.
Hasil penelitian menunjukan sumber air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen diperoleh dari air tanah yaitu sumur dalam dan bersumber dari PDAM. Air dari sumber ditampung di ground tank dan dialirkan menggunakan pompa listrik dan didistribusikan keseluruh ruangan. Air tersebut dilakukan pengolahan terlebih dahulu menggunakan desinfektan berupa kaporit. Kuantitas air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen yaitu sebanyak 423.670 liter/hari dengan kebutuhan air bersih sebanyak 91.910 liter/hari, sehingga kebutuhan air bersih di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kebumen terpenuhi. Kualitas air bersih yang diperiksa pada kran yang berasal dari sumber sumur dalam dan PDAM menunjukan bahwa air bersih tidak berbau, tidak berasa, suhu rata-rata 29°C, TDS rata-rata 2,7 mg/cl, pH rata-rata 7,1 mg/l, sisa chlor rata-rata 0,05 mg/l, dan total cholliform yang tertinggi sebesar >1898 per 100 ml sampel dan terendah sebesar 10 per 100 ml sampel. Kontinuitas air bersih tersedia terus menerus selama 24 jam. Aksesibilitas air bersih mudah didapat dan jarak relatif dekat. Biaya operasional digunakan untuk pembiayaan pemeliharaan dan pengawasan air bersih dirumah sakit. Pemeliharaan sarana air bersih dilakukan secara continue dan perbaikan secara incidental. Pengawasan kuantitas dan kualitas dilakukan memastikan jumlah air cukup setiap hari dan pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan 1 bulan sekali untuk parameter bakteriologis dan 6 bulan sekali untuk parameter kimia.
Kesimpulan adalah kuantitas air bersih sudah mencukupi kebutuhan. Parameter bau, rasa, suhu, TDS, dan pH sudah memenuhi syarat, sedangkan parameter sisa chlor, 1 sampel memenuhi syarat, dan 5 sampel tidak memenuhi syarat, parameter total cholliform terdapat 2 sampel yang memenuhi syarat dan 4 sampel yang tidak memenuhi syarat. Air bersih tersedia secara continue. Tingkat aksesibilitas air bersih dengan kategori yaitu akses optimal. Saran bagi rumah sakit agar melakukan peningkatan dosis chlor di ground tank dan penambahan fasilitas pengaman pada area ground tank.

Daftar Bacaan : 27 (1997-2019)
Kata Kunci      : Penyediaan Air, Air Bersih, Rumah Sakit
Klasifikasi       : -
Fulltext

STUDI INTENSITAS SUARA RUANG PRODUKSI PT.KARYA PADUYASA DI DESA KAJEN KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Rizka Khaerunnnisa (rizkakhaerunnisa91@gmail.com)
STUDI INTENSITAS SUARA RUANG PRODUKSI PT.KARYA PADUYASA DI DESA KAJEN KECAMATAN LEBAKSIU KABUPATEN TEGAL TAHUN 2019
XV + 68 halaman: gambar, tabel, lampiran

Kebisingan yaitu terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki dikarenakan tidak sesuai dengan waktu dan tempat atau mengganggu. Suara pada intensitas tinggi dapat merusak selaput gendang telinga, kerusakan alat pendengaran, sampai dengan ketulian. PT Karya Paduyasa adalah perusahaan yang memproduksi Hydrant Air, Komponen Alat Berat & Automotive serta membuat dan mereparasi mesin pertanian dan pengolah hasil pertanian. Industri ini berlokasi di Jalan Raya Kajen-Lebaksiu kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal. Proses produksi menggunakan mesin-mesin yang dapat menimbulkan kebisingan yang berdampak pada kesehatan pekerja. Tujuan penelitian ini adalah Mengukur intensitas suara, sumber suara, dan upaya pengendalian kebisingan di dalam ruang produksi
Metode penelitian, observasi dan pengukuran menggunakan alat-alat dan instrumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional Hasil Pengukuran intensitas suara pada ruang produksi alat berat pada waktu pagi sebesar 87,22 dB, siang sebesar 84,27 dB, dan sore sebesar 84,43 Db. Pada ruang Produksi hydrant di waktu pagi sebesar 82,97 dB, siang 84,59 dB, dan waktu sore sebesar 83,80 dB. Sedangkan pada ruang produksi pengecatan dan pengemasan di waktu pagi 83,37 dB, siang 81,85 dB, dan waktu sore 83,57 dB. Sumber suara yang dihasilkan berasal dari mesin-mesin produksi seperti mesin bor, mesin pemotong dan grenda. dan upaya pengendalian resiko yang diterapkan di industri tersebut adalah salah satunya dengan pengendalian administratif dan pemberlakuan SOP (Standart Operation Procedure) salah satunya yaitu dengan penggunaan alat pelindung telinga. Kesimpulan intensitas suara pada ruang produksi yang paling tinggi pada waktu pagi berada pada ruang produksi alat berat dengan rata-rata 87,22 dB, pada waktu siang hari intensitas paling tinggi terdapat pada ruang Hydrant dengan rata-rata 84,59 dB, Pada waktu sore hari intensitas paling tinggi terdapat pada ruang produksi alat berat dengan rata-rata sebesar 84,43 dB. Saran yang dianjurkan yaitu pihak industri harus menyediakan alat pelindung diri terutama ear plug untuk pekerja agar meminimalisir dampah dari paparan kebisingan selain itu juga perlu diadakannya penyuluhan kepada pekerja tentang pentingnya penggunaan APD pada saat bekerja.

Daftar Bacaan : 23 (2007-2018)
Kata kunci      : Intensitas Suara, Kesehatan lingkungan
Klasifikasi      : Industri
Fulltext

Jumat, 04 Oktober 2019

STUDI KUALITAS FISIK UDARA DI PT. VARIA USAHA BETON KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
ABSTRAK
Catur Kharismania (Caturkarismania@gmail.com)
STUDI KUALITAS FISIK UDARA DI PT. VARIA USAHA BETON KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
xv + 100 halaman : gambar, tabel, lampiran

PT. Varia Usaha Beton merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi beton. Di PT. Varia Usaha Beton terdapat alat-alat yang menghasilkan suara, pencahayaan diindustri tersebut kurang jelas untuk bekerja, kurangnya ventilasi menyebabkan karyawan merasakan panas, lingkungan sekitar pabrik tertutup debu, pekerja jarang menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur suhu, kelembapan, intensitas suara, intensitas cahaya, kadar debu total, kecepatan angin, arah angin, luas ventilasi, sumber bising.
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional yaitu data diperoleh pada satu titik waktu. Subyek penelitian ini adalah pengukuran suhu udara, kelembapan udara, intensitas suara, intensitas cahaya, kadar debu total, kecepatan angin, arah angin, luas ventilasi.
Hasil pengukuran suhu udara yaitu 30,10C tidak memenuhi syarat. Hasil pengukuran kelembapan udara yaitu 66,6 % tidak memenuhi syarat. Hasil pengukuran intensitas cahaya 359,9 Lux memenuhi syarat. Hasil pengukuran intensitas suara yaitu 72,8 dBA memenuhi syarat. Hasil pengukuran kecepatan angin yaitu 0,50 m/dtk memenuhi syarat. Hasil pengukuran kadar debu yaitu 14,496 mg/m3 tidak memenuhi syarat. Hasil pengukuran luas ventilasi yaitu 25,2 % memenuhi syarat.
Kesimpulan bahwa terdapat tiga pengukuran yang tidak memenuhi syarat yaitu pengukuran suhu udara, kelembapan udara, kadar debu total. Pengukuran intensitas cahaya, intensitas suara, kecepatan angin dan luas ventilasi memenuhi syarat. Disarankan untuk perusahaan yaitu membuat ventilasi dengan luas ventilasi 25 % dari luas lantai di ruang kerja, penambahan exhauster atau blower di ruang kerja, pada bagian produksi dilengkapi penyedot debu yang diletakkan di dekat mesin atau sumber debu, pemilik menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan resiko bahaya.

Daftar bacaan :  18 (2000-2018)
Kata kunci      :  Kualitas Fisik Udara, PT. Varia Usaha Beton
Kasifikasi       :  -
Fulltext