Minggu, 07 Juni 2009

STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI STASIUN KERETA API PURWOKERTO TAHUN 2007

Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2007


Abstrak
Siti Nurhayati
STUDI PENGELOLAAN AIR BERSIH DI STASIUN KERETA API PURWOKERTO TAHUN 2007
XV + 41 halaman : Lampiran, tabel, gambar

Dalam rangka peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya penularan dan penyebaran penyakit pada Stasiun Kereta Api Purwokerto yang disebabkan kualitas air bersih dan sanitasi sarana air bersih yang kurang baik maka perlu adanya peningkatan pengelolaan air bersih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan, kuantitas dan kualitas air bersih serta mengetahui kondisi sanitasi pada sarana air bersih di Stasiun Kereta Api Purwokerto.
Metode yang digunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara dan pemeriksaan. Pengolahan data dengan menggunakan editing, coding dan tabulating serta penyajian data dalam bentuk tabel.
Hasil penelitian yaitu Pengelolaan air bersih di Stasiun Kereta Api Purwokerto kurang baik. Berdasarkan check list, sumur artesis diperoleh hasil kualitas fisik sumur artesis baik dengan nilai 85. Pemeriksaan kualitas air bersih yang bersumber dari sumur artesis pada bak penampungan sumur artesis, kamar mandi dan WC, kantin stasiun serta restorasi meliputi kualitas fisik(bau, rasa dan warna) dan kimia (pH, kandungan besi dan kesadahan) memenuhi syarat kesehatan, tetapi suhu air bersih yaitu 22ÂșC dan pH pada kantin stasiun yaitu 6 kurang memenuhi syarat. Kualitas mikrobiologi tidak memenuhi syarat kesehatan dengan kandungan coliform sejumlah >1100 koloni/100 ml sampel. Jumlah air bersih yang didapat dari sumur artesis dengan debit air 2 liter/detik, memenuhi syarat kuantitas air bersih.
Kesimpulan penelitian adalah pengelolaan, kuantitas dan kualitas (fisik dan kimia) air bersih serta kondisi sanitasi pada sarana air bersih di Stasiun Kereta Api Purwokerto baik dan memenuhi syarat kesehatan, tetapi kualitas mikrobiologi tidak memenuhi syarat kesehatan.
Saran penulis adalah PT. KAI memelihara sarana air bersih antara lain mengganti kran-kran yang rusak, pemberian kaporit dan memeriksa kondisi jaringan perpipaan serta dapat mengangkat petugas pengelolaan air bersih dari tenaga sanitarian ( D III Kesling ), untuk pengelolaan air bersih yang baik, memeriksa kualitas dan kuantitas dan penentuan teknik pemberian dosis chlor. DKK Dati II Banyumas hendaknya melakukan upaya pengawasan terhadap kuantitas dan kualitas air bersih secara rutin, misalnya 3 bulan sekali.

Daftar bacaan :13 ( 1979-2003 )
Kata kunci      : Air bersih
Klasifikasi      :
Full text

Tidak ada komentar:

Posting Komentar