Senin, 09 November 2015

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PHBS DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEBUMEN WILAYAH KERJA PUSKESMAS I BATURRADEN TAHUN 2015

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015


Abstrak
Faizal Ayun Saefurahman (faisalayun@gmail.com) 
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PHBS DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KEBUMEN WILAYAH KERJA PUSKESMAS I BATURRADEN TAHUN 2015
XVI+ 126 halaman : gambar, tabel, lampiran 
 
Diare merupakan buang air encer lebih dari empat kali sehari baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/ minuman yang tercemar tinja dari faktor resiko lainya yaitu faktor penjamin dan faktor lingkungan (sumber air minum, kualitis fisik sumber air minum,dan kepemilikan jamban). Tindakan preventif agar serangan kuman dapat dihindari sebaiknya harus di lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (seperti dengan air bersih, mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB,dan dengan jamban sehat). Tujuan penelitian  mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Kebumen wilayah kerja Puskesmas I Baturraden Banyumas Tahun 2015. 
Metode penelitian yang digunakan analitik dengan pendekatan case control. Jumlah responden sebanyak 60 responden, 30 responden sebagai kasus dan 30 responden sebagai kontrol. Variabel yang diteliti yaitu sumber air minum, kualitas fisik sumber air minum, kepemilikan jamban, penggunaan air bersih, mencuci tangan menggunakan sabun,dan penggunaan jamban sehat. Analisis dengan uji chi square dan OR dengan CI 95 % dan α 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan sanitasi lingkungan dan PHBS yang memilki hubungan yaitu mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB dengan nilaip-value=0,024 ; OR=7,000 dan kebiasaan menggunakan jamban pada saat BAB dengan nilaip-value=0,019 ; 4,125. Sumber air minum, kualitas, fisik sumber air minum, kepemilikan jamban, dan penggunaan air bersih yang tidak memiliki hubungan yang signifikan tetapi beresiko.
Kesimpulan penelitian ini sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat menjadi faktor resiko terjadinya penyakit diare. Faktor yang memiliki hubungan yang signifikan yaitu kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dan kebiasaan menggunakan jamban sehat. Peneliti menyarankan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Daftar bacaan : 19 ( 2000-2014)
Kata kunci      : Sanitasi Lingkungan dan PHBS, Diare , Balita
Klasifikasi      : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar