Kamis, 08 Oktober 2020

DESKRIPSI INDEKS JENTIK Aedes sp DI DESA PANDAK KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020

 Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Sanitasi Program Diploma III
Tugas Akhir,30 April 2020
Abstrak
Salma Maudi Fujiant(Salmamaudifujiant@gmail.com)
DESKRIPSI INDEKS JENTIK Aedes sp DI DESA PANDAK KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020
LXIV +64halaman: Gambar, Tabel, Lampiran

Penyakit DBD masih merupakan permasalahan serius di Provinsi Jawa Tengah, terbukti 35 kabupeten/kota sudah pernah terjangkit penyakit DBD. Di Kabupaten Banyumas sendiri dalam lima tahun terakhir jumlah kasus penderita DBD terjadi secara fluktuatif seperti di wilayah kerja Puskesmas 2 Baturraden ditemukan angka kejadian terbanyak terjadi di Desa Pandak, Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas yang terus-menerus menunjukan bahwa di wilayah tersebut terdapat kepadatan nyamuk Aedes sp yang cukup tinggi serta merupakan wilayah yang berstatus endemis DBD. Tujuan penelitian ini yaitu menghitung kepadatan larva nyamuk untuk mengetahui apakah Desa Pandak merupakan daerah yang berisiko tinggi dalam penularan penyakit DBD. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif.Penelitian dilakukan di Desa Pandak, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dengan cara survei jumlah container dan kepadatan larva nyamuk Aedes sp dengan metode survei jentik visual didasari oleh data geografi, demografi dan keadaan sosial ekonomi penduduk, sehingga dapat diketahui tingkat risiko suatu wilayah terhadap penularan DBD.
Hasil Observasi menunjukan Kasus DBD di Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas pada tahun 2019 mengalami kenaikan luar biasa. Pada tahun 2017 dan tahun 2018 tidak terdapat kasus tetapi pada tahun 2019 terdapat kenaikan kasus sebanyak 54 kasus DBD. Perhitungan House Index (HI) di Desa Pandak didapatkan rata-rata HI 9,92%.Hasil wilayah yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan standar ≥5% (WHO, 2007) ada di 4 RT yaitu di RT 01 RW 02 sampai RT 04 RW 02. Perhitungan Container Index (CI) di Desa Pandak didapatkan hasil rata rata CI 2,74%. Dan wilayah yang hasilnya tidak memenuhi syarat terdapat di RT 03 RW 02 (11,59 %) karena melebihi standar yang sudah ditentukan ≥10% (WHO, 2007). Perhitungan Breteau Index (BI) di Desa Pandak didapatkan hasil dengan rata rata- rata 14,72%. Wilayah yang Tidak Memenuhi Syarat BI di RT 03 RW 02 (61,53 %) karena hasil Breteau Index (BI) ≥ 50%. Pada Perhitungan Angka Bebas Jentik (ABJ) Desa Pandak didapatkan hasil dengan rata-rata 90,06%. Nilai ABJ yang Tidak Memenuhi Syarat di RT 03 RW 02 (65,38 %) Karena nilai ABJ ≥95 % (WHO, 2007).
Kesimpulan perhitungan Indeks Jentik yang didasari dari 4 Indikator kepadatan larva (HI, CI, BI, ABJ) didapatkan hasil bahwa wilayah penelitian yaitu di Desa Pandak terdapat sebagian wilayah yang kepadatan larvanya tidak memenuhi syarat dan sebagian wilayah lainnya telah memenuhi syarat sesuai dengan standar (WHO, 2007). Saran yang peneliti rekomendasikan adalah agar masyarakat tetap lebih memperhatikan kebersihan tempat penampungan air di area sekitar halaman rumah terutama pada container yang tidak dapat terkontrol karena sangat berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes sp.

Daftar bacaan : 23 ( 2005 – 2020)
Kata kunci      : DBD, container, nyamuk
Klasifikasi      : -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar