Senin, 30 September 2019

ANALISIS HYGIENE SANITASI DAN ANGKA LEMPENG TOTAL PADA MAKANAN PARA PEKERJA PT. SAMBAS WIJAYA BETON DI JALAN PURBALINGGA - KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
ABSTRAK
Fendi Hardiyanto (fendihardy@gmail.com)
ANALISIS HYGIENE SANITASI DAN ANGKA LEMPENG TOTAL PADA MAKANAN PARA PEKERJA PT. SAMBAS WIJAYA BETON DI JALAN PURBALINGGA - KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019
xvi + 77 halaman : tabel, gambar, lampiran

Makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena makanan sebagai sumber tenaga bagi tubuh dan kebutuhan dasar bagi pertumbuhan manusia. Makanan yang dikonsumsi bukanlah hanya sekedar memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, tetapi juga makanan harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit (Nur Cahyani, dalam) (Nugroho Adhi P, 2018, h.1). Kasus penyakit bawaan makanan (foodborne disease) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kebiasaan mengolah makanan secara tradisional, penyimpanan dan penyajian yang tidak bersih dan tidak memenuhi per-syaratan hygiene (Fajriansyah, 2017) (Nugroho Adhi P, 2018, h.2). Tujuan penelitian adalah mengetahui hygiene sanitasi dan menghitung jumlah angka kuman pada makanan di warung area PT. Sambas Wijaya Beton, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga Tahun 2019.
Metode penelitian observational deskriptif. Pengumpulan data dengan data primer diperoleh dari hasil observasi kepada pemilik dan pekerja di warung makan serta uji laboratorium terhadap hasil produksi warung makan di area PT. Sambas Wijaya Beton Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga yang dilakukan di laboratorium Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian sanitasi pada peralatan pengolahan makanan, bahan baku, proses pemilihan bahan baku, pengolahan bahan baku, penyimpanan makanan matang dan penyajian makanan memenuhi syarat karena setiap kriteria pada variabel memiliki jawaban ya. Penjamah makanan, tempat pengelolaan makanan, penyimpanan bahan baku dan pengangkutan makanan tidak memenuhi syarat karena salah satu atau terdapat kriteria pada variabel yang memiliki jawaban tidak.
Kesimpulan Hygiene sanitasi warung makan di area PT. Sambas Wijaya Beton Desa Jetis Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga tidak memenuhi syarat. Permasalahan hygiene sanitasi dapat di atasi dengan menyediakan pakaian kerja, memperkuat konstruksi bangunan dengan digantikannya bangunan kayu menjadi bangunan tembok, lantai dibuat kedap air dengan di beri kramik, dibangunkannya langit – langit yang mudah di bersihkan dan berwarna cerah, dihimbau dalam penyimpanan bahan baku makanan menggunakan prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out, disediakannya alat khsus dalam angkut mengangkut makanan, menyediakan wadah makanan jadi yang tertutup sehingga tidak terjadi potensi pencemaran terhadap makanan dan untuk tiap pekerja disiplin menggunakan pakaian kerja dan meningkatkan hygiene perorangan.

Daftar bacaan : 15 (1998 – 2018)
Kata Kunci     : Hygiene sanitasi, Warung makan, PT. Sambas Wijaya Beton, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi      : -
Fulltext

TINJAUAN SANITASI STASIUN KERETA API PURWOKERTO DAERAH OPERASI V PURWOKERTO TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Eko Yudiriyanto (ekoyudir@live.com)
TINJAUAN SANITASI STASIUN KERETA API PURWOKERTO DAERAH OPERASI V PURWOKERTO TAHUN 2019
XVII+71 halaman: tabel, gambar, lampiran

Stasiun kereta api sebagai tempat umum dan tempat berkumpulnya pengguna jasa kereta api harus senantiasa mendapatkan pengawasan sanitasi karena jika tidak dapat menjadi penularan penyakit, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta menurunya kualitas kesehatan lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui sanitasi dasar, sanitasi bagian luar, sanitasi bagian dalam, dan sanitasi bagian fasilitas pendukung di stasiun kereta api Purwokerto.
Jenis penelitan adalah deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi keadaan sanitasi di stasiun kereta api Purwokerto Cara pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan pengelola dan karyawan stasiun, observasi langsung pada obyek yang diteliti serta dilakukan pengukuran, meliputi sanitasi dasar, sanitasi bagian luar, sanitasi bagian dalam, dan sanitasi bagian fasilitas pendukung, pengukuran pencahayaan, suhu, kelembaban di stasiun kereta api Purwokerto, kemudaian di analisis dan dibandingkan dengan peraturan yang ada.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keadaan sanitasi Stasiun Kereta Api Purwokerto Tahun 2019 didapatkan hasil sebesar 91,89 % dengan rincian adalah sanitasi dasar sebesar 93,02%, sanitasi bagian luar stasiun sebesar 89,65%, sanitasi bagian dalam stasiun sebesar 97,87% dan sanitasi bagian fasilitas pendukung stasiun sebesar 89,47%.
Kesimpulan bahwa keadaan sanitasi stasiun kereta api Purwokerto termasuk dalam kategori memenuhi syarat tetapi masih ada beberapa variabel yang belum memenuhi syarat yaitu kondisi TPS yang masih belum tertutup, kondisi penerangan di tempat parkir yang masih kurang, terdapat beberapa ruangan yang suhunya tidak memenuhi syarat dan pencahayaan kurang dan area merokok yang masih berada di titik keramaian. Adapun saran dari penulis yaitu perencanaan pembuatan TPS baru lebih dimatangkan lagi agar sesuai persyaratan, penambahan lampu pada tempat parkir, penambahan kipas angin atau ventilasi pada ruang kantor yang belum ada pendingin ruangan.

Daftar bacaan : 20 (1993-2018)
Kata kunci      : Sanitasi, Stasiun Kereta Api
Klasifikasi      :
Fulltext

SANITASI HOTEL TIARA and RESORT di KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Annisa Mutia Widayanti (annisamutia0630@gmail.com)
SANITASI HOTEL TIARA and RESORT di KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019 
XVIII + 88 halaman : Tabel, Gambar, Lampiran

Hotel merupakan jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, yang dikelola secara komersial yang meliputi hotel berbintang dan hotel melati.Hotel juga menyediakan jasa penginapan bagi wisatawan domestic maupun mancanegara yang perlu dikelola secara komersial. Hotel harus diawasi kondisi sanitasinya dan bila tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki resiko kesehatan bagi tamu dan karyawan.Tujuan penelitian mengetahui kondisi sanitasi hotel dan sanitasi fasilitas pendukung.
Jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sanitasi Hotel Tiara and Resort. Cara pengumpulan data yaitu dengan cara observasi langsung pada obyek yang akan diteliti, wawancara terhadap pihak pengelola hotel, dan pengukuran meliputi pengukuran pencahayaan, suhu dan kelembaban.
Hasil penelitian kondisi sanitasi bagian dalam, sanitasi bagian luar, fasilitas dasar fasilitas pendukung, pencahayaan, suhu dan kelembaban secra umum sudah memenuhi syarat. Komponen yang tidak memenuhi syarat meliputi : Ruang istirahat karyawan, Gudang, Urinoir, Penyajian makanan, Kotak P3K, dan Jalur evakuasi.
Kesimpulan bahwa Hotel Tiara and Resort sudah memenuhi persyaratan dengan total scor 84,61% dan scor prosentase komponen yang tidak memenuhi syarat sebesar 15,38%. Menurut Cheklist Keputusan Dirjen PPM & PLP diperoleh dengan kriteria penilaian hotel melati 3 yaitu memenuhi syarat apabila prosentasenya 75% sedangkan Hotel Tiara and Resort memperoleh prosentase 84,61% masuk dalam kategori baik (B). Disarankan untuk pengelola hotel agar meningkatkan mutu serta memperbaiki komponen yang belum memenuhi syarat agar lebih baik dan menarik pengunjung lebih banyak lagi.

Daftar Bacaan : 15 (1980-2018)
Kata Kunci     : Sanitasi hotel
Klasifikasi      : -
Fulltext

STUDI JUMLAH DEBU DI PT. SAMBAS WIJAYA BETON DESA JETIS KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Putri Novaningtyas (pnovaningtyas25@gmail.com)
STUDI JUMLAH DEBU DI PT. SAMBAS WIJAYA BETON DESA JETIS KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019
xv + 72 halaman: gambar, tabel, lampiran

Bahan, alat produksi, dan lingkungan kerja merupakan penyebab dari timbulnya pencemaran udara. Industri Beton merupakan salah satu yang menghasilkan pencemar berupa debu. Debu yang terpajan terlalu lama oleh pekerja dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan salah satunya penyakit saluran pernapasan. Tujuan penelitian untuk mengukur jumlah debu, kecepatan angin, dan arah angin di PT. Sambas Wijaya Beton Desa Jetis Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga.
Jenis penelitian  kualitatif yang bersifat deskripsi dengan pendekatan evaluasi. Pengukuran dilakukan pada sepuluh titik sampel dan parameter yang diukur adalah jumlah debu total, kecepatan angin, arah angin, suhu udara, dan kelembapan udara. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Data disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan narasi.
Hasil pengukuran jumlah debu total menggunakan dusttrak di lingkungan kerja dengan durasi 15 menit didapatkan hasil rekapitulasi rerata sebelum dan saat produksi durasi 15 menit 0,4949 mg/m3 dan durasi 8 jam rata – rata 15,8368 mg/m3. Rekapitulasi rerata sebelum dan saat produksi 0,755 m/s. Rekapitulasi rerata sebelum dan saat produksi 33,51°C. Rekapitulasi rerata sebelum dan saat produksi 54,85%. Hasil penentu arah angin lebih dominan ke arah Utara.
Jumlah debu total di PT. Sambas Wijaya Beton 15,8368 mg/m3, jumlah debu tertinggi diperkenankan adalah 10 mg/m3. Kecepatan angin 0,755 m/s, suhu udara 33,51°C, kelembapan udara 54,85%, arah angin dominan ke arah Utara. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah debu di lingkungan kerja yaitu dengan memperbanyak menanam pepohonan sebagai penghijauan di semua lokasi, serta pemilik perusahaan menyediakan dan meningkatkan pengawasan tentang penggunaan APD seperti masker respirator partikulat pada pekerja.

Daftar Bacaan : 23 (1992 – 2018)
Kata Kunci      : Debu, Udara, PT. Sambas Wijaya Beton, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi       : -
Fulltext

DESKRIPSI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR PADA IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) BANDARA SOEKARNO HATTA TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Iska Arifatu Sadiyah (iskaarifatu@gmail.com)
DESKRIPSI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR PADA IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) BANDARA SOEKARNO HATTA TAHUN 2018
XVIII + 88 halaman, gambar, tabel, lampiran

Bandara Soekarno Hatta merupakan salah satu tempat-tempat umum yang sangat vital dalam melayani penerbangan domestik dan internasional. Dari volume kegiatan pengunjung yang ada di Bandara dapat menimbulkan limbah cair dan perlu adanya pengolahan terhadap limbah cair tersebut. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan pengelolaan limbah cair pada IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) di Bandara Soekarno Hatta Tahun 2018.
Metode penelitian deskriptif dimaksudkan untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada pada IPAL dan cara pengolahan limbah cair pada IPAL di Bandara Soekarno Hatta.
Hasil penelitian sumber limbah cair yang ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta bersumber dari seluruh wilayah yang ada di bandara. Pengolahan limbah cair di Bandara Internasional Soekarno Hatta melalui empat tahap. Hasil rata-rata pemeriksaan limbah cair 2018 untuk parameter suhu 23,96 ⁰C, TSS 16 mg/l, BOD 8,13 mg/l, COD 23,2 mg/l, pH 7,32 , Amonia 1,87 mg/l.
Kesimpulan Manajemen pengelolaan limbah cair di bawah Unit Sanitation Facility dilakukan dengan baik. Pendistribusian limbah cair melalui saluran tertutup yang disalurkan menuju tempat STP. Pengolahan limbah cair meliputi empat tahap pengolahan. Hasil pemeriksaan kualitas limbah cair pada tahun 2018 untuk parameter suhu, TSS, BOD, COD, pH, Amonia telah memenuhi syarat yang ditentukan.

Daftar Bacaan : 36 (1995 – 2019)
Kata Kunci      : IPAL, Bandara Soekarno Hatta
Klasifikasi       :
Fulltext

STUDI KUALITAS FISIK UDARA DI PT. SAMBAS WIJAYA BETON DESA JETIS KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, April 2019
Abstrak
Ektri Yulianti (ektriyulianti@gmail.com)
STUDI KUALITAS FISIK UDARA DI PT. SAMBAS WIJAYA BETON DESA JETIS KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019
XV + 118 halaman : Tabel, Gambar, Lampiran

PT. Sambas Wijaya Beton Purbalingga perusahaan produksi batu pecah dan beton siap pakai. Proses produksi menggunakan mesin sehingga menimbulkan kebisingan. Tujuan penelitian medeskripsikan kualitas fisik udara parameter intensitas suara, cahaya, indeks radiasi UV, suhu, dan kelembapan.
Metode penelitian pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan pengukuran. Analisis data membandingkan tabel hasil dengan Permenaker RI No 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Hasil penelitian shift 1 rata-rata intensitas suara (74,9 dBA), shift 2 (70,8 dBA) memenuhi syarat. Intensitas cahaya shift 1 rata-rata (247,3 Lux) dan shift 2 (157,9 Lux). Indeks radiasi UV shift 1 rata-rata (5,25) dan shift 2 (5,50) sedang. Suhu shift 1 rata-rata (33,6 0C), shift 2 (34,9 0C) semua tidak memenuhi syarat. Kelembapan shift 1 rata-rata (48,9%), shift 2 (53,3%) memenuhi syarat. Sarana dan prasarana ruangan memenuhi syarat, ruang operator BPO 80%, stone crusher 44%, QC 86%, maintenance 72%, kantor 88%, mushola 88%, genset 48%, K3L 80% dan gudang 70%. Hasil dipengaruhi faktor aktivitas, kondisi sarana prasarana ruangan, dan keadaan geografis. Hasil wawancara 9 dari 15 responden merasa nyaman dengan lingkungan PT. Sambas Wijaya Beton Purbalingga, sedangkan 6 tidak nyaman.
Kesimpulan parameter yang tidak memenuhi syarat yaitu suhu. Rata-rata intensitas suara, cahaya, indeks UV, dan kelembapan memenuhi syarat. Saran dari peneliti, perusahaan bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan Daerah dan Dinas Satuan Tenaga Kerja Purbalingga memantau kualitas fisik udara 6 bulan sekali, pemeliharaan mesin minimal 1 minggu 2 kali, penyediaan APD (earplug, topi/helm) dan penambahan alat penyehatan udara (AC dan kipas angin).

Daftar Bacaan : 25 (1993 – 2018)
Kata Kunci     : Kualitas Fisik Udara, PT. Sambas Wijaya Beton Purbalingga
Klasifikasi      : -
Fulltext

DESKRIPSI KUALITAS, KUANTITAS AIR DAN PERSONAL HYGIENE PENDERITA DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SERAYU LARANGAN KECAMATAN MREBET PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Vevi Eli Saputri (vevielisaputri@gmail.com)
DESKRIPSI KUALITAS, KUANTITAS AIR DAN PERSONAL HYGIENE PENDERITA DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SERAYU LARANGAN KECAMATAN MREBET PURBALINGGA TAHUN 2019
xv + 64 halaman: gambar, tabel, lampiran

Eksema atau biasa disebut dermatitis merupakan sejenis pola reaksi peradangan kulit yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun faktor eksternal. Kasus dermatitis di wilayah kerja Puskesmas Serayu Larangan Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga pada tahun 2017 sebanyak 1645 penderita. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas, kuantitas air dan personal hygiene penderita dermatitis di wilayah kerja Puskesmas Serayu Larangan Kecamatan Mrebet Purbalingga tahun 2019.
Jenis penelitian  deskriptif yaitu menggambarkan kualitas, kuantitas air dan personal hygiene penderita dermatitis. Subyek dalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas air dan personal hygiene penderita dermatitis yang berobat di Puskesmas Serayu Larangan Kecamatan Mrebet Purbalingga pada bulan Januari 2019.
Hasil penelitian yang dilakukan pada penderita dermatitis di wilayah kerja Puskesmas Serayu Larangan Kecamatan Mrebet Purbalingga dapat diketahui penyakit dermatitis banyak terjadi pada laki-laki (65%), paling banyak terjadi pada usia 1-10 tahun. Sumber air yang digunakan oleh penderita dermatitis yaitu mata air (45%), PAMSIMAS (35%), mata air dan PAH (20%). Kualitas fisik air bersih dari mata air telah memenuhi syarat yaitu tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, suhu 26,4oC, kekeruhan 0,001 NTU dan sumber air dari PAMSIMAS juga memenuhi syarat yaitu tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, suhu 26,5oC, kekeruhan 0,001 NTU. Penggunaan rata-rata air bersih yaitu 50% sudah memenuhi syarat ≥ 60 liter/orang/hari dan 50% tidak memenuhi syarat pada saat musim kemarau yaitu ≤ 60 liter/orang/hari. Personal hygiene penderita dermatitis yaitu 70% (14 penderita) memiliki personal hygiene kategori cukup.
Kesimpulan adalah dermatitis terjadi paling
banyak pada laki-laki pada usia 1-10 tahun karena personal hygiene yang kurang baik dan penggunaan rata-rata air bersih yang kurang pada saat musim kemarau. Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan kebersihan diri, hindari penggunaan perlengkapan pribadi secara bersama-sama, melakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit kulit, pada saat musim kemarau perlu dilakukan efisiensi dalam pemakaian air.

Daftar bacaan : 11 (1998-2017)
Kata kunci      : Kualitas Air, Kuantitas Air, Personal Hygiene, Dermatitis
Klasifikasi      : -
Fulltex

DESKRIPSI PENGENDALIAN TIKUS DAN PINJAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Cikitha Melinda Nathasiya (cikitamelinda252@gmail.com)
DESKRIPSI PENGENDALIAN TIKUS DAN PINJAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018
XIV + 61 halaman: gambar, tabel,quisioner ,lampiran.

Tikus adalah binatang menyusui kecil , termasuk dalam familia Murridae dari ordo Rodenita yang mempunyai sifat pemakan segala makanan .Tikus merupakan salah satu jenis binatang penganggu yang dapat menularkan berbagai penyakit ,seperti Pes ,Leptopirosis,Schrub typhus ,Murine typhus ,dan Rat bite fever. Penularan penyakit tersebut diantaranya dapat ditularkan melalui pinjal dan dipindahkan kepada manusia. Wilayah Kerja Puskesmas Selo sebagai salah satu wilayah dengan penyebaran tikus terbanyak di Kabupaten Boyolali, diwilayah terdapat yang cocok untuk persembunyian tikus dan terdapat banyak makanan, sehingga besar kemungkinan terdapat tikus yang hidup di wilayah Kerja Puskesmas Selo. Tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsika jumlah tikus yang tertangkap,jumlah pinjal ,jenis pinjal .indeks pinjal,upaya pengendalian.
Metode penelitian Observasi dengan menggunkan data skunder Puskesmas Selo Kabupaten Boyolali dan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali . Analisa data dengan menggunakan analisa tabel grafik ,tabel,dan harus sesuia dengan peraturan atau teori yang relevan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah tikus yang tertagkap di wilayah Kerja Puskesmas Selo tahun 2018 adalah sebanyak 789 ekor dengan jenis tikus Rattus Tanezumi (tikus rumha )sebanyak 595 ekor dan Rattus Tiomanicus (Tikus pohon ) sebanyak 194 ekor ,dan jumlah pinjal ynag tertangkap di wilayah Kerja Puskesmas Selo sebanyak 562 ekor dengan pinjal yang menginfeksi tikus berjenis Xenopsylla Cheopis dan St.Cognatus indeks pi jal yang ada menunjukan hasil 1,33 yang berarti masih jauh dari dibawah standar untuk indeks pinjal di daerah endermis.
Kesimpulan di wilayah Kerja Puskesmas Selo Boyolali ditemukan beberapa spesies tikus dan pinjal sehingga dipandang perlu untuk melakukan upaya pengendalian tikus . Upaya yang dapat dilakukan anatara lain adalah perbaikan sanitaasi lingkungan ,rat proofing bangunan-bangunan dan pemasangan perangkap tikus (trapping ) secara rutin agar populasi dapat di kendalikan.

Daftar bacaan : 28 (1995–2018)
Kata kunci      : Tikus, Pinjal
Klasifikasi      : -
Fulltext

STUDI ANGKA KUMAN PADA LINEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. ASHARI PEMALANG TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Dessi Rahayu Setyaningsih (dessirahayusetyaningsih@gmail.com)
STUDI ANGKA KUMAN PADA LINEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. ASHARI PEMALANG TAHUN 2019
XIX + 115 halaman: gambar, tabel, lampiran

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit salah satunya pengawasan linen (laundry). Angka kuman pada linen yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Tujuan penelitian adalah mengukur jumlah angka kuman pada linen di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Ashari Pemalang.
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Subyek dari penelitian ini adalah angka kuman pada linen di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang dengan objek yang akan diperiksa yaitu angka kuman, suhu, pencahayaan, kelembaban dan ventilasi. Cara pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, pengambilan sampel, dan pemeriksaan laboratorium menggunakan checklist, kuisioner, termometer, higrometer, lux meter dan meteran.
Hasil pemeriksaan angka kuman linen di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Ashari Pemalang dari 12 sampel terdapat tiga jenis linen yang tidak memenuhi syarat yaitu duk besar 33 CFU/ 100 cm2, jasmet 20 CFU/ 100 cm2 danperlak29 CFU/ 100 cm2, sedangkan baju petugas operasi, sprei, kerudung, sarung bantal, baju operasi pasien, celana operasi petugas, selimut, duk kecil, dan handuk memenuhi syarat.
Kesimpulan bahwa terdapat ruang pengelolaan linen di Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Ashari Pemalang yang tidak memenuhi syarat seperti lantai, dinding, ventilasi, langit-langit, pintu, suhu, dan kelembaban serta proses yang tidak memenuhi syarat yaitu pada proses pengumpulan linen kotor, pencucian linen, dan pengangkutan linen bersih sehingga Peneliti menyarankan kepada pihak pengelola linen untuk lebih memperhatikan proses pengelolaan linen dan memperbaiki komponen ruang pengelolaan linen yang tidak memenuhi syarat.

Daftar bacaan : 21 (1988-2019)
Kata Kunci     : angka kuman, linen, rumah sakit
Klasifikasi      : -
Fulltext

STUDI PENERAPAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI PONDOK PESANTREN DARUSSALAM DESA DUKUWALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
ABSTRAK
Arbi Wahid Husain (arbiwahid55@gmail.com)
STUDI PENERAPAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI PONDOK PESANTREN  DARUSSALAM DESA DUKUWALUH KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XVII + 87: gambar, tabel, lampiran

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial. Menurut John Gordon dan Lericht (Asrul Azwar, 1986), salah satu timbulnya penyakit dipengaruhi oleh lingkungan (environment). Contoh faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit misalnya tempat pengolahan makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan periode 2009-2013, diperkirakan ada 10.700 kasus KLB keracunan pangan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran penerpan hygiene sanitasi makanan di Pondok Pesantren Darussalam Desa Dukuwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas tahun 2019.
Metode Penelitian adalah kualitatif bersifat deskriptif. Pengumpulan data diperoleh dari obserbvasi tempat pengolahan makanan, wawancara kepada penjamah makanan, dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian bahwa proses pemilahan bahan makanan, pengangkutan bahan dan makanan jadi, memenuhi syarat karena > 76%. Namun untuk penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi, dan penyajian belum memenuhi syarat karena masih < 75%. Pemeriksaan mikrobiologi makanan (ALT) masih dibawah standar 1x104 koloni/gram.
Kesimpulan Penerapan Hygiene Sanitasi Makanan di Pondok Pesantren Darussalam Dukuwaluh kecamatan Kembaran kanupaten Banyumas dengan hasil berdasarkan 6 prinsip hygiene sanitasi makanan yang diperiksa secara umum sebesar 73% tidak memenuhi syarat. Permasalahan hygiene sanitasi dapat diatasi dengan pembuatan rak tertutup untuk penyimpanan bahan makanan kering dan penambahan lemari pendingin, sebaiknya dilakukan pengendalian hewan pembawa penyakit seperti tikus, kecoa, nyamuk, dan lalat. Penyajian makanan selalu tertutup dan mengikutsertakan penjamah makanan untuk kursus hygiene sanitasi makanan.

Daftar bacaan : 19 (1986-2018)
Kata kunci      : Hygiene sanitasi, Makanan, Pondok Pesantren
Klasifikasi      : -
Fulltext

SANITASI BALAI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA SATRIA KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Cici Dwi Sayekti (cicidwisayekti@gmail.com)
SANITASI BALAI REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA SATRIA KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XIV+63 halaman: tabel, gambar, lampiran

Pusat Rehabilitasi merupakan tempat untuk pemulihan dan pengobatan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial agar korban penyalahgunaan narkoba dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengetahui kondisi sanitasi meliputi kondisi sanitasi ruang dan bangunan, kualitas fisik air bersih, pembuangan tinja dan air limbah, pengelolaan sampah, hygiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor dan tikus serta fasilitas penunjang di BRSKP NAPZA Satria Baturraden.
Jenis penelitian deskriptif dengan melakukan pengamatan, pengukuran dan wawancara, hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan persyaratan yang ada.
Hasil penelitian yang telah dilakukan selama 3 hari menunjukkan bahwa BRSKP NAPZA Satria Baturraden telah memenuhi syarat kesehatan dengan hasil presentase checklist 84%. Rata-rata suhu ruangan sudah memenuhi syarat yaitu diperoleh hasil 28,9°C. Kelembaban ruangan sudah memenuhi syarat dengan rata-rata hasil 58,7%. Pencahayaan sudah memenuhi syarat dengan rata-rata hasil 108,1 Lux. Komponen sanitasi yang belum memenuhi syarat antara lain meliputi belum adanya pengendalian vektor dan tikus, tempat sampah belum terpisah antara organik dan anorganik, tempat pembuangan sampah sementara belum tertutup, saluran air limbah masih menggunakan sistem terbuka, beberapa fasilitas penunjang masih belum memenuhi syarat. Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah kondisi sanitasi sudah memenuhi syarat, tetapi masiih ada beberapa yang harus diperbaiki. Untuk saran, sebaiknya pengelola segera melakukan pengendalian terhadap vektor dan tikus, memisah sampah antara organik dan anorganik, tempat pembuangan sampah sementara diberi tutup, saluran air limbah menggunakan sistem tertutup dan menambahkan beberapa fasilitas penunjang yang belum memenuhi syarat. Serta bagi penghuni sebaiknya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, menguras bak mandi secara rutin dan membuka jendela setiap hari.

Daftar bacaan : 21 (1996 – 2018)
Kata kunci      : Sanitasi, Fasilitas Rehabilitasi Sosial
Klasifikasi      : -
Fulltext

DESKRIPSI INTENSITAS SUARA RUANG PRODUKSI PT. SUMBER GRAHA SEJAHTERA DESA BAJONG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Jayasti Aditya Kusuma Aji (jayastiadit@gmail.com)
DESKRIPSI INTENSITAS SUARA RUANG PRODUKSI PT. SUMBER GRAHA SEJAHTERA DESA BAJONG KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019.
XVI + 63 halaman: gambar, tabel, lampiran

Kebisingan yaitu terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki serta membahayakan kesehatan, baik dalam intensitas rendah maupun tinggi, termasuk juga pola datangnya suara.Proses produksi menggunakan mesinmesin yang dapat menimbulkan kebisingan yang berdampak pada kesehatan pekerja. Tujuan penelitian untuk mengukur intensitas suara, suhu, kelembaban, laju ventilasi, dan getaran, membandingkan hasil tertinggi dan terendah intensitas suara dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Metode penelitian deskriptif. Cara pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan pengukuran menggunakan alat-alat dan instrumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan hitunganmean dan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja LingkunganKerja. 
Hasil pengukuran Intensitas Suara Di Ruang Produksi PT. Sumber Graha Sejahtera dihasilkan yaitu pada waktu pagi hari dihasilkan intensitas suara dengan rata-rata 79,88 dB. Pada waktu sore hari dihasilkan intensitas suara dengan rata-rata 79,74 dB. Dan pada ruang waktu malam hari dihasilkan intensitas suara rata-rata sebesar 78,70 dB. Kesimpulan  hasil intensitas suara pada ruang produksi yang paling tinggi pada waktu pagi berada pada ruang produksi mesin rotary sebesar 86,15 dB, pada waktu sore hari berada pada ruang produksi mesin hotpress sebesar 84,04 dB, pada waktu malam hari berada pada ruang produksi mesin rotary sebesar 85,74 dB. Disarankan pihak industri harus menambah jumlah alat pelindung diri terutama earmuff atau earplug untuk pekerja agar meminimalisir dampak dari paparan kebisingan. 

DaftarBacaan   : 16(2002-2018)
Katakunci         : Kebisingan, Kesehatan lingkungan
Klasifikasi        : -
Fulltext

IDENTIFIKASI DAN INDEKS PINJAL TIKUS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Dimas Tri Utomo (triutomo.dimas94@gmail.com)
IDENTIFIKASI DAN INDEKS PINJAL TIKUS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019
XVI + 55 halaman : gambar, tabel, lampiran

Pasar merupakan tempat umum dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidental maupun terus menerus dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pasar tradisional yang berada di Indonesia identik dengan tempat yang kotor, berbau tidak sedap, becek, dan pengap oleh karena itu tidak nyaman untuk aktifitas jual beli barang ataupun makanan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dina Supriyati dan Adil Ustiawan tentang Spesies Tikus, Cecurut, Dan Pinjal Yang Ditemukan Di Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013, indeks pinjal masih melebihi nilai ambang batas yaitu sebesar 2,03. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan indeks pinjal tikus di Pasar Kota Banjarnegara.
Jenis penelitian deskriptif dengan metode survei crossectional. Data tikus didapat dari penangkapan tikus menggunakan live trap dan populasi adalah fauna tikus yang hidup di Pasar Kota Banjarnegara. Sampel adalah tikus yang tertangkap menggunakan perangkap hidup yang diberi umpan mentimun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa indeks pinjal melebihi nilai ambang batas yaitu sebesar 2,36, dengan demikian perlu diadakanya pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit baik dengan metode fisik, biologi, kimia, dan pengelolaan lingkungan.
Kesimpulan penelitian ini adalah indeks pinjal di Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara melebihi nilai ambang batas. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendalianya, nilai ambang batas indeks pinjal yaitu
<2 .="" baik="" banjarnega="" binatang="" biologi="" dan="" dengan="" disarankan="" fisik="" kimia="" kota="" lingkungan.="" melakukan="" metode="" p="" pasar="" pelaksana="" pembawa="" pengelolaan="" pengendalian="" penyakit="" teknis="" unit="" untuk="" vektor="">
<2 .="" baik="" banjarnega="" binatang="" biologi="" dan="" dengan="" disarankan="" fisik="" kimia="" kota="" lingkungan.="" melakukan="" metode="" p="" pasar="" pelaksana="" pembawa="" pengelolaan="" pengendalian="" penyakit="" teknis="" unit="" untuk="" vektor="">Daftar bacaan  : 11 (1985-2017)
Kata kunci       : Identifikasi Tikus, Indeks Pinjal
Klasifikasi       :  -
<2 .="" baik="" banjarnega="" binatang="" biologi="" dan="" dengan="" disarankan="" fisik="" kimia="" kota="" lingkungan.="" melakukan="" metode="" p="" pasar="" pelaksana="" pembawa="" pengelolaan="" pengendalian="" penyakit="" teknis="" unit="" untuk="" vektor="">Fulltext

DETEKSI TRANSOVARIAL VIRUS DENGUE PADA NYAMUK Aedes aegypti DI WILAYAH PUSKESMAS 1 PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Dwi Naelus Sahanaya (dwinaeluss0@gmail.com)
DETEKSI TRANSOVARIAL VIRUS DENGUE PADA NYAMUK Aedes aegypti DI WILAYAH PUSKESMAS 1 PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
xii + 51 halaman : tabel, gambar, lampiran

Kabupaten Banyumas termasuk daerah endemis DBD, salah satunya adalah wilayah Puskesmas 1 Purwokerto Timur. Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang ditularkan oleh vektor utama nyamuk Aedes aegypti. Penularan DBD dapat melalui transmisi horisontal maupun transmisi vertikal atau transovarial (WHO, 1998). Adanya transmisi transovarial menyebabkan ancaman wabah DBD meningkat. Tujuan penelitian adalah mendeteksi transovarial Virus Dengue pada nyamuk Aedes aegypti di wilayah Puskesmas 1 Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Jenis penelitian  eksploratif. Penelitian dilakukan di Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dengan cara memasang ovitrap pada 10 rumah penduduk yang terbagi menjadi 3 zona yaitu zona A (rumah penderita sebanyak 1 rumah), zona B (rumah terdekat dengan rumah penderita sebanyak 5 rumah) dan zona C (rumah berjarak ≥ 100 m dari rumah penderita sebanyak 4 rumah). Telur yang diperoleh ditetaskan menjadi larva di laboratorium. Setelah menjadi larva instar 3 dan 4, sampel larva dikelompokkan menjadi 9 sampel (sampel A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3) kemudian diperiksa ada tidaknya virus dengue dengan menggunakan metode ELISA.
Hasil penelitian dengan menggunakan ELISA reader menunjukkan bahwa terdapat dua sampel positif virus dengue di Kelurahan Mersi yaitu kode sampel A1 dan C3 sedangkan tujuh sampel lainnya negatif. Hasil positif tersebut menunjukan bahwa telah terjadi penularan transovarial virus dengue pada sampel yang diteliti.
Kesimpulan penelitian adalah di wilayah Puskesmas 1 Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas sudah terjadi penularan transovarial virus dengue pada nyamuk Aedes aegypti. Pemerintah dan masyarakat hendaknya meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN-DBD) untuk menurunkan populasi vektor DBD sehingga kasus DBD dapat dieliminasi.

Daftar bacaan : 34 ( 1981 – 2017)
Kata kunci      : Transovarial, virus dengue, nyamuk Aedes aegypti
Klasifikasi      :
Fulltext

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI RW 04 KELURAHAN ARCAWINANGUN KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, April 2019
ABSTRAK
Pramuzela Inggit Pratiwi (pramuzelainggit@gmail.com)
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH DI RW 04 KELURAHAN ARCAWINANGUN KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
XIII + 84 halaman: gambar, tabel, lampiran

Pengelolaan sampah merupakan masalah besar bagi masyarakat dan pemerintah, karena dapat berdampak terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Sampah sebagai media penularan penyakit apabila sampah dalam pengelolaannya tidak dikelola dengan baik dan benar, yang dapat berakibat mengganggu kesehatan manusia. Pengelolaan sampah di perkotaan harus dikelola mulai dari sumber sampah, pewadahan sampah, pengumpulan sampah dan pengangkutan sampah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengelolaan sampah di RW 04 Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur tahun 2019.
Metode penelitian deskriptif, yaitu mendiskripsikan tentang pengelolaan sampah di RW 04 Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur, mulai dari tahap penimbulan sampai pengangkutan sampah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di RW 04 Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur pada tahap penimbulan sampah berasal dari aktivitas warga di RW 04 Kelurahan Arcawinangun dengan rata-rata penimbulannya yaitu 0,78 liter/ orang, jenis sampah yang ditimbulkan yaitu: sisa sayuran, sisa buah-buahan, sisa makanan, botol plastik, kain, karung, kardus, setrofoam, kayu, plastik, popok bayi, pembalut wanita, lampu dan kabel, pada tahap pewadahan ini dilakukan oleh masing-masing warga menggunakan tong sampah/ bak sampah, pengumpulan sampah yang ada di RW 04 Kelurahan Arcawinangun dilakukan oleh petugas sampah dengan cara dikumpulkan dalam kontainer kendaraan roda 3, sedangkan untuk pengangkutan sampah diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas untuk dibuang ke TPA Hanggar Kedungrandu. Berdasarkan hasil ceklis penilaian, RW 04 Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur termasuk dalam kategori tidak baik yaitu 38%.
Kesimpulan sistem pengelolaan sampah di RW 04 Kelurahan Arcawinangun Kecamatan Purwokerto Timur masuk dalam kategori tidak baik, mulai dari penimbulan sampai sampai dengan pengangkutan sampah. Saran bagi warga RW 04 Kelurahan Arcawinangun yaitu dapat memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik sebelum diangkut/ sampah organik dan sampah anorganik diletakkan di wadah yang berbeda, menjaga fasilitas yang sudah disediakan oleh petugas sampah.

Daftar bacaan  : 15 (1981-2018)
Kata kunci       : Pengelolaan sampah, Purwokerto
Klasifikasi       : -

SANITASI PERMUKIMAN DI RW 02 DESA KARANGMANGU KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, 23 Mei 2019
Abstrak
Fauzy Ridho Laksana (fauzyridho17@gmail.com)
SANITASI PERMUKIMAN DI RW 02 DESA KARANGMANGU KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019.
Xv +76 halaman : tabel, lampiran.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghunian (UU no.4 tahun1992). Tujuan penelitian mengetahui kondisi sanitasi permukiman di RW 02 Desa Karangmangu Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan obserfasi untuk mendapatkan gambaran sanitasi permukiman di RW 02 Desa Karangmangu Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun 2019. Sanitasi permukiman di RW 02 Desa Karangmangu Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas 2019 sebanyak 54% rumah memenuhi syarat dan 45% rumah tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian kriteria yang tidak memenuhi syarat yaitu langit-langit, dinding, ventilasi, pembuangan air limbah, tempat sampah, kegiatan membuka jendela dan membuang sampah pada tempatnya. Banyaknya rumah yang tidak sehat karena kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat dan syarat untuk membangun rumah sehat. Saran yang perlu dilakukan yaitu memberi edukasi tentang rumah yang sehat dan perbaikan beberapa kriteria yang tidak memenuhi syarat.

Daftar Bacaan : 19 (1990-2018)
Kata Kunci      : Sanitasi, Permukiman
Klasifikasi       :
Fulltext

SANITASI PASAR PURWAREJA KLAMPOK KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Tugas Akhir, Mei 2018
Abstrak
Rafiq Panji Nugroho (panjirafiq@gmail.com)
SANITASI PASAR PURWAREJA KLAMPOK KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019
XVI+76 halaman : gambar, tabel, lampiran

Pasar tradisional adalah pasar yang sebagian besar dagangannya adalah kebutuhan dasar sehari-hari dengan praktik perdagangan yang masih sederhana serta fasilitas infrastrukturnya juga masih sangat sederhana dan belum mengindahkan kaidah kesehatan. Sedangkan pengertian pasar sehat, merupakan tempat dimana semua pihak-pihak terkait bekerjasama untuk menyediakan pangan yang aman, bergizi dan lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui kondisi sanitasi Pasar Purwareja Klampok Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun 2019. Jenis penelitian deskriptif dengan cara observasi dan wawancara.
Hasil penelitian kondisi sanitasi Pasar Purwareja Klampok kurang dengan score 58.19%, lokasi pasar di kategorikan baik dengan presentase 100% , bangunan pasar di kategorikan kurang dengan presentase 62.50%, pengelola pasar di kategorikan Kurang dengan presentase 57.14%, penyediaan air bersih pasar di kategorikan baik dengan presentase 83.33%, pengelolaan sampah pasar di kategorikan kurang dengan presentase 29.41%, pengolahan air limbah pasar di kategorikan kurang dengan presentase 37.50 %, jamban dan kamar mandi pasar di kategorikan cukup dengan presentase 75.25%, pengendalian vektor dan binatang pengganggu pasar di kategorikan kurang dengan presentase 44.44%, fasilitas penunjang di pasar di kategorikan cukup dengan presentase 71.42%.
Kesimpulan sanitasi Pasar Purwareja Klampok dikategorikan kurang (berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008). Untuk memperbaiki kriteria yang kurang sebaiknya Pasar Purwareja Klampok membuat pengajuan atau membangun Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS), menambah jumlah toilet yang ada dengan kondisi terpisah antara laki-laki dan perempuan, sumber air bersih di buat jarak minimal 10 meter dari septictank, membuat instalasi pengolahan limbah untuk mengolah limbah dari kios-kios sebelum dibuang ke saluran pembuangan umum.

Daftar bacaan : 17 (1990-2018) 
Kata kunci      : Sanitasi, Pasar, Kesehatan Lingkungan 
Klasifikasi      :

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERSEORANGAN DENGAN KEBERADAAN Staphylococcus aureus PADA LAYAR TELEPON SELULAR MAHASISWA D III KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO DI KAMPUS 7 POLTEKKES SEMARANG TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Muhamad Adnan Fadhil ( m.adnanf28@gmail.com )
HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERSEORANGAN DENGAN KEBERADAAN Staphylococcus aureus PADA LAYAR TELEPON SELULAR MAHASISWA D III KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO DI KAMPUS 7 POLTEKKES SEMARANG TAHUN 2019
XVI+ 59 halaman : lampiran, tabel, gambar


Telepon selular (ponsel) merupakan alat komunikasi yang sudah tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari. Namun, Sebuah penelitian yang dilakukan sejumlah ahli dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, Inggris, menemukan, ponsel ternyata menjadi rumah dari bakteri berbahaya seperti Escherechia coli, Methicillin-Resitstant Staphylococcus aureus (MRSA), juga 1000 jenis bakteri lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Higiene Perseorangan terhadap Keberadaan Staphylococcus aureus pada Layar Telepon Selular.
Metode penelitian, metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional,data dianalisis dengan menggunakan observasional chi square. Subjek penelitian ini adalah layar ponsel mahasiswa dengan pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan dari 12 responden, tiga diantaranya masuk ke dalam kategori kurang dan Sembilan responden lainnya masuk dalam kategori cukup dalam penilaian personal higiene. Dari 12 sampel layar ponsel yang diperiksa dua diantaranya negatif terdapat bakteri pada layar ponselnya, tiga sampel terdapat bakteri batang gram negatif dan tujuh sampel lainnya terdapat bakteri batang gram negatif dan coccus gram positif pada layar ponselnya. Dari tujuh sampel yang terdapat bakteri coccus, hanya tiga sampel yang positif terdapat bakteri Staphylococcus aureus pada layar ponselnya. Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan chi-square hasil p-value yang didapatkan adalah 0.700
Kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara higiene perseorangan dengan Keberadaan Staphylococcus aureus pada layar ponsel mahasiswa. Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah agar para responden meningkatkan perilaku higiene dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan untuk institusi agar merawat sarana sanitasi yang ada dan melengkapi kekurangan sarana sanitasi yang terdapat di lingkungan Kampus 7 Poltekkes Semarang

Daftar Bacaan : 22 (1988-2018)
Kata Kunci      : Higiene Perseorangan, Bakteri Staphylococcus aureus
Klasifikasi       : -
Fulltext

STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Arifah Dewi Shabrina (arifahdewishabrina@gmail.com)
STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2019
XVII + 105 halaman: tabel, gambar, lampiran.

Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Rumah sakit mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan penderita penyakit. Sistem penyediaan air bersih di rumah sakit merupakan bagian dari sanitasi rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan penyakit atau kejadian infeksi di rumah sakit. Tujuan penelitian  untuk mengetahui penyediaan air bersih di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Metode penelitian observasional, menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan crossectional dalam satu periode waktu (pengamatan sesaat). Subjek penelitian ini adalah air bersih yang digunakan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Penyajian dilakukan dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk tabel, grafik dan narasi.
Hasil penelitian sumber air bersih RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga diperoleh dari PDAM. Air dari sumber ditampung pada reservoir kemudian dialirkan ke ruangan-ruangan tanpa diolah. Kuantitas air bersih pada bulan Januari tercatat sebanyak 6.459 m3, bulan Februari sebanyak 6.834 m3, bulan Maret sebanyak 6.750 m3 dengan rata-rata perhari sebanyak 222,7 m3. Kualitas air bersih yang diperiksa pada Kran Utama (Poliklinik), Dapur/Gizi, Ruang Hemodialisia, Ruang CSSD, Ruang Perinatologi, Ruang Rawat Gardena menunjukkan bahwa air bersih tidak berbau, tidak berasa, suhu air rata-rata 30,9oC, kekeruhan rata-rata 5 NTU, pH rata-rata 6,8, kadar besi rata-rata 0,013 mg/liter, sisa chlor rata-rata 0,1 mg/liter sedangkan total coliform secara berturut yaitu sebesar 25 CFU/100 ml, 0 CFU/100 ml, 4 CFU/100 ml, 24 CFU/100 ml dan 0 CFU/100 ml. Penilaian sarana air bersih dalam kategori memenuhi syarat. Penilaian pemeliharaan sarana air bersih dalam kategori baik. Pemenuhan aspek kuantitas memenuhi syarat 200-300 liter/tt/hari untuk rawat inap dan 5 liter/orang/hari untuk rawat jalan sesuai Permenkes No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Pemenuhan aspek kualitas mengacu pada Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Untuk Media Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Kesimpulan,  kuantitas sudah mencukupi kebutuhan. Parameter suhu, bau, rasa, kekeruhan, pH, besi dan total coliform sudah memenuhi syarat, sedangkan parameter sisa chlor belum memenuhi syarat. Penilaian sarana air bersih dan pemeliharaan sarana air bersih sudah memenuhi syarat. Saran bagi rumah sakit agar melakukan pengolahan tambahan berupa rechlorinasi.

Daftar Bacaan : 30 (1997-2019)
Kata Kunci      : Penyediaan Air, Air Bersih, Rumah Sakit, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi       : -
Fulltext

STUDI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. TIRTA INVESTAMA WONOSOBO TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Dea Asprijuni Surya Dewi (deasprijuni14@gmail.com)
STUDI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. TIRTA INVESTAMA WONOSOBO TAHUN 2019
XV+77 halaman : gambar, tabel, lampiran

PT. Tirta Investama Wonosobo-Plant, merupakan anak perusahaan dari Grup AQUA Danone yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek dagang “AQUA”. Kegiatan produksi di PT. Tirta Investama Wonosobo yang menghasilkan air limbah akan memiliki dampak negatif bagi lingkungan khususnya badan air, apabila kualitasnya melebihi standar baku mutu yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja IPAL PT. Tirta Investama Wonosobo.
Metode penelitian  pengolahan air limbah di PT. Tirta Investama Wonosobo. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan data hasil pengukuran kualitas air limbah dengan peraturan atau Baku Mutu Air Limbah.
Hasil penelitian sumber-sumber air limbah berasal dari kegiatan produksi, kegiatan sanitasi, kamar mandi, dan WWTP. Sistem pengolahan air limbah yang dilakukan yaitu pengolahan Fisik-Kimia, dengan menggunakan metode pengendapan manual dan proses netralisasi. Hasil analisis data kualitas air limbah terdapat parameter air limbah (pH, nitrat, nitrit) pada inlet IPAL melebihi standar baku mutu, sedangkan pada outlet IPAL sudah memenuhi standar baku. Hasil efisiensi IPAL PT. Tirta Investama Wonosobo untuk parameter TSS adalah 54,76%, TDS adalah 22,87%, BOD adalah 59,26%, dan COD adalah 53,59%.Kegiatan pemeliharaan IPAL dilakukan setiap 1 minggu sekali, 4 minggu sekali, dan 58 minggu sekali, dengan membersihkan unit pengumpulan-pengolahan, perawatan material IPAL, dan pengecekan pH secara rutin setiap hari. Evaluasi tentang permasalahan pada IPAL PT. Tirta Investama Wonosobo adalah hasil efisiensi IPAL PT. Tirta Investama Wonosobo masih < 80 %, menunjukkan bahwa proses pengolahan air limbah masih kurang efisien.
Kesimpulan Kinerja IPAL PT. Tirta Investama Wonosobo pada Bulan Juli-Desember 2018, dengan melihat perbandingan antara hasil pengukuran kualitas air limbah dengan standar baku mutu (Perda Jateng No. 5 Tahun 2012, tentang Baku Mutu Air Limbah) adalah baik. Disarankan untuk melakukan pemantauan terhadap penggunaan bahan kimia untuk kegiatan
cleaning alat/ mesin produksi.

Daftar Bacaan : 33 (1931-2018)
Kata Kunci      : Efisiensi, IPAL, IPAL PT. Tirta Investama Wonosobo
Klasifikasi       : -

Minggu, 29 September 2019

DESKRIPSI KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR B3 DI INDUSTRI PELAPISAN LOGAM JASA MERDEKA DESA KEMBARAN KULON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Gita Cynthia (gitacynthia22@gmail.com)
DESKRIPSI KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR B3 DI INDUSTRI PELAPISAN LOGAM JASA MERDEKA DESA KEMBARAN KULON KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN 2019
XV + 86 halaman: gambar, tabel, lampiran

Industri pelapisan logam merupakan industri penghasil limbah logam berat. Proses hard chrome menghasilkan limbah krom konsentrasi tinggi dalam jumlah besar. Kromium, nikel dan bahan-bahan kimia lainnya yang digunakan merupakan logam yang berbahaya, mempunyai kadar racun yang tinggi dan bersifat karsinogenik penyebab kanker. Agar tidak mencemari lingkungan, limbah yang akan dibuang kadar logamnya tidak boleh melewati batas kadar maksimum yang diperbolehkan oleh regulasi pemerintah. Tujuan penelitian  mendeskripsikan karakteristik limbah cair B3 (Cr6+,Cr total, Ni, Cd, Pb, Cu) di industri pelapisan logam Jasa Merdeka, Desa Kembaran Kulon, Kabupaten Purbalingga Tahun 2019.
Metode penelitian  deskriptif, dengan memberikan gambaran tentang kondisi yang sesungguhnya sesuai data yang diperoleh dalam penelitian di industri pelapisan logam Jasa Merdeka, Desa Kembaran Kulon, Kabupaten Purbalingga. Data berisi hasil pengukuran yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.
Hasil penelitian industri pelapisan logam Jasa Merdeka, Desa Kembaran Kulon, Kabupaten Purbalingga membuang limbah cair B3 dengan meresapkan pada tanah milik sendiri. Air limbah sebelum diresapkan akan melewati pengolahan limbah cair terlebih dahulu dengan metode filtrasi. Hasil pemeriksaan menunjukan kadar air limbah pada bak penampung (outlet) yaitu Khrom Total 0,01 mg/l, Khrom (Cr+6) 0,006 mg/l, Tembaga (Cu) 0,277 mg/l, Nikel (Ni) 3,7 mg/l, Cadmium (Cd) 0,106 mg/l, dan Timbal (Pb) 0,478 mg/l.
Kesimpulan masih terdapat 3 parameter yang melebihi kadar maksimum yang diatur oleh Peraturan Daerah Jawa Tengah No.5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah. Oleh karena itu, diharapkan kepada pengelola industri untuk dapat menerapkan metode lain yang lebih efektif dalam menurunkan konsentrasi limbah cair B3.

Daftar bacaan : 14 (1994-2018)
Kata kunci      : limbah cair, elektroplating, kesehatan lingkungan
Klasifikasi      : -

TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TAMAN WISATA SERULINGMAS BANJARNEGARA INTERACTIVE ZOO KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2019
Abstrak
Agesta Indah Puspitasari (agestaindahp@gmail.com)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TAMAN WISATA SERULINGMAS BANJARNEGARA INTERACTIVE ZOO KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2019
XIV +70 halaman: gambar, tabel, lampiran

Kebun binatang Serulingmas Banjarnegara Interactive Zoo adalah salah satu tujuan pariwisata yang terletak di Kabupaten Banjarnegara. Banyaknya wisatawan yang berkunjung dapat meningkatkan timbulan sampah, sehingga harus dilakukan upaya pengelolaan sampah yang baik. Tempat sampah di area objek wisata mudah dijangkau oleh pengunjung. Akan tetapi tempat sampah yang tersedia tidak dipisah antara sampah organik dan anorganik. Keadaan tempat sampah yang tidak memiliki tutup menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit yaitu nyamuk dan lalat. Tujuan Penelitian mendeskripsikan penimbulan, pewadahan, pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan, dan pengangkutan.
Metode penelitian deskriptif dilakukan dengan menggambarkan hasil penelitian dengan analisis tabel dan narasi dan membandingkan dengan teori yang ada dengan kenyataan di lapangan. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan pengukuran.
Hasil penelitian yang dilakukan, pengelolaan sampah di objek wisata dilakukan oleh petugas kebersihan. Penimbulan sampah yang dihasilkan bersumber dari aktifitas pengunjung, pedagang, karyawan dan aktifitas alam. Tempat sampah yang terdapat di objek wisata berjumlah 132 buah. Volume rata-rata timbulan sampah adalah 1.823 lt/hr. Tahap pengumpulan dari tiap sumber dimasukkan ke dalam gerobak yang kemudian diangkut ke TPS. Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dilakukan satu kali seminggu.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pengelolaan sampah di objek wisata termasuk dalam kategori cukup baik, belum sepenuhnya memenuhi syarat terutama dalam hal pewadahan dan pengumpulan. Peneliti menyarankan agar pemberian penutup pada alat (tempat sampah, gerobak sampah dan tempat pembuangan sampah) dan memperbaiki konstruksi TPS dan tempat sampah yang sudah rusak.

Daftar bacaan : 18 (1987-2019)
Kata kunci      : Pengelolaan Sampah, Interactive Zoo, Serulingmas Banjarnegara
Klasifikasi      : -

STUDI OPERASIONAL PENANGANAN SAMPAH DI TPA KALIPANCUR KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DII Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir Mei, 2019
Abstrak
Yeni Nindasari (yeninindas@gmail.com)
STUDI OPERASIONAL PENANGANAN SAMPAH DI TPA KALIPANCUR KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019
Xiii+75 Halaman : gambar, tabel, lampiran

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat untuk memproses dan mengembali-kan sampah ke media lingkungan. TPA Kalipancur merupakan TPA baru yang diresmikan akibat keadaan darurat sampah di Kabupaten Purbalingga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang teknik operasional penanganan sampah di TPA Kalipancur.
Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan menggambarkan tentang teknik operasional penanganan sampah di TPA Kalipancur. Penelitian dilakukan dengan observasi dan wawancara langsung tentang teknik operasional penanganan sampah di TPA Kalipancur.
Hasil penelitian sampah yang masuk TPA Kalipancur rata-rata 187 m3 per hari. Metode penanganan sampah yang digunakan di TPA Kalipancur yaitu control landfill. Berdasarkan metode tersebut, dalam penanganan maupun kelengkapan fasilitas belum memenuhi persyaratan sesuai dengan metode yang digunakan. Hal ini dikarenakan keadaan darurat sampah di Kabupaten Purbalingga akibat penutupan TPA sebelumnya. Sehingga, TPA Kalipancur harus segera dioperasikan untuk menangani masalah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, operasional penanganan sampah di TPA Kalipancur mulai dari pencatatan sampah masuk sampai penutupan dengan tanah sudah dilakukan, tetapi belum memenuhi persyaratan sesuai metode yang digunakan terutama dari aspek kesehatan lingkungan. Diperlukan perencanaan yang matang serta perbaikan supaya dalam operasional penanganan sampah di TPA Kalipancur tidak membahayakan lingkungan maupun masyarakat.

Daftar bacaan : 19 bacaan (1987-2019)
Kata Kunci     : Teknik operasional, sampah, TPA
Klasifikasi      : -

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Nurfaizah Utami (nurfaizahutami@gmail.com)
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2019
XV + 73 halaman: gambar, tabel, lampiran

Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan publik. Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit berpotensi menghasilkan sampah non medis. Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga merupakan salah satu rumah sakit tipe C yang menghasilkan sampah non medis dari hasil kegiatan pelayanannya. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran pengelolaan sampah non medis di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Metode penelitian deskriptif dengan menggambarkan tentang pengelolaan sampah non medis di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Penelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung tentang pengelolaan sampah non medis di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Hasil pengukuran timbulan sampah non medis rata-rata berat sampah non medis 786,6 kg/ hari dan volume rata-rata 3.203,1 liter/ hari. Pengelolaan sampah tersebut masih ada yang belum sesuai dengan peraturan, seperti masih ada ruangan yang belum terdapat slogan/ peringatan membuang sampah pada tempatnya, sampah yang tercecer di sekitar penimbulan, tempat sampah yang terisi sampah melebihi 2/3 bagian, pencucian troli tidak dilakukan secara rutin, pengangkutan yang terkadang tidak tepat waktu dan petugas pelaksana pengelolaan sampah non medis masih ada yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap.
Kesimpulan, hasil penilaian checklist pengelolaan sampah non medis di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga diperoleh nilai 67,7 % yang berarti tidak memenuhi standar menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204 Tahun 2004 batas standar penilaian checklist pengelolaan sampah non medis di rumah sakit tipe C yaitu 80 %. Tahap pengelolaan sampah non medis yang harus diperbaiki yaitu pencucian troli pengangkut sampah dilakukan setiap selesai digunakan, mengevaluasi jadwal pengangkutan sampah non medis dengan pihak ketiga dan bagi petugas pelaksana diharapkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap pada saat bekerja.

Daftar bacaan : 13 bacaan (1982 – 2019)
Kata Kunci     : pengelolaan, sampah non medis, rumah sakit
Klasifikasi      : -

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 DI PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Selma Maghfira Harjanti (Selmamaghfira93@gmail.com)
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 DI PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) TAHUN 2019
XVII + 61 halaman : gambar, tabel, lampiran

Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri. Di Indonesia, Industri dapat digolongkan ke dalam beberapa macam kategori. PT. Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan industri yang memproduksi pesawat terbang, senjata dalam pesawat terbang serta menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (Main-tenance Service) untuk mesin-mesin pesawat, adanya kegiatan produksi tersebut menghasilkan sampah dalam kategori B3. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengelolaan sampah B3 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) tahun 2019.
Metode penelitian, deskriptif yaitu mendeskripsikan pengelolaan sampah B3 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Data yang didapatkan dari hasil pegamatan dan wawancara pada proses kegiatan pengelolaan sampah B3.
Hasil penelitian yang didapatkan yaitu berat sampah hasil produksi jenis Risidu berjumlah 28.560 kg, jenis Sludge berjumlah 750 kg, jenis Debu Cat dan Masking berjumlah 13.940 kg, Lampu TL Bekas 0 kg, Aki Bekas 0 kg dan Kemasan Bekas B3 940 kg. Sudah ada lingkup kegiatan pengelolaan sampah B3 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), jenis sampah yang dihasilkan dari proses produksi di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) yaitu sampah B3 non logam yang terdiri dari Sludge Elektroplating, Debu Cat & Masking, Aki Bekas, Lampu TL Bekas, Kemasan bekas B3, Kain Majun dan Sarung Tangan bekas terkontaminasi B3, dan sampah B3 logam yaitu jenis Chips Alumunium. Faktor penunjang kegiatan pengelolaan sampah industri sudah memadai meliputi pembiayaan/ dana, organinasi, pelaksanaan, perlengkapan, ketenagaan, dan peraturan.
Penilaian pelaksanaan pengelolaan sampah B3 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) sudah termasuk dalam kriteria cukup dengan prosentase 73,17%. Peneliti menyarankan perlu dilakukan pemantauan terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah industri, terutama pada tahap penimbulan.

Daftar bacaan : 22 (1982 – 2018)
Kata kunci      : Pengelolaan, Sampah B3, Industri
Klasifikasi      : -

DEBU TOTAL UDARA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Ayu Nur Utami Ningsih (Ayunurutaminingsih17@gmail.com)
DEBU TOTAL UDARA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN KARANGMONCOL
KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2019
XVII+ 66 halaman : gambar, tabel, lampiran

Untuk sehat dibutuhkan udara yang bebas bahan pencemar. Proses penggilingan padi banyak menghasilkan debu dari padi maupun kotoran yang terbawa pada proses sebelumnya. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit akibat kerja. Potensi bahaya dapat ditimbulkan dari aktivitas kegiatan di tempat kerja setiap saat dapat membahayakan pekerja. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan kadar debu pada pekerja dari penggilingan padi di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.
Bahan penelitian ini adalah penyehatan udara dengan pokok bahasan paparan debu di ruang kerja panggilingan padi kecamatan Karangmoncol kabupaten Purbalingga. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil 6 industri penggilingan padi yang berada di kecamatan Karangmoncol dan pekerja yang paling lama bekerja.
Hasil pengukuran debu total 43,84 mg/m3 , 12,96 mg/m3 , 17,18 mg/m3 , 44,48 mg/m3 , 23,68 mg/m3 , 14,27 mg/m3 dan diperoleh rata- rata 26,06 mg/m3. Hasil pengukuran kelembapan di penggilingan padi di kecamatan Karangmoncol diatas NAB (nilai ambang batas) 78%, 76%, 74%, 76%, 75%, 79%.
Kesimpulan penelitian ini adalah hasil kelembapan penggilingan padi masih diatas nilai ambang batas sehingga penggilingan padi di kecamatan Karangmoncol menjadi panas. Saran kepada industri, sebaiknya menggunakan exhauster di industri untuk menstabilkan kelembaban dan menyediakan APD (masker) untuk pekerja.

Daftar bacaan :
Kata kunci     : penggilingan padi dan debu total
Klasifikasi     : -
Fulltext

DESKRIPSI KEADAAN RUMAH DAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA PENDERITA PENYAKITB PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Tugas Akhir, Mei 2019
ABSTRAK
Siti Fitriyah (sitifitriyah07@gmail.com)
DESKRIPSI KEADAAN RUMAH DAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA PENDERITA PENYAKITB PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas (DKK), Penyakit Pneumonia di wilayah kerja Puskesmas II Tambak yaitu tahun 2014 sampai 2017 yaitu 18, 34, 31 dan 38 dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 40. Faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja puskesmas II Tambak yaitu (pencahayaan, kepadatan hunian, ventilasi udara, kondisi lantai, bahan bakar masak dan perilaku merokok orang tua ).
Jenis penelitian yang diguanakan adalah deskriptif yang artinya mendeskripsikan keadaan rumah dan perilaku merokok orang tua penderita Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak Kabupaten Banyumas. Jumlah sapel yang diambil sebanyak 13 rumah penderita dari populasi yang ada. Pengumpulan data umum dan khusus dilakukan dengan wawancara, observasi dan pengukuran dilapangan.
Hasil pernelitian didapatkan jumlah penderita pneumonia di wilayah kerja puskesmas II Tambak sebanyak 13 orang, terdiri dari 8 (61,54%) responden laki-laki dan 5 (38,46%) responden perempuan. Gambaran kondisi pencahayaan dirumah penderita Pneumonia di wilayah kerja Puskesmas II Tambak tahun 2019 menunjukkan kondisi rumah dengan intensitas cahaya yang tidak memenuhi syarat (<60 11="" 15="" 1="" 23="" 4.6="" 46="" 54="" 5="" 62="" 77="" 84="" 85="" 92="" adanya="" air="" bahan="" bakar="" berat="" berdasarkan="" berjumlah="" dan="" dengan="" derajat="" gambar="" gambaran="" gas="" hasil="" hunian="" kayu="" kedap="" kepadatan="" kondisi="" lantai="" luas="" lux="" masak="" memenuhi="" merokok="" normal="" orang="" p="" pada="" padat="" penderita="" penggunaan="" pengkategorian="" perilaku="" perokok="" pneumonia="" ringan.="" rumah="" sebagai="" sebesar="" sedang="" sedangkan="" syarat="" tidak="" tua="" umumnya="" ventilasi="" wawancara="" yaitu="" yang="">
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Sebelum membangun rumah hendaknya memperhatikan syarat-syarat rumah sehat seperti berapa intensitas cahaya yang harus ada di dalam rumah, luas ventilasi, kepadatan hunian, kondisi lantai, penggunaan bahan bakar masak dan adanya perokok didalam rumah atau keluarga dan digunakan sesuai dengan fungsinya. Bagi para perokok hendaknya berhenti atau mengurangi merokok mengingat dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi dciri sendiri dan keluarga khususnya balita karena masih sangat rentan terhadap penyakit saluran pernafasan.

Daftar Bacaan    : 21 (1999- 2018)
Kata Kunci         : Pneumonia, Keadaan Rumah, perilaku merokok
Kata Klasifikasi :
Fulltext

STUDI KUALITAS MIKROBIOLOGIS (Escherichia Coli) MINUMAN BADEG YANG DIJUAL DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, Mei 2019
Abstrak
Ema Sri Tamara Agustina (emasritamara28gmail.com)
STUDI KUALITAS MIKROBIOLOGIS (Escherichia Coli) MINUMAN BADEG YANG DIJUAL DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019
xvi + 65 halaman : tabel, gambar, lampiran

Makanan dan minuman yang kita konsumsi harus memenuhi gizi dan tidak mengandung mikroorganisme serta bahan-bahan yang dapat menyebabkan penyakit. Sejalan dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi pangan, masyarakat juga tidak melupakan minuman tradisional yang dari dulu sudah ada. Salah satunya adalah minuman badeg yang saat ini tidak banyak dijumpai di daerah Purwokerto. Minuman badeg merupakan minuman tradisional khas Pulau Jawa yang berasal dari sadapan pohon aren (bunga jantan). Minuman badeg yang dijual di pinggir jalan memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme yang dapat merubah kualitas minuman tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas mikrobiologi (Escherichia Coli) minuman badeg yang dijual di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur Purwokerto Kabupaten Banyumas.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data dengan data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada penjual minuman badeg yang dijual di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banyumas, serta data sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Purwokerto Timur.
Hasil penelitian menunjukan hasil penilaian penjamah minuman ST memenuhi syarat karena diperoleh hasil 83,3% sedangkan IW tidak memenuhi syarat karena diperoleh hasil 66,6%. Penilaian penyimpanan minuman ST dan IW tidak memenuhi syarat karena diperoleh hasil <76 16="" 80="" 8="" badeg="" coli="" dan="" dari="" diperoleh="" escherichia="" hasil="" iw="" karena="" kondisi="" memenuhi="" minuman="" ml.="" ml="" mpn="" p="" pada="" pemeriksaan="" penilaian="" penjualan="" penyajian="" sebanyak="" sedangkan="" st="" syarat="" tempat="" tidak="">
Kesimpulan penelitian adalah kualitas mikrobiologis (Escherichia coli) minuman badeg pada semua penjual yang dijual di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur memenuhi syarat dengan jumlah kandungan Escherichia coli yang tidak melebihi batas maksimum menurut PERMENKES RI NO 1096 MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.
Disarankan kepada penjamah minuman agar meningkatkan personal higiene dan kebersihan lingkungan penjualan agar tidak terjadi kontaminasi pada minuman badeg. Serta disarankan juga kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas agar dilakukan pengawasan sampai kepada penjual makanan dan minuman yang dijual di sekitar pinggir jalan dan mengadakan pelatihan tentang hyiene sanitasi.

Daftar bacaan  : 27 (1989 – 2018)
Kata kunci       : Kualitas Mikrobiologis, Escherichia coli, Minuman Badeg
Klasifikasi       :
Fulltext

DENSITY FIGURE LARVA NYAMUK aedes sp DI KELURAHAN KOBER KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
 Politeknik Kesehatan Semarang 
 Jurusan Kesehatan Lingkungan 
 Program Studi Diploma III 
 Tugas Akhir, 17 April 2019 
 ABSTRAK
Abdu Basit Mudewi (Abdubasit30@gmail.com)
DENSITY FIGURE LARVA NYAMUK aedes sp DI KELURAHAN KOBER KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2019 
Xi+67 Halaman : Tabel, Gambar,

Lampiran Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh belahan dunia terutama di negara–negara tropik dan subtropik, baik sebagai penyakit endemik maupun epi-demik. Kasus DBD di Kelurahan Kober, Kecamatan Purwokerto barat, Kabupaten Banyumas yang terus-menerus menunjukkan bahwa di wilayah tersebut terdapat kepadatan nyamuk Aedes sp yang cukup tinggi serta merupakan wilayah yang berstatus endemis DBD dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Tujuan penelitian ini yaitu menghitung kepadatan larva nyamuk untuk mengetahui apakah Kelurahan Kober merupakan daerah yang berisiko tinggi dalam penularan penyakit DBD. 
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan cara survei jumlah container, karakteristik container, dan kepadatan larva nyamuk Aedes sp dengan metode survei jentik visual didasari oleh data geografi, demografi dan keadaan sosial ekonomi penduduk, sehingga dapat diketahui tingkat risiko suatu wilayah terhadap penularan DBD. Hasil observasi menunjukkan dari 992 container, didapatkan container jenis TPA ditemukan sejumlah 451 buah (45,46%), jenis non-TPA sejumlah 438 buah (44,15%) dan jenis TPA alamiah sejumlah 73 buah (7,35%). Perhitungan House Index (HI) Kelurahan Kober didapatkan hasil wilayah yang memiliki resiko penularan tinggi ≥5% (WHO,2002) ada di 7 RT (41,17)% dan yang memiliki resiko penularan rendah yaitu 10 RT ( 58,82%). Perhitungan Container Index (CI) Kelurahan Kober didapatkan hasil bahwa semua wilayah memiliki resiko penularan rendah karena Hasil tidak ada yang ≥10%. Perhitungan Breteau Index (BI) Kelurahan Kober didapatkan hasil seluruh wilayah memiliki resiko penularan rendah karena hasil Breteau Index (BI) tidak ada yang >50% Dari 17 RT yang peneliti survey menunjukan 7 RT mempunyai kepadatan larva sedang dan 10 RT mempunyai kepadatan larva rendah.Dari 17 RT yang peneliti survey menunjukan 7 RT mempunyai kepadatan larva sedang dan 10 RT mempunyai kepadatan larva rendah. Kesimpulan density figure yang didasari dari 3 indikator kepadatan larva (HI,CI,BI) didapatkan hasil bahwa wilayah penelitian tergolong dalam kategori yang memiliki risiko rendah dalam penularan penyakit DBD. Saran yang peneliti rekomendasikan adalah agar masyarakat tetap lebih memperhatikan kebersihan tempat penampungan air di area sekitar halaman rumah terutama yang container yang tidak terkontrol karena sangat berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. 

Daftar bacaan : 27 ( 1972-2018)
Kata kunci      : DBD, container, nyamuk
Klasifikasi      : -
Fulltext

Jumat, 27 September 2019

STUDI ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG NICU (Neonatal Intensive Care Unit) RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2019

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Tugas Akhir, 01 Mei 2019
Abstrak
Dian Putri Utami (dianputriu.1405@gmail.com)
STUDI ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG NICU (Neonatal Intensive Care Unit) RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2019
xvii + 101 halaman : gambar, tabel, lampiran

Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan unit perawatan intensif untuk bayi baru lahir (neonates) yang memerlukan perawatan khusus. Ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) masuk kedalam Zona Risiko Tinggi karena termasuk ruangan intensif (Kepmenkes RI No. 1204, 2004). Sekitar 10-20% Infeksi nosokomial dapat disebabkan kualitas udara ruang perawatan pada Rumah Sakit, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat ditularkan melalui udara Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah angka kuman udara di ruang NICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Jenis penelitian deskriptif observasional, dengan metode pendekatan crossectional untuk mengetahui jumlah angka kuman pada ruang NICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan dibandingkan dengan standar atau regulasi yang ada. Pengumpulan dilakukan dengan pemeriksaan dan perhitungan angka kuman, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan, angka kuman udara rata-rata di ruang NICU RSUD Dr. Moewardi adalah 187,2 CFU/m3, dan memenuhi persyaratan (standar baku mutu <200 10.="" 130="" 2.5="" 22="" 24="" 31="" 56="" 93="" adalah="" baik="" cfu="" dalam="" dan="" debu="" dengan="" di="" g="" hasil="" kadar="" kategori="" kelembapan="" kesehatan="" kondisi="" lingkungan="" lux.="" m3="" masuk="" nicu="" nilai="" p="" pencahayaan="" pengukuran="" pm="" rata-rata="" rata="" ruang="" sangat="" sebesar="" suhu="" untuk="">
Kesimpulan penelitian ini adalah jumlah angka kuman udara di ruang NICU adalah memenuhi syarat berdasarkan Kepmenkes No.1204/MENKES/SK/X/2004. Peneliti menyarankan agar pihak rumah sakit dapat memasang ionplasmacluster untuk menurunkan angka kuman udara, melakukan dehumidifier dengan memasang silica gel sebagai desiccant untuk menurunkan kelembapan ruangan yang tinggi.

Daftar Bacaan : 23 (2002 – 2018)
Kata Kunci      : Angka Kuman, Udara, Rumah Sakit, Kesehatan Lingkungan
Klasifikasi       : -
Fulltext