Senin, 30 Oktober 2017

STUDI KONDISI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMARON KECAMATAN BREBES TAHUN 2017

Departermen Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Depkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Abstrak
Reni Nuraeni (reni3789@gmail.com)
STUDI KONDISI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA DIARE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMARON KECAMATAN BREBES TAHUN 2017
XV+81 halaman:gambar,tabel,lampiran

Diare merupakan salah satu penyakit menular dapat di sebarkan oleh vektor pembawa bibit penyakit karena kondisi kesehatan lingkungan dan personal hygiene yang kurang baik. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Berebes Kejadian diare di Kecamatan Brebes pada Tahun 2012 s/d 2016 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Brebes, Kaligangsa, Kalimati, dan Pemaron, kasus Diare yang ditangani paling tinggi yaitu di Puskesmas Pemaron dengan jumlah penderita yang ditangani dari Tahun 2012 s/d 2016 sebesar 26.252 jumlah penderita laki-laki dan perempuan yang ditangani. Tujuan  ini adalah Mengetahui kondisi sarana air bersih, kondisi sarana tempat pembuangan tinja rumah, Kondisi penyediaan dan penempatan sarana tempat sampah, dan mengetahui kondisi perilaku hygiene penderita penyakit diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Tahun 2017. Jenis penelitian deskriptif yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan membandingkan dengan teori yang ada. Hasil penelitian yang dilakukan pada penderita diare di Wilayah Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dapat diketahui (100%) sumur gali yang tidak memenuhi syarat, Jamban leher angsa yang tidak memenuhi syarat (44,4%) penerang tidak cukup, jamban cubluk tidak memenuhi syarat (0%) terdiri dari lubang tanah yang tidak di gali, (0%) tidak dibuat rumah jamban diatasnya,sarana sanitasi tidak memenuhi syarat (65%) tidak Mempunyai tutup dan tidak mudah dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan, (100%) volume tidak dapat menampung sampah yang dihasilkan oleh pemakai dalam waktu tertentu (3 hari), (0%) tidak pernah menggunakan alat makan baik, (35%) tidak pernah mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, (25%) tidak pernah mencuci tangan dengan sabun sehabis makan, (25%) tidak pernah mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar. (20%) tidak pernah melakukan pembersihan dan pemotongan kuku, (65%) tidak pernah meletakkan makanan dan minuman di tempat yang tertutup (45%) tidak pernah memelihara sarana tempat pembuangan sampah, (90%) kebiasaan tidak pernah memelihara tempat sumber air bersih. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah diare terjadi di karenakan kurang mengertinya masyarakat tentang PHBS (perilaku hidup bersih sehat) serta tingkat pendidikan yang rendah hal tersebut dapat menyebabkan angka kesakitan diare yang cukup tinggi di Wilayah Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Saran yang dapat diberikan adalah masyarakat harus rutin merawat sarana air bersih, sarana pembuangan tinja, sarana  pembuangan sampah, dan berperilaku hidup bersih sehat seperti cuci tangan pakai sabun antiseptic sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar, rutin melakukan pembersihan dan pemotongan kuku, meletakkan makanan dan minuman di tempat yang tertutup.

Daftarbacaan : 26 (1988 – 2012)
kataKunci      : Diare
Klasifikasi     : -
Fulltext

Tidak ada komentar:

Posting Komentar