Jumat, 21 Januari 2022

“IDENTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA (FORMALIN DAN BORAKS) DALAM MIE BASAH YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2014”

 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Abstrak
Adhar Ariyanto (adharqu@yahoo.com)
“IDENTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA (FORMALIN DAN BORAKS) DALAM MIE
BASAH YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2014”
XVI + 50 halaman: gambar, tabel, lampiran

Mie basah merupakan mie mentah yang sebelum dipasarkan mengalami
penggodokan dalam air mendidih lebih dahulu, dengan kadar air 52%. Tingginya
kadar air membuat mie basah cepat mengalami kerusakan atau pembusukan,
karena itu banyak usaha dilakukan untuk menambahkan bahan kimia pengawet.
Bahan berbahaya yang sering ditambahkan adalah formalin dan boraks.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya formalin dan boraks
dalam mie basah yang dijual di Pasar Tradisional Kabupaten Kebumen.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil pemeriksaan ada tidaknya
formalin dan boraks dalam mie basah yang dijual di Pasar Tradisional Kabupaten
Kebumen. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data lapangan dan
pemeriksaan secara laboratorium yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan
Permenkes R.I Nomor 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Penelitian ini dilakukan terhadap 6 sampel mie basah yang diambil dari 6
pedagang mie basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 sampel mie basah
positif menggunakan formalin yaitu pada sampel D1 dan D2 yang berasal dari 2
pedagang mie basah di Pasar Kutowinangun, serta sampel E yang berasal dari
pedagang mie basah di Pasar Prembun. Sedangkan 3 sampel lainnya positif
menggunakan boraks yaitu sampel A, B, dan C yang masing-masing berasal dari
pedagang mie basah di Pasar Wonokriyo Gombong, Pasar Karanganyar dan
Pasar Tumenggungan. Semua sampel yang diamati secara organoleptik memiliki
ciri-ciri fisik mie basah yang menggunakan formalin maupun boraks. Tingkat
pengetahuan semua pedagang berada dalam kategori kurang baik yaitu antara
47,62% s/d 52,4%.
Kesimpulan penelitian ini adalah 50% mie basah positif menggunakan
formalin dan 50% positif menggunakan boraks sehingga mie basah tersebut tidak
aman untuk dikonsumsi karena dapat mengganggu kesehatan. Disarankan perlu
adanya pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan secara rutin oleh Dinas
Kesehatan terhadap penggunaan formalin dan boraks dalam makanan atau
bahan makanan khususnya mie basah.

Daftar bacaan : 12 (1984-2013)
Kata kunci : Mie Basah, Formalin, Boraks
Full text

Tidak ada komentar:

Posting Komentar