Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2018
Abstrak
Karine Aegy Rezky Septiningtyas (karineaegy@gmail.com)
STUDI KONDISI VENTILASI, KEPADATAN HUNIAN, DAN ADANYA ASAP DI RUMAH PENDERITA ISPA PADA BALITA DI DESA NOTOG KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
XV + 54 halaman: gambar, tabel, lampiran
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli). Seseorang bisa tertular ISPA ketika orang tersebut menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Balita lebih sering terkena penyakit dibandingkan orang dewasa karena sistem pertahanan tubuh pada balita terhadap infeksi masih dalam tahap perkembangan. Data ISPA di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menunjukkan bahwa wilayah Puskesmas Patikraja pada 3 tahun terakhir secara berturut-turut menempati urutan pertama, yaitu tahun 2014 (4.067 kasus), 2015 (5.606 kasus), dan 2016 (5.760 kasus). Tujuan penelitian: untuk mengetahui gambaran kondisi ventilasi, kepadatan hunian, dan adanya asap di rumah penderita ISPA pada balita di wilayah Puskesmas Patikraja.
Jenis penelitian: deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran kondisi ventilasi, kepadatan hunian, dan adanya asap di rumah penderita ISPA pada balita di wilayah Puskesmas Patikraja. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 23 penderita dari populasi yang ada. Pengumpulan data umum dan data khusus dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pengukuran di lapangan.
Hasil penelitian: jumlah penderita ISPA di Desa Notog sebanyak 23 orang, terdiri dari laki-laki 16 orang (69,57%) dan perempuan 7 orang (30,43). Penderita ISPA banyak terjadi pada penderita dengan luas ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat yaitu 16 rumah (69,57%), kepadatan hunian rumah penderita paling banyak yang kepadatan huniannya normal yaitu 22 rumah (95,65%), penggunaan bahan bakar di rumah penderita paling banyak yang menggunakan gas yaitu 16 rumah (69,57%), dan adanya perokok di rumah penderita paling banyak yang merokok yaitu 16 rumah (69,57%).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk menanggulangi ISPA, masyarakat khususnya orangtua yang memiliki balita hendaknya menghilangkan kebiasaan mengasuh anak sambil memasak atau merokok dalam satu ruangan dengan balita atau anggota keluarga lainnya, selain itu pihak puskesmas perlu memberikan penyuluhan tentang penyakit yang berhubungan dengan sanitasi rumah yang tidak sehat, serta memberdayakan posyandu sebagai tempat dalam pencegahan kesakitan balita secara dini.
Daftar bacaan : 25 (1999-2018)
Kata kunci : ISPA balita, rumah
Klasifikasi : -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar