Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto
Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang
Karya Tulis Ilmiah,
Juli 2011
Abstrak
Hera Anastasia, (Email : raracayoo@yahoo.com)
STUDI KOMPARASI PRODUKSI
BIOETANOL DARI SAMPAH KULIT NANAS DAN KUBIS DI PASAR INDUK KROYA KECAMATAN
KROYA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2011.
xvi + 49 halaman : gambar, tabel, lampiran.
Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat aktivitas manusia yang sudah tidak dipakai lagi. Sebagai barang yang sudah tidak berguna sampah dapat menjadi sumber penyakit dan dari sudut estetika menjijikan dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Menurut pengamatan peneliti di Pasar Induk Kroya belum ada penanganan khusus untuk sampah yang dihasilkan, apabila dibiarkan maka sampah akan menggunung dan menjadi tempat tinggal dan berkembang biak binantang vektor seperti lalat dan tikus. Padahal sampah dapat diolah menjadi lebih berguna misalnya mengolah sampah organik menjadi bioetanol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi bioetanol dari sampah kulit nanas dan sampah kubis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pendekatan crossectional. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas : sampah kulit nanas dan sampah kubis; variabel kontrol : lama fermentasi (hari), volume isian, jenis ragi, NPK, urea, dan suhu; variabel pengganggu : jenis dan sifat bakteri, komposisi zat organik, dan pH; variabel terikat : Produksi bioetanol (volume dan kadar bioetanol). Hasil penelitian meliputi volume rata-rata produksi bioetanol dari sampah kulit nanas sebanyak 3 kg menghasilkan bioetanol sebesar 43 ml dan sampah kubis sebanyak 3 kg menghasilkan bioetanol sebesar 35 ml sedangkan untuk rata-rata kadar alkohol yang terkandung pada kulit nanas sebesar 35% dan sampah kubis sebesar 15%. Berdasarkan analisis data dengan uji t-test (tidak berpasangan) diketahui bahwa nilai sig = 0,014 < a = 0,05, maka ada perbedaan yang bermakna produksi bioetanol dari sampah kulit nanas dan sampah kubis.
Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat aktivitas manusia yang sudah tidak dipakai lagi. Sebagai barang yang sudah tidak berguna sampah dapat menjadi sumber penyakit dan dari sudut estetika menjijikan dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Menurut pengamatan peneliti di Pasar Induk Kroya belum ada penanganan khusus untuk sampah yang dihasilkan, apabila dibiarkan maka sampah akan menggunung dan menjadi tempat tinggal dan berkembang biak binantang vektor seperti lalat dan tikus. Padahal sampah dapat diolah menjadi lebih berguna misalnya mengolah sampah organik menjadi bioetanol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi bioetanol dari sampah kulit nanas dan sampah kubis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pendekatan crossectional. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas : sampah kulit nanas dan sampah kubis; variabel kontrol : lama fermentasi (hari), volume isian, jenis ragi, NPK, urea, dan suhu; variabel pengganggu : jenis dan sifat bakteri, komposisi zat organik, dan pH; variabel terikat : Produksi bioetanol (volume dan kadar bioetanol). Hasil penelitian meliputi volume rata-rata produksi bioetanol dari sampah kulit nanas sebanyak 3 kg menghasilkan bioetanol sebesar 43 ml dan sampah kubis sebanyak 3 kg menghasilkan bioetanol sebesar 35 ml sedangkan untuk rata-rata kadar alkohol yang terkandung pada kulit nanas sebesar 35% dan sampah kubis sebesar 15%. Berdasarkan analisis data dengan uji t-test (tidak berpasangan) diketahui bahwa nilai sig = 0,014 < a = 0,05, maka ada perbedaan yang bermakna produksi bioetanol dari sampah kulit nanas dan sampah kubis.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan
produksi bioetanol dari sampah kulit nanas dan kubis yang meliputi volume
bioetanol dan kadar alkohol. Peneliti menyarankan kepada petugas Pasar Induk
Kroya untuk dapat memanfaatkan sampah kulit nanas dan kubis menjadi bioetanol
dan memberikan informasi kepada
masyarakat agar dapat memanfaatkan sampah organik yang dihasilkan khususnya sampah
kulit nanas dan kubis dan untuk peneliti lain perlu dilaksanakan aplikasi penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas
penggunaan bioetanol dari sampah kulit nanas dan sampah kubis sebagai sumber
bahan bakar alternatif.
Daftar Bacaan : 16 (1982 – 2010)
Kata Kunci : Bioetanol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar