Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program
Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya
Tulis Ilmiah, Juli 2011
Abstrak
ARISTATIKA NUR
PRATIWI
HUBUNGAN FAKTOR
LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU BTA (+) DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS MREBET KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2011
Xiii + 67
halaman : gambar, tabel, lampiran
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular menahun akibat mycrobakterium tuberkulosis yang berhubungan erat dengan kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga terdapat 3 Kecamatan yang memiliki kasus Tuberkulosis paru tinggi yaitu Kecamatan Mrebet 30,Kecamatan Bobotsari 48 kasus dan Kecamatan Serayularangan 13 kasus. Puskesmas Mrebet merupakan salah satu wilayah dengan kasus tuberkulosis paru tinggi karena terdapat peningkatan kasus dari 30 menjadi 48 dengan kasus TB paru BTA (+) sebanyak 34 orang.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular menahun akibat mycrobakterium tuberkulosis yang berhubungan erat dengan kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga terdapat 3 Kecamatan yang memiliki kasus Tuberkulosis paru tinggi yaitu Kecamatan Mrebet 30,Kecamatan Bobotsari 48 kasus dan Kecamatan Serayularangan 13 kasus. Puskesmas Mrebet merupakan salah satu wilayah dengan kasus tuberkulosis paru tinggi karena terdapat peningkatan kasus dari 30 menjadi 48 dengan kasus TB paru BTA (+) sebanyak 34 orang.
Tujuan penelitian
ini untuk mengukur keadaan lingkungan fisik rumah, mengetahui hubungan dan
besarnya resiko antara keadaan lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB Paru
BTA (+)
metode penelitian ini
bersifat observasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 68 orang, terdiri dari 34 kasus dan
34 kontrol. Variabel yang diteliti meliputi pencahayaan, ventilasi, kelembaban,
kepadatan penghuni lantai dan dinding rumah. Analisis univariat dan bivariat
menggunakan SPSS menggunakan SPSS menggunakan uji Chi Square dan OR dengan CI 95 % dan α 0,05.
Hasi
penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan fisik
rumah dengan kejadian TB Paru BTA (+) yaitu pencahayaan (ρ = 0,029 (ρ < 0,05) dan OR = 3,361), ventilasi ( p = 0,008 (ρ <
0,05) dan OR 3,833 ) , kelembaban (p =0,004 ( ρ < 0,05) dan OR 4,400 ),
kepadatan penghuni(p = 0,014 (ρ < 0,05) dan OR 3,519 ) , lantai rumah(p =
0,008 (ρ < 0,05) dan OR 3,833),
dinding rumah (p = 0,015 (ρ < 0,05) dan OR 3,378).
Kesimpulan
dari penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan fisik
rumah yang meliputi pencahayaan, ventilasi, kelembaban, kepadatan penghuni,
lantai dan dinding rumah dengan kejadian TB Paru BTA (+) di Wilayah Kerja
Puskesmas Mrebet Kabupaten Purbalingga. Disarankan penderita selalu membuka
jendela, pemasangan genting kaca pada rumahnya.
Daftar bacaan : 15 ( 1985 – 2009 )
Kata kunci : Faktor Lingkungan Fisik Rumah, TB
Klasifikasi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar