Minggu, 31 Agustus 2014

KOMPARASI EFISIENSI BIJI KELOR DENGAN BIJI ASAM JAWA SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS FISIK (BAU, RASA, WARNA DAN KEKERUHAN) AIR SUNGAI

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia  
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

 Abstrak 
 Citra Setya Herlyana (citrasetya07@gmail.com)
KOMPARASI EFISIENSI BIJI KELOR DENGAN BIJI ASAM JAWA SEBAGAI BIOKOAGULAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS FISIK (BAU, RASA, WARNA DAN KEKERUHAN) AIR SUNGAI BENER DI DESA WIRADADI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014
XV + 82 halaman : gambar, tabel, lampiran 

Salah satu cara pengolahan air adalah dengan metode koagulasi untuk meningkatkan kualitas fisik air menggunakan larutan tepung biji kelor (Moringa oleifera) dan asam jawa (Tamarindus indica L.), karena biji kelor dan biji asam jawa dapat mengabsorpsi dan menetralisis partikel-partikel lumpur, logam, kotoran yang melayang di dalam air dan dapat membunuh mikroorganisme.  
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efisiensi biji kelor dengan biji asam jawa dalam meningkatkan kualitas fisik air sungai Bener di Desa Wiradadi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen (Pre Experiment) dengan metode control group pre test post test design. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, pemeriksaan dan pengukuran. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan grafik. Analisis data menggunakan uji pairt “t” test.
Hasil pemeriksaan organoleptik bau, rasa dan warna terhadap air sungai Bener setelah diberi koagulan tepung biji kelor maupun koagulan tepung biji asam jawa dengan dosis 15 mg/ ml, 20 mg/ ml dan 25 mg/ ml hasilnya menjadi tidak berbau dan berasa, namun air sungai masih tetap berwarna. Kekeruhan air sungai setelah diberi koagulan tepung biji kelor dengan dosis tersebut diatas kekeruhan menjadi 15,81 NTU (81,72 %), 15,03 NTU (82,62 %), 14,57 NTU (83,15 %), dan setelah diberi koagulan tepung biji asam jawa dengan dosis yang sama kekeruhan menjadi 16,92 NTU (80,44 %), 16,67 NTU (80,72 %), 17,03 NTU (80,34 %). 
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hipotesis alternatif (Ha) diterima, ada perbedaan efisiensi biji kelor dengan biji asam jawa sebagai biokoagulan dalam meningkatkan kualitas fisik (bau, rasa, warn dan kekeruhan) air sungai bener, karena biji kelor lebih efisien dalam meningkatkan kualitas fisik air sungai bener. Saran kepada pemerintah, sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang efektifitas penggunaan biji kelor dan biji asam jawa dalam meningkatkan kualitas fisik air.

Daftar bacaan  : 20 (1984 - 2014)
Kata kunci  

1 komentar: