Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang
Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma
III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Abstrak
Suris
Trijayanti (suris_t@yahoo.co.id)
PENGARUH PEMAKAIAN
PERASAN DAUN SELASIH (Ocimum bacillicum)
SEBAGAI REPELLENT TERHADAP JUMLAH HINGGAP NYAMUK Aedes aegypti TAHUN 2015
xv + 57 : gambar,
tabel, lampiran
Penyakit-penyakit
yang ditularkan melalui vektor nyamuk di Indonesia merupakan penyakit endemis
pada daerah tertentu, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh
virus dengue, ditularkan dari orang sakit ke
orang sehat melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti.Kasus DBD di Kabupaten Banyumas pada tahun
2012 tercatat jumlah kasus: 199 kasus dengan kematian : 4 orang. Tahun 2013
jumlah kasus : 539 kasus dengan jumlah kematian : 4 orang. Salah satu upaya
untuk mencegah gigitan nyamuk yang aman bagi manusia dan lingkungan dengan
menggunakan insektisida berasal dari tumbuhan. Jenis tanaman yang dapat
digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk adalah tanaman selasih, karena
kandungan bahan kimia berupa linalool mampu
mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang
tegang pada tubuh nyamuk, dan
kandungan geraniol mempunyai sifat
volatil (menguap) pada daun selasih yang berbau menyengat menyebabkan nyamuk
enggan mendekat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pemakaian perasan daun selasih sebagai
repellent terhadap jumlah hinggap nyamuk Aedes aegypti pada konsentrasi
15%, 20%, dan 25% perasan daun selasih selama 1 jam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment, dengan
perlakuan menggunakan perasan daun selasih (Ocimum
bacillicum) pada konsentrasi 15%,
20%, dan 25%, masing-masing menggunakan 20 ekor nyamuk yang dikontakan
selama 1 jam dan dicatat selama 10 menit sekali untuk mengetahui jumlah hinggap
nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali. Data hasil
penelitian dianalisis menggunakan uji statistik
oneway anova untuk mencari perbedaan dari tiga kelompok konsentrasi perasan
daun selasih yang digunakan dalam penelitian.
Hasil penelitian perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi yang digunakan dengan nilai signifikan 0,001 (p<0 ada="" berarti="" daun="" i="" pemakaian="" pengaruh="" perasan="" selasih="" style="mso-bidi-font-style: normal;" yang="">Ocimum basillicum0>) sebagai repellent terhadap jumlah hinggap nyamuk Aedes aegypti. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) dapat digunakan sebagai repellent nyamuk Aedes aegypti. Disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan konsentrasi perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) yang lebih besar, dengan konsentrasi & gt ;25% untuk mengetahui keefektifan dari perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) sebagai zat penolak nyamuk.
Hasil penelitian perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah nyamuk yang hinggap pada berbagai konsentrasi yang digunakan dengan nilai signifikan 0,001 (p<0 ada="" berarti="" daun="" i="" pemakaian="" pengaruh="" perasan="" selasih="" style="mso-bidi-font-style: normal;" yang="">Ocimum basillicum0>) sebagai repellent terhadap jumlah hinggap nyamuk Aedes aegypti. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) dapat digunakan sebagai repellent nyamuk Aedes aegypti. Disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan konsentrasi perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) yang lebih besar, dengan konsentrasi & gt ;25% untuk mengetahui keefektifan dari perasan daun selasih (Ocimum bacillicum) sebagai zat penolak nyamuk.
Daftar
bacaan
|
:
|
15
(1995-2014)
|
Kata Kunci
|
:
|
Repellent, Aedes aegypti, dan Ocimum
bacillicum
|
Klasifikasi
|
:
|
-
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar