Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Karya
Tulis Ilmiah, Juli 2013
Abstrak
Fendi Bagus Setyawan (fendi_bugz@yahoo.co.id)
STUDI KOMPARASI OVITRAP INDEX PADA DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN BANJARNEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013
xvii + 97 halaman, gambar, tabel, lampiran
Demam Berdarah Dengue di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan merupakan penyakit endemis hampir di seluruh provinsi. Dalam kurun waktu 5 tahun jumlah kasus dan daerah terjangkit relatif ada tiap tahunnya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan dari Ovitrap Index yang ada pada Daerah Endemis dan Non Endemis Demam Berdarah, mengetahui hasil perhitungan Ovitrap Index yang ada pada Daerah Endemis Demam Berdarah dan mengetahui hasil perhitungan Ovitrap Index yang ada pada Daerah Non Endemis Demam Berdarah.
Metode penelitian ini adalah Pre Eksperiment dengan desain penelitian the one shoot case study yaitu memberi perlakuan pada sampel kemudian diamati dan membandingkan ovitrap nyamuk Aedes aegypti pada ovitrap yang dipasang di daerah endemis dan non endemis Demam Berdarah di wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Hasil perhitungan uji statistik chi square antara daerah endemis dan non endemis yang di pasang Ovitrap didalam rumah menunjukan bahwa nilai signifikan (0,154) > (0,05) dan Ovitrap diluar rumah menunjukan bahwa nilai signifikan (0,488) > (0,05), hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara ovitrap pada daerah non endemis dengan ovitrap pada daerah endemis yang sama-sama dipasang didalam rumah dan diluar rumah, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak
Kesimpulan, bahwa dari ovitrap index didalam dan diluar rumah menunjukan bahwa daerah endemis Demam Berdarah lebih besar dibandingkan ovitrap index pada daerah non endemis. Hasil perhitungan ovitrap index pada daerah endemis dinyatakan bahwa ovitrap index di dalam rumah 75% dan ovitrap index di luar rumah 91% dan hasil perhitungan ovitrap index pada daerah non endemis dinyatakan bahwa ovitrap index di dalam rumah 26% dan ovitrap index di luar rumah 81%. Disarankan dengan melihat hasil rata – rata keberadaan telur nyamuk dengan perhitungan ovitrap index, kita perlu memperhatikan keadaan lingkungan di sekitar agar perkembangbiakan nyamuk aedes tidak terus berkembang yaitu dengan kegiatan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air rumah tangga, serta mengubur atau memusnahkan barang bekas.
Daftar bacaan : 30 (1996 – 2012)
Kata kunci : ovitrap, DBD, endemis
Klasifikasi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar