Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013
Abstrak
Ema Setianingrum (aima_ema02@yahoo.com)
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
ISPA PADA BALITA DI DESA KALITINGGAR KECAMATAN PADAMARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013
xix + 103 halaman: gambar, tabel, lampiran
Faktor lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko sumber penularan penyakit dan media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biak bakteri patogen ISPA. Penyakit ISPA di Desa Kallitinggar menempati urutan pertama selama 2 kurun waktu terakhir.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Kalitinggar.
Metode yang digunakan adalah anallitik dengan pendekatan case control jumlah responden sebanyak 28 orang, 14 sebagai kasus dan 14 sebagai kontrol. Variabel yang diteliti adalah kelembaban, suhu, ventilasi, intensitas pencahayaan, lantai, dinding, dan kepadatan penghuni. Analisis menggunakan SPSS 17 dengan uji Chi Square dan OR dengan Cl 95% dan α 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang meiliki hubungan adalah kelembaban ( kamar, p=0,033, OR=13,000. ruang keluarga, p=0,020, OR=10,800), luas ventilasi (kamar, p=0,023 , OR=9,167. Ruang keluarga, p=0,023, OR=9,167). Suhu, pencahayaan, lantai, dinding, kepadatan penghuni merupakan faktor lingkungan fisik rumah yang tidak memeiliki hubungan bermakana tetapi berisiko.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik rumah meruapakan faktor risiko terjadinya ISPA. Di Desa Kalitinggar faktor yang memeiliki hubungan bermakana adalah kelembaban dan luas ventilasi. Disarankan luas ventilasi >10% Luas Lantai dan jendela selalu dibuka setiap pagi.
Daftar bacaan : 24 (1986-2012)
Kata Kunci : Lingkungan Fisik Rumah, ISPA
Klasifikasi : -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar