Senin, 31 Oktober 2016

KADAR TIMBAL (Pb) PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomea aquatic Forsk) DI SISI JALAN RAYA PURBAYASA KABUPATEN PURBALINGGA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Yuke Anggi Saptika (yukeanggie@gmail.com)
STUDI KADAR TIMBAL (Pb) PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomea aquatic Forsk) DI SISI JALAN RAYA PURBAYASA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016
XIV + 68 halaman : gambar, tabel, lampiran

Pb merupakan salah satu zat pencemar udara yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Jumlah Pb yang ada di udara dapat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya antara lain sayuran yang ditanam di pinggir jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada tanaman kangkung, kepadatan kendaraan bermotor, kondisi lingkungan di sekitar lokasi penanaman kangkung dan pengelolaan tanaman kangkung di Sisi Jalan Raya Purbayasa Kabupaten Purbalingga tahun 2016.
Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kadar timbal (Pb) pada tanaman kangkung, kepadatan kendaraan bermotor, kondisi lingkungan di sekitar lokasi penanaman kangkung dan pengelolaan tanaman kangkung di Sisi Jalan Raya Purbayasa Kabupaten Purbalingga tahun 2016.
Hasil rata – rata yang diperoleh dari penelitian pada titik pertama yaitu sebesar 0,053 mg/kg bb dan titik kedua (KM 3) sebesar 0,032 mg/kg bb masih brada di bawah nilai ambang batas SNI 7387:2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat berat pada pangan yaitu 0,5 mg/kg. Kepadatan kendaraan di sekitar tempat tersebut yaitu arus stabil untuk sepeda motor dan bebas untuk mobil. Kondisi lingkungan termasuk berhawa sedang dan pengelolaan tanaman kangkung pada titik pertama menggunakan pestisida.
Kesimpulan dan saran dari penelitian ini adalah kangkung yang ditanam di pinggir Jalan Raya Purbayasa sudah terpapar dengan timbal (Pb) tetapi masih dibawah nilai ambang batas dan masih aman untuk dikonsumsi. Untuk para petani sebaiknya kurangi penggunaan pestisida, sebelum dimasak diicuci terlebih dahulu dibawah air mengalir, melakukan penghijauan lingkungan dengan penanaman pohon perindang di sepanjang jalan.

Daftar bacaan : 21 (1985 – 2014)
Kata kunci     : Timbal, Tanaman Kangkung, dipinggir jalan
Klasifikasi      :
Full text

KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG BOTOL BERKRAN YANG DIJUALPADA WARUNG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah Juli 2016

ABSTRAK
Wiyatri Sulharini Rahayu (wiyatri_rahayu@yahoo.com)
KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG BOTOL BERKRAN YANG DIJUALPADA WARUNG DI KECAMATAN BATURADEN TAHUN 2016
xv+59 halaman, gambar, tabel,lampiran

Depot air minum isi ulang (DAMIU) merupakan tempat penyediaan air minum isi ulang yang di manfaatkan untuk keperluan masyrakat, . DAMIU adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen Kualitas air minum banyak yang belum memenuhi standar kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492/MENKES/PER/2010 tentang syarat kualitas air minum. Apabila proses pengolahan air minum isi ulang kurang memenuhi persysratan kesehatan maka akan berdampak pada kesehatan konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pengolahan dan mengetahui kualitas bakteriologis Coliform pada air minum DAMIU yang dijual pada warung di Kecamatan Baturaden.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif,yaitu untuk mengetahui kualitas bakteri coliform pada air minum DAMIU yang dijual pada warung di kecamatan Baturaden dengan jumlah populasi lima dan sampel lima. Terdapat lima DAMIU yang menjadi sampel air bakunya bersumber dari PDAM. Dari jenis pengolahannya terdapat satu DAMIU yang menggunakan sistem Reservoir Osmosis dan empat DAMIU menggunakan sistern Ultra Violet. Hasil pemeriksaan laboratorium didapat tiga DAMIU yaitu B,C,D kualitas bakteriologisnya telah memenuhi syarat yaitu 0 per 100ml sampel,dua DAMIU kualitas bakteriologisnya belum memenuhi syarat yaitu DAMIU A 23 per 100 ml sampel dan DAMIU E 2 per 100 ml sampel. Berdasarkan hasil yang telah didapat peneliti menyimpulkan lima sampel yang air bakunya bersumber dari PDAM, tiga DAMIU memenuhi persyaratan kesehatan dan dua DAMIU belum memenuhi syarat. Maka dari itu sesuai dengan PERMENKES nomor 43 tahun 2014 perlu adanya peningkatan pengawasan dan pembinaan dari Dinas Kesehatan kepada pengusaha tentang kegiatan pengolahan air minum pada DAMIU supaya perlindungan terhadap kesehatan konsumen air minum isi ulang botol berkran yang dijual pada warung lebih terjamin.

Daftar bacaan :16 (1984-2014)
Kata kunci     : Coliform, DAMIU , Air minum
Klasifikasi      : -
Full text

HUBUNGAN ANTARA KONSTRUKSI DENGAN KANDUNGAN BAKTERI COLIFORM AIR SUMUR GALI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Ulfatuzzahroh ( ulfazahroh@gmail.com )
HUBUNGAN ANTARA KONSTRUKSI DENGAN KANDUNGAN BAKTERI COLIFORM AIR SUMUR GALI DI DESA PANGEBATAN KECAMATAN KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
XVIII + 89 halaman: gambar, tabel, lampiran

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara konstruksi dengan kandungan bakteri Coliform air sumur gali di Desa Pangebatan Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas.
Metoda penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional dan dilakukan analisis laboratorium dari aspek konstruksi sumur. Populasi penelitian adalah seluruh sumur gali dijadikan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat yaitu sebanyak 168 SGL. Sampel penelitian ini yaitu sebanyak 34 SGL dengan metode cluster random sampling.
Hasil pemeriksaan laboratorium diketahui kandungan bakteriologi air sumur gali di desa Pangebatan yaitu 34 sampel air sumur gali yang diperiksa tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan ketentuan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara konstruksi sumur gali baik itu dari dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur maupun SPAL dengan kandungan bakteri Coliform air sumur gali di desa pangebatan kecamatan karanglewas tahun 2016 dimana hasil uji chi square menunjukkan nilai X2 = 9826 (nilai X2 > 0,05). Dari hasil tersebut diperkuat dengan uji keeratan hubungan keeratan hubungan (Contingency Coefficient) diperoleh nilai C = 0,998 (nilai C>0,5) yang berarti terdapat keterkaitan yang cukup kuat antara variabel.
Saran yang diberikan antara lain melakukan perbaikan konstruksi sumur gali yang belum memenuhi syarat serta menjaga dan memelihara konstruksi sumur yang sudah baik, memberikan penyuluhan tentang syarat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat dan melakukan identifikasi masalah penyebab penyakit diare selain dari faktor air sumur gali.

Daftar bacaan  : 21 (1984 – 2014)
Kata kunci       : Konstruksi Sumur Gali, Bakteri Coliform
Klasifikasi        : -
Full Text

BIONOMIK NYAMUK Anopheles SppDI WILAYAH KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Ulfah Kusuma Wardhani (ulfahkusumawardhani@yahoo.com)
DESKRIPSI BIONOMIK NYAMUK Anopheles SppDI WILAYAH KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016
xvii + 92 halaman: gambar, tabel, lampiran

Kondisi Desa Cibenda yang berada di dataran rendah dan berbatasan langsung dengan pantai yang menjadi muara sungai dan perairan Samudera Indonesia memungkinkan nyamuk Anopheles Spp untuk berkembangbiak, karakteristik umum habitat yang ditemukan adalah berupa rawa-rawa, kolam bekas tambak udang, lahan pertanian atau persawahan yang mendominasi juga habitat ideal bagi beberapa nyamuk Anopheles lain. Tujuan penelitian ini ialah Mendeskripsikanbionomik nyamuk Anopheles Sppdi wilayah Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran tahun 2016.
Metode penelitian menggunakan metodeobservasional dengan menggambarkan atau mengamati bionomik nyamuk Anopheles Spp di wilayah Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan pengamatan nyamukyang dilakukan mulai pukul 18.00-24.00 WIB dengan metode penangkapan nyamuk hinggap HLC (Human landing Collection) di dalam dan di luar rumah oleh 6 orang kolektor. Penangkapan dilakukan selama 40 menit, dilanjutkan dengan penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah dan di sekitar kandang ternak (kerbau atau sapi) selama 10 menit.
Hasil penelitian mengenai deskripsi bionomik nyamuk Anopheles Spp di wilayah Kecamatan Parigi yaitu di temukan 3 spesies nyamuk diantaranya An.vagus, An.barbirostris dan An.subpictus. Setiap habitat didominasi oleh kolam bekas tambak udang, muara sungai, persawahan tadah hujan, yang kondisinya sangat ideal untuk tempat perindukan.
Menurut penelitian dapat disimpulkanbahwakarakteristik lingkungan Desa Cibenda Kecamatan Parigi merupakan habitat yang ideal bagi perkembangbiakan Anopheles Sppdan fauna yang ditemukan diantaranya An.vagus 42 ekor (85,7%), An.barbirostris 6 ekor (12,3%) dan An.subpictus 1 ekor (2%). Oleh sebab itu disarankan bagi pemerintah hendaknya lebih meningkatkan kewaspadaan dini dan program kesehatan dalam mengendalikan penyakit malaria baik melalui penyuluhan kepada masyarakat maupun pengelola lingkungan yang dapat menjadi tempat perkembangan vektor malaria.

Daftar Bacaan : 32 (1979 – 2015)
Kata Kunci     : Nyamuk Anopheles Spp, Malaria
Klasifikasi       : -
Full Text

KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program DIII Kesehetan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Silvi Ardini (ardini_silvi@ymail.com)
STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS.
XVI + 64 halaman :gambar, table, lampiran.

Penyalahgunaan formalin dalam proses pengawetan makanan masih ditemukan dalam produk makanan. Balai besar Pom di Jakarta bersama Polres Metro Jakarta Barat pada tanggal 11 Maret 2016 menemukan 6 home industry kikil di daerah Kalideres Jakarta Barat menggunakan formalin pada proses pengelolahan kikil. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahwa formalin bahan yang dilarang digunakan untuk makanan. Tujuan peneliti untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin padakikil di Pasar Wage Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Metode penelitian ini deskriptif dengan menggambarkan ada tidaknya kandungan formalin pada kikil di pasar Wage.Pengumpulan data dilakukan dengan wancacara, mengamati,,dan memeriksa sampel kikil di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel kikil negative formalin.Ciri-ciri fisik kikil semua sampel aman formalin .Proses pembuatan kikil sama hanya perbedaan waktu yang digunakan dalam tahap pembuatan. Semua pedagang memiliki pengetahuan baik.Pengawasan berupa pemeriksaan dilakukan setiap setahun sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Semua sampel aman terhadap formalin .Saran agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih makanan, tidak hanya melihat dari penampilan makanan yang menarik saja.Pedagang tidak menggunakan formalin pada pengawetan kikil.Pemeriksaan dan penyuluhan rutin tentang bahan tambahan pangan yang aman serta bahan yang dilarang untuk tambahan makanan oleh Dinas Kesehatan.

DaftarBacaan : 17 (1994 – 2016)
Kata Kunci    : Formalin ,Kikil
Klarifikasi      : -
Full Text

TINJAUAN KANDUNGAN BAKTERI E.coli PADA SUSU KEDELAI DI PASAR KLIWON KARANG LEWAS TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Dioloma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Septian Indra Manto (septianindra190@gmail.com)
TINJAUAN KANDUNGAN BAKTERI E.coli PADA SUSU KEDELAI DI PASAR KLIWON KARANG LEWAS TAHUN 2016
XIII + 43 halaman : gambar, tabel, lampiran

Susu kedelai merupakan salah satu hasil dari olahan kedelai. Susu kedelai memenuhi pangsa pasar menengah sampai bawah karena kandungan yang tidak kalah dengan susu hewani dan harga relatif lebih murah. Selama ini pengawasan dan pemeriksaan bakteri E.coli pada susu kedelai sangat jarang dilakukan oleh pihak tekait (BPOM). Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur kandungan bakteri E.coli pada susu kedelai di Pasar Karang Lewas.  
Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian deskriptif, dilakukan dengan cara observasi. Data diolah secara deskriptif dengan analisis tabel untuk menggambarkan bakteri E.coli pada susu kedelai di Pasar Karang Lewas.
Hasil pemeriksaan menunjukkan kandungan bakteri E.coli pada 8 sampel yang diperiksa yaitu 4 sampel dinyatakan memenuhi standar yakni 0 koloni/ml dan 4 lainnya tidak memenuhi standar yaitu, masing-masing sampel 75 koloni/ml,20 koloni/ml,23 koloni/ml, 4 koloni/ml). Standar yang digunakan adalah Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam Makanan Tahun 2009. Produsen sebaiknya menjaga kebersihan ruangan produksi untuk mengurangi terjadinya kontaminasi dan penjamah sebaiknya menggunakan APD yang sesuai. Dinas terkait, seperti BPOM,Dinas Kesehatan dan Puskesmas
sebaiknya melakukan pelatihan pengolahan pangan yang baik kepada pengusaha makanan di pedesaan.

Daftar Bacaan : 20 (1987 – 2012)
Kata Kunci     : Susu kedelai, Bakteri E.coli
Klasifikasi       : -
Full Text

EVALUASI PROGRAM PENYEMPROTAN RUMAH DI DAERAH ENDEMIS MALARIA KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Rosita Nurdamayanti (rositanurdamayanti7@gmail.com)
EVALUASI PROGRAM PENYEMPROTAN RUMAH DI DAERAH ENDEMIS MALARIA KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016
XVII + 102: gambar, tabel, lampiran

Penyakit malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles spp. Angka kesakitan malaria di Purworejo tahun 2013-2015 setiap tahunnya meningkat. Pengendalian vektor nyamuk Anopheles spp secara kimiawi dengan IRS(Insecticide Residual
Spraying). Tujuan penelitian adalah untuk evaluasi program penyemprotan rumah didaerah endemis malaria terhadap vektor nyamuk Anopheles spp tahun 2016.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan penelitian diskriptif yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kematian nyamuk setelah dilakukan penyemprotan menggunakan metode Bioassay.
Hasil evaluasi program penyemprotan rumah menggunakan metode bioassay dengan 2 jenis dinding. Kematian nyamuk uji di Desa Jatirejo Kecamatan Kaligesing tertinggi di dinding tembok dengan kematian 30% dan dinding kayu 15% dengan rata-rata kematian nyamuk 15% setelah penyemprotan selama 107 hari. Kematian nyamuk uji di Desa Separe Kecamatan Loano tertinggi di dinding tembok dengan kematian nyamuk 90% dan dinding kayu 95% dengan rata-rata kematian nyamuk 92,5% setelah penyemprotan selama 20 hari. Insektisida yang digunakan yaitu golongan pyrethroid dengan bahan aktif Lamdasihalotrin ICON 100 CS. Kesimpulan penelitian yaitu insektisida yang digunakan sudah mengalami
penurunan daya bunuh pada nyamuk Anopheles spp selama 3 bulan pogram penyemprotan. Disarankan penambahan dosis insektisida atau menganti insektisida yang memiliki daya bunuh lebih baik dan sesuai dengan standar WHO.

Daftar Bacaan : 15 (1985-2015)
Kata Kunci     : Insektisida, Resistensi, Nyamuk Anopheles spp
Klasifikasi       : -
Full Text

KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemekes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Risma Suryani Prasetyaningsih (rissmasuryani@yahoo.com)
STUDI KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2016
XVI + 124 halaman :gambar, tabel, lampiran

Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat, jika rumah sakit tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak negatif dari rumah sakit terhadap kesehatan pasien, pengunjung dan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi kesehatan lingkungan rumah sakit yang meliputi kesehatan lingkungan rumah sakit, penyehatan ruang bangunan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, pengelolaan limbah, tempat pencucian linen, pengendalian serangga dan tikus, dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi, pengamanan radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, dan unit/instalasi sanitasi rumah sakit.
Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif evaluatif dengan subyek lingkungan rumah sakit. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasional dan dokumen. Analisis data yang digunakan secara deskriptif dengan menggambarkan kondisi kesehatan lingkungan rumah sakit dari hasil penelitian.
Hasil penelitian kondisi kesehatan lingkungan RSUDProf Dr Margono Soekarjo Purwokerto yaitu kondisi kesehatan lingkungan rumah sakit 96,8% (memenuhi syarat), penyehatan ruang bangunan 88,4% (memenuhi syarat), penyehatan makanan dan minuman 90,7% (memenuhi syarat), penyehatan air 88,1% (memenuhi syarat), pengelolaan limbah 84,4% (memenuhi syarat), tempat pencucian linen 100% (memenuhi syarat), pengendalian serangga dan tikus 100% (memenuhi syarat), dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
100% (memenuhi syarat), pengamanan radiasi 75% (tidak memenuhi syarat), penyuluhan kesehatan lingkungan 100% (memenuhi syarat), dan unit/instalasi sanitasi rumah sakit 100% (memenuhi syarat).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kondisi kesehatan lingkungan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto mendapatkan skor 93,2% dan dikatakan memenuhi syarat, hanya saja terdapat satu variabel yang tidak memenuhi syarat yaitu pada variabel IX mengenai pengamanan radiasi, disarankan kepada pihak rumah saki dan bagian iplrs untuk lebih memperhatikan dampak yang ditimbulkan dengan cara melakukan pengadaan pelapisan timah hitam pada dinding dan daun pintu di ruang radiologi.

Daftarbacaan : 19 (1985-2015 )
Kata kunci     : Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Klasifikasi      : -
Full Text

EFEKTIFITAS STERILISASI MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET (UV) PADA RUANG PERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Restutusi Ayu Waluyo (restutusiaw@gmail.com)
EFEKTIFITAS STERILISASI MENGGUNAKAN ULTRAVIOLET (UV) PADA RUANG  PERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS 
XVI + 89 halaman : gambar, tabel, lampiran

RSUD Banyumas merupakan rumah sakit tipe B. Ruang perawatan pada RSUD Banyumas adalah ruang perawatan yang melayani penyakit infeksius dan noninfeksius, sehingga berpotensi terjadinya infeksi  nosokomial. Tujuan penelitian  ini adalah untuk mengetahui efektifitas sterilisasi menggunakan UV pada ruang perawatan di RSUD Banyumas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jenis variabel yang digunakan yaitu variabel bebas (penggunaan UV), variabel terikat (angka kuman udara), dan variabel pengganggu (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi dan volume ruangan) Berdasarkan hasil pemeriksaan Rata – rata angka kuman sebelum sterilisasi adalah 18.500CFU/m3. Rata – rata angka kuman sesudah sterilisasi adalah 8.250CFU/m3 . Rata-rata suhu pada ruang perawatan adalah 29,5oC. Rata-rata kelembaban pada ruang perawatan adalah 84,0%. Rata – rata intensitas cahaya pada ruang perawatan adalah 113 lux. Rata – rata luas ventilasi adalah 1,08m2 . Rata-rata volume ruangan pada ruang perawatan adalah adalah 55,8m3.Rata – rata efektifitas sterilisasi adalah (- 56,24%). Peneliti menyimpulkan penggunaan sterilisasi efektif dalam menurunkan angka kuman udara. Peneliti menyarankan untuk melakukan sterilisasi pada ruang perawatan setiap kali ruangan digunakan.

Kepustakaan : 16 (2002 – 2015)
Kata Kunci   : Rumah sakit, angka kuman udara, sterilisasi UV
Klasifikasi     :
Full Text

EFEKTIFITAS ULTRA LOW VOLUME (ULV) DALAM STERILISASI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Resita Putri (resitaputri24@gmail.com)
EFEKTIFITAS ULTRA LOW VOLUME (ULV) DALAM STERILISASI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS TAHUN 2016 
XVI + 78 halaman : tabel, gambar, lampiran

Kualitas udara di ruang IBS merupakan suatu hal yang harus diperhatikan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi terjadi dengan cara airborne. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak RSUD
Banyumas dalam menurunkan angka kuman udara adalah sterilisasi ruangan dengan Ultra Low Volume (ULV). Mengetahui efektifitas angka kuman udara sebelum dan sesudah disterilisasi ULV pada ruang IBS di RSUD Banyumas Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sterilisasi ULV.  Variabel terikat dalam penelitian ini adalah angka kuman di udara. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah suhu, kelembaban, pencahayaan, dan volume ruangan. Hasil rata-rata angka kuman sebelum  disterilisasi sebesar 177.583,33 CFU/m3, sedangkan hasil rata-rata angka kuman sesudah disterilisasi sebesar 97.916,67 CFU/m3. Hasil pengukuran suhu pada kamar operasi rata-rata sebelum disterilisasi sebesar 22,43 ˚C dan sesudah disterilisasi sebesar 26,53 ˚C, rata-rata kelembaban sebelum 63,7 % dan sesudah 77,8 %, rata-rata intensitas cahaya sebelum 189,33 Lux dan sesudah 173,33 Lux, rata-rata luas ventilasi sebesar 0 %, dan rata-rata volume ruangan 64 m3. Efektifitas sterilisasi yang telah dilakukan mendapatkan hasil rata-rata adalah -46,75 %. Hasil Sig. (2-Tailed) adalah (0,240) > α (0,05). Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan angka kuman udara sebelum dan sesudah disterilisasi menggunakan ULV di Ruang IBS RSUD Banyumas.

Kepustakaan : 19 (1996 – 2015)
Kata Kunci   : Angka Kuman Udara, Sterilisasi ULV, IBS
Klasifikasi     : -
Full Text

PENGARUH SALINITAS TERHADAP KEMAMPUAN HIDUP LARVA NYAMUK Anopheles sundaicus TAHUN 2016.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016 

Abstrak 
Ravena Ferial Pradista 
PENGARUH SALINITAS TERHADAP KEMAMPUAN HIDUP LARVA NYAMUK Anopheles sundaicus TAHUN 2016. 
Xvi + 54 halaman, tabel, gambar, lampiran 

Nyamuk Anopheles merupakan vektor penyakit malaria di Indonesia yang salah satu spesiesnya adalah Anopheles sundaicus. Di Kabupaten Pangandaran jumlah penderita malaria terbilang cukup tinggi. Tingginya angka kasus malaria di Pangandaran pada beberapa tahun dahulu yaitu sekitar tahun 2000-an disebabkan karena faktor geografis. Nyamuk penyebab malaria berkembang di daerah pantai sampai dengan ketinggian maksimal 700 meter di atas permukaan laut. Faktor alam seperti muara sungai yang terbendung, tambak, dan kolam buatan yang sangat banyak membuat nyamuk ini gemar tumbuh dan menyebarkan penyakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kadar garam terhadap kemampuan hidup larva nyamuk Anopheles Sundaicus tahun 2016.  
Jenis penelitian ini adalah rancangan eksperimen kuasi/semu (quasi eksperimental design) yang dilaksanakan di Laboratorium Loka Litbang P2B2 Ciamis di Pangandaran. Penelitian dilakukan pada tanggal 12 April 2016 sampai dengan tanggal 19 April 2016  
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada konsentrasi 0‰ jumlah rata-rata larva yang hidup adalah 9.3 ekor larva, pada konsentrasi 3‰ adalah 10.3 ekor larva, pada konsentrasi 6‰ adalah 7.3 ekor larva, pada konsentrasi 9‰ adalah 8.6 ekor larva, pada konsentrasi 12‰ adalah 3 ekor larva, pada konsentrasi 15‰ adalah 5.6 ekor larva, pada konsentrasi 18‰ adalah 8.3 ekor larva, pada konsentrasi 21‰ adalah 3.3 ekor larva. Kadar garam yang paling optimal dalam penelitian ini adalah pada kadar garam 3‰, tidak ada perbedaan pada berbagai garam yang di ujikan terhadap kemampuan hidup larva nyamuk Anopheles sundaicus yang ditunjukan pada hasil uji Anova oleh nilai derajat kebebasan antar group sebesar 7, derajat kebebasan dalam group sebesar 16%, nilai F hitung sebesar 1.587. Probabilitas (p) .210 oleh karena nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dalam berbagai kadar garam yang telah diujikan . Penulis menyarankan perlu dilakukan uji di lapangan supaya dalam penerapan lebih aplikatif karena lebih mendekati ke tempat perindukan larva nyamuk Anopheles sundaicus dan Untuk peneliti lain yang tertarik untuk mengambil topik yang sejenis dengan menggunakan kadar garam yang lebih tinggi 

Daftar bacaan : 10 ( 1983- 2015 ) 
Kata kunci      : Anopheles sundaicus , Salinitas 
Klasifikasi       : -
Full Text

NTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GUNUNG JATI CIREBON TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Purwokerto Karya Tulis Ilmiah, 13 Juli 2016 

Abstrak 
Lulu Nuryani (lulu.nuryani1474@gmail.com)
INTENSITAS PENCAHAYAAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GUNUNG JATI CIREBON TAHUN 2016 
XIV + 108 halaman: gambar, tabel, lampiran

Pencahayaan merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang ada di rumah sakit. Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati merupakan rumah sakit rujukan yang ada di Jawa Barat bagian Timur dan merupakan rumah sakit kelas B (Pendidikan).Visi RSUD Gunung Jati adalah menjadi rumah sakit kelas A tahun 2018. Maka diperlukannya pengukuran intensitas pencahayaan sebagai salah satu kegiatan untuk akreditasi rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui intensitas pencahayaan di ruang perawatan RSUD Gunung Jati tahun 2016. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan pengukuran. 
Hasil pengumpulan data diolah dengan metode deskriptif. Data dianalisis secara univariat dengan cara menganalisis data dalam tabel. Penelitian ini didapatkan hasil yaitu ada 10 ruang perawatan yang dilakukan pengukuran, yaitu : Ruang Cakrabuana, Ruang Nyimas Gandasari, Ruang Pakungwati, Ruang Kian Santang, Ruang Prabu Siliwangi, Ruang Mawar, Ruang Soka, Ruang Melati, Ruang Anyelir, dan Ruang Kemuning. Hasil pengukuran saat tidak tidur nilai tertinggi terdapat di Ruang Prabu Siliwangi sebesar 169 lux, dan hasil terendah terdapat di Ruang Melati sebesar 70 lux. Pada pengukuran saat tidur nilai tertinggi terdapat di Ruang Prabu Siliwangi sebesar 114 lux dan nilai terendah terdapat di Ruang Melati sebesar 40 lux. Menurut PERMENKES 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Lingkungan Fisik Rumah Sakit untuk pengukuran di ruang perawatan pada saat tidur adalah 100-200 lux dan pada saat tidur adalah 100 - 200 lux dan pada saat tidur adalah
Full Text

KUALITAS LIMBAH CAIR HOME INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN KALIKABONG

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Putri Puspita Purnama Sari
STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR HOME INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN KALIKABONG KECAMATAN KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016
XVI 53 halaman : lampiran, tabel, gambar

Tahu merupakan salah satu sumber makanan yang berasal dari kedelai yang mengandung protein tinggi. Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah cair yang berpotensi menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya karena pada umumnya industri tahu mengalirkan langsung air limbahnya ke selokan atau sungai sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas limbah cair home industri tahu di Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga tahun 2016.  
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan memberikan gambaran tentang kualitas limbah cair home industri tahu di Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. Data berisi hasil pengamatan yang di sajikan dalam bentuk narasi dan tabel. 
Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh pemilik home industri tahu di Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga mengalirkan seluruh limbah cairnya ke selokan atau sungai yang berpotensi mencemari air permukaan. Hasil Pemeriksaan menunjukan sebelum outlet I nilai suhu 25,10 C, TSS 68 mg/l, BOD5 5,8 mg/l, COD 7, pH 7,17. Pada outlet I nilai suhu 25,30 C, TSS 123 mg/l, BOD5 305 mg/l, COD 238 mg/l, pH 8,45. Sesudah outlet I nilai suhu 25,10 C, TSS136 mg/l, BOD5 324 mg/l, COD 184 mg/l, pH 7,35. Hasil Pemeriksaan menunjukan sebelum outlet II nilai suhu 25,20 C, TSS 36 mg/l,
BOD5 97,1 mg/l, COD 14 mg/l, pH 7,07. Pada outlet II nilai suhu 25,30 C, TSS 122 mg/l, BOD5 374 mg/l, COD 740 mg/l, pH 7,75. Sesudah Outlet II nilai suhu 25,50 C, TSS 106 mg/l, BOD5 227 mg/l, COD 174, pH 7,24. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah limbah cair hasil kegiatan industri tahu yang langsung dibuang ke badan air sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat mencemari air permukaan. Oleh karena itu diharapkan bagi pemilik home industri tahu dalam pembungan limbah cair harus melalui pengolahan limbah cair terlebih dahulu agar tidak terjadi pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air permukaan.

Daftar bacaan : 1986 – 2016 (22)
Kata Kunci     : limbah cair industri tahu
Klasifikasi       : -
Full Text

Deskriptif Lingkungan Fisik Dan Biologis Daerah Kasus Malaria Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Putri Inggi Pangesti (putri.ip15@gmail.com)
Studi Deskriptif Lingkungan Fisik Dan Biologis Daerah Kasus Malaria Desa Selakambang Kecamatan  Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2016
XV + 88 halaman: gambar, tabel, lampiran

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp yang ditularkan ke manusia melalui  perantara nyamuk Anopheles sp. Kejadian malaria dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan lingkungan biologis. Lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kecepatan angin, curah hujan, dan topografi. Lingkungan biologis meliputi vegetasi dan tempat perindukkan nyamuk. Tujuan untuk mendeskripsikan lingkungan fisik dan biologis daerah kasus malaria Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan observasional yaitu penelitian dengan mendeskripsikan lingkungan fisik dan biologis yang mempengaruhi kejadian malaria.
Hasil penelitian ini adalah suhu rata-rata 28,5oC, kelembaban rata-rata 76,9%, intensitas cahaya rata-rata 444,2, kecepatan angin rata-rata 09,5 m/s, curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, ketinggian ±270,250  mdpl. Kepemilikan vegetasi dominan kelapa, singkong, dukuh atau 1.283 pohon/Ha tutupan lahan. Tempat perindukkan nyamuk ditemukan paling banyak pada jenis genangan dan rembesan. Kesimpulan penelitian suhu rata-rata 28,5oC, kelembaban rata-rata 76,9%, intensitas cahaya rata-rata 444,2, kecepatan angin rata-rata 09,5 m/s, curah hujan rata-rata 1000-2000 mm/tahun, ketinggian ±270,250 mdpl. Kepemilikan vegetasi paling banyak adalah kelapa, singkong, dukuh atau 1.283 pohon/Ha tutupan lahan. Tempat perindukkan nyamuk ditemukan paling banyak pada jenis genangan dan rembesan. Saran yang diberikan kepada penderita atau masyarakat adalah melakukan pengeringan bekas galian atau cekungan yang menampung air, pembersihan lingkungan sekitar rumah, menutup tempattempat penampungan air yang menjadi sarang nyamuk melalui kerja bakti secara rutin.

Daftar bacaan : 13 (2006-2014)
Kata Kunci    : Malaria, Lingkungan fisik dan biologis
Klasifikasi      : -
Full Text

Studi Deskriptif Lingkungan Fisik Dan Biologis Daerah Kasus Malaria Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Putri Inggi Pangesti (putri.ip15@gmail.com)
Studi Deskriptif Lingkungan Fisik Dan Biologis Daerah Kasus Malaria Desa Selakambang Kecamatan  Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 2016
XV + 88 halaman: gambar, tabel, lampiran

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp yang ditularkan ke manusia melalui  perantara nyamuk Anopheles sp. Kejadian malaria dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan lingkungan biologis. Lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kecepatan angin, curah hujan, dan topografi. Lingkungan biologis meliputi vegetasi dan tempat perindukkan nyamuk. Tujuan untuk mendeskripsikan lingkungan fisik dan biologis daerah kasus malaria Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan observasional yaitu penelitian dengan mendeskripsikan lingkungan fisik dan biologis yang mempengaruhi kejadian malaria.
Hasil penelitian ini adalah suhu rata-rata 28,5oC, kelembaban rata-rata 76,9%, intensitas cahaya rata-rata 444,2, kecepatan angin rata-rata 09,5 m/s, curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, ketinggian ±270,250  mdpl. Kepemilikan vegetasi dominan kelapa, singkong, dukuh atau 1.283 pohon/Ha tutupan lahan. Tempat perindukkan nyamuk ditemukan paling banyak pada jenis genangan dan rembesan. Kesimpulan penelitian suhu rata-rata 28,5oC, kelembaban rata-rata 76,9%, intensitas cahaya rata-rata 444,2, kecepatan angin rata-rata 09,5 m/s, curah hujan rata-rata 1000-2000 mm/tahun, ketinggian ±270,250 mdpl. Kepemilikan vegetasi paling banyak adalah kelapa, singkong, dukuh atau 1.283 pohon/Ha tutupan lahan. Tempat perindukkan nyamuk ditemukan paling banyak pada jenis genangan dan rembesan. Saran yang diberikan kepada penderita atau masyarakat adalah melakukan pengeringan bekas galian atau cekungan yang menampung air, pembersihan lingkungan sekitar rumah, menutup tempattempat penampungan air yang menjadi sarang nyamuk melalui kerja bakti secara rutin.

Daftar bacaan : 13 (2006-2014)
Kata Kunci    : Malaria, Lingkungan fisik dan biologis
Klasifikasi      : -
Full Text

TINJAUAN SANITASI RUMAH SAKIT PERTAMINA CILACAP TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Oki Noviana (okinoviana@gmail.com)
TINJAUAN SANITASI RUMAH SAKIT PERTAMINA CILACAP TAHUN 2016
XVI+107 halaman : gambar, tabel, lampiran

Angka kuman di ruang operasi dan ruang perawatan masih melebihi standar Kepmenkes 1204 tahun 2004 untuk ruangan operasi standar yang diperbolehkan yaitu 10 CFU/ m3, sedangkan untuk ruang perawatan 5-10 CFU/ m3. Hasil pengukuran angka kuman ruang operasi I dan II masing-masing 62 CFU/ m3 dan 140 CFU/ m3 dan 15 CFU/ m3 untuk ruang perawatan. Angka kuman yang masih tinggi dapat merugikan pihak rumah sakit, perawat dan pasien, karena kuman dapat mengontaminasi orang yang sehat. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah Ini adalah untuk mendeskripsikan keadaan sanitasi rumah sakit Pertamina Cilacap yang meliputi penyehatan ruang dan bangunan rumah sakit, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, pengelolaan sampah, tempat pencucian linen (loundry), pengendalian serangga dan tikus, desinfeksi dan sterilisasi, pengamanan radiasi.
Metode penelitian ini adalah observasional dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan observasi. Analisis yang digunakan adalah deskriptif.
Hasil dari penelitian adalah hasil penilaian cheklist untuk penyehatan ruang dan bangunan rumah sakit 77%. Hasil penilaian chelist untuk penyehatan makanan dan minuman 82%. Hasil penilaian cheklist untuk penyehatan air 100%. Hasil penilaian cheklist untuk pengelolaan limbah 87%. Hasil penilaian cheklist untuk pencucian linen 100%. Hasil penilaian cheklist untuk pengendalian serangga dan binatang pengganggu 100%. Hasil penilaian cheklist pengamanan radiasi di ruang radiologi 100%. Hasil penilaian cheklist untuk desinfeksi dan sterilisasi 100%. Simpulan perhitungan cheklist keseluruhan didapatkan hasil 95%. Menurut Kepmenkes untuk rumah sakit tipe D Pertamina Cilacap masuk dalam kategori memenuhi syarat. Permasalahan yang belum sesuai dengan Kepmenkes hendaknya segera diperbaiki.

Daftar Bacaan : 2004 - 2014
Kata Kunci     : Sanitasi Rumah Sakit
Klasifikasi       :
Full Text

PENGELOLAAN SAMPAH DI OBJEK WISATA DREAM LAND WATER PARK AJIBARANG KABUPATEN BANYUMA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

ABSTRAK
Ogi Tri Utomo (ogitri07@gmail.com)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH DI OBJEK WISATA DREAM LAND WATER PARK  AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS
XVI + 115 halaman : gambar, tabel, lampiran

Berdasarkan data dari Objek Wisata Dream Land Weter Park, jumlah pengunjung pada tahun 2014  berjumlah 533.784.000 pengunjung, sedangkan tahun 2015 berjumlah 618.850.000 pengunjung. Semakin banyak jumlah pengunjung, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan dari aktifitas pengunjung objek wisata. Tujuan dari KTI ini adalah mengetahui tahap penimbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan dan pengangkutan. Metode penelitian yang digunakan deskriptif, yaitu untuk menjelaskan gambaran nyata tahap penimbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan dan pengangkutan. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan pengukuran diperoleh hasil pengelolaan sampah di objek wisata sudah baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pengelolaan sampah dimulai dari tahap penimbulan hingga tahap pengangkutan. Tahap penimbulan, sampah dihasilkan dari aktifitas pengunjung, pedagang, kantor, dan aktifitas alam. Tempat sampah yang terdapat di objek wisata berjumlah 265 buah yang terdiri dari : fiber, tempat sampah plastik, dan logam. Volume rata-rata timbulan sampah adalah 4548 lt per hari. Tahap pengumpulan sampah di objek wisata dilakukan dengan cara memasukan sampah kedalam kantong plastik kemudian melalukan pemilahan antara sampah basah dan sampah kering sebelum diangkut ke TPS. Sampah kering (plastik, botol minuman, sterofoam) hasil pemilahan dimanfaatkan untuk dijual. Tahap akhir dari pengelolaan sampah yaitu sampah diangkut ke TPA Gunung Tugel. Kesimpulan dari penelitian yaitu pengelolaan sampah di objek wisata mulai dari tahap penimbulan hingga tahap pengangkutan. Saran agar petugas pengelolaan sampah menggunakan APD dan pemberian penutup pada alat (tempat sampah dan mobil pengangkut sampah).

Daftar Bacaan : 14 (1987-2010)
Kata Kunci     : Pengelolaan Sampah di Objek Wisata
klasifikasi        : -
Full Text

KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA BUBUR SUMSUM YANG DIJUAL DI PASAR GLEMPANG PURWOKERTO UTARA TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Pogram Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Nuruzzulfa (eva.nurul79@gmail.com)
KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA BUBUR SUMSUM YANG DIJUAL DI PASAR GLEMPANG PURWOKERTO UTARA TAHUN 2016
XV + 99 halaman: gambar, tabel, lampiran

Makanan yang baik bagi manusia ialah makanan yang mengandung nutrisi, persyaratan kebersihan dan  kesehatan. Bubur Sumsum merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur gula merah dan santan yang berada di Pasar Glempang Purwokerto Utara. Makanan ini sangat baik dikonsumsi orang yang sehat dan sakit, karena teksturnya yang lembut dan mudah dicerna. Juga sebagai pengganti glukosa selain nasi. Karena tepung beras mengandung karbohidrat yang menghasilkan glukosa selain nasi. Untuk
itu, bubur sumsum harus bebas dari berbagai macam bakteri atau kotoran. Termasuk bakteri Escherichia coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri Escherichia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi terjadinya kontaminasi tinja manusia. Tujuan penelitian ini mengetahui ada tidaknya kandungan bakteri Escherichia coli pada bubur sumsum.  
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif dengan metode observasional. Jumlah bubur sumsum yang diteliti adalah 2 sampel yaitu 2 produsen yang sekaligus menjadi pedagang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 2 sampel bubur sumsum tidak mengandung bakteri Escherichia coli yaitu 0 MPN/gram. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga, lampiran poin F butir 2b : angka kuman Escherichia coli harus 0/gram contoh makanan. Penjamah pada pengelolaan bubur sumsum di pedagang 1 belum baik, karena tidak memakai baju yang lengkap, sehingga beresiko terjadi pencemaran dan kontaminasi makanan. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya penjamah menggunakan rapi dan bersih agar semakin baik pengelolaannya.

Daftar Bacaan : 23 (1998-2016)
Kata Kunci     : Bubur Sumsum, Escherichia coli.
Klasifikasi       : -
Full Text

STUDI KADAR Pb PADA MAKANAN JAJANAN DODOL CIKAL, ONDE-ONDE, KUE APEM, DAN GORENGAN TAHU ACI DI PASAR BANJARAN-ADIWERNA, KABUPATEN TEGAL TAHUN 2016.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Program Studi
Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
NURUL ITSNAENI (itsnaeni95@gmail.com)
STUDI KADAR Pb PADA MAKANAN JAJANAN DODOL CIKAL, ONDE-ONDE, KUE APEM, DAN GORENGAN TAHU ACI DI PASAR BANJARAN-ADIWERNA, KABUPATEN TEGAL TAHUN 2016.
XIV + 59 Halaman: gambar, tabel, lampiran

Pb merupakan salah satu zat pencemaran udara yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor. Udara yang tercemar oleh partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan sejenisnya, gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi fatal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Jumlah kadar Pb yang ada di udara dapat mempengaruhi lingkungan disekitarnya antara lain makanan yang di jual pinggir jalan khususnya makanan jajanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya kadar Pb pada makanan jajanan, prilaku penjamah serta kepadatan kendaraan di Pasar Banjaran-adiwerna, Kabupaten Tegal tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui kadar Pb pada makanan jajanan di Pasar Banjaran-Adiwerna, Kabupaten Tegal tahun 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan kadar Pb di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Kota Tegal. Penyajian dilakukan dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukan tidak adanya kadar Pb pada makanan jajanan dodol cikal, onde-onde, kue apem dan gorengan tahu aci. Perilaku penjamah makanan jajanan tiga pedagang, dua pedagang dikategorikan cukup dengan skor 75% dan satu pedagang dikategorikan kurang dengan skor 50%. Kepadatan kendaraan di sekitar lokasi ratarata 0,102 smp/jam. Makanan jajanan yang diperjual belikan di Pasar Banjaran-Adiwerna, Kabupaten Tegal tidak mengandung timbal Pb. Bagi penjamah makanan sebaiknya menggunakan celemek, tutup kepala dan menyediakan alat penjepit makanan.

Daftar bacaan : 27 (1994-2014)
Kata kunci      : Timbal, makanan jajanan, perilaku penjamah
Klasifikasi        : -
Full Text

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRAK (Annona muricata, L) SEBAGAI REPELLENT NYAMUK Aedes aegypti DI LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG CIAMIS JAWA BARAT TAHUN 2016

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Abstrak
Nurlaeli Juliani (nurlaeli_yuliani@yahoo.com)
EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRAK (Annona muricata, L) SEBAGAI REPELLENT NYAMUK Aedes aegypti DI LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG CIAMIS JAWA BARAT TAHUN 2016
XIII + 58 halaman : gambar, tabel, lampiran

Penyakit Demam Berdarah merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pengendalian vektor Demam Berdarah umumnya menggunakan insektisida sintesis, namun dalam
penggunaannya insektisida jenis ini mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Daun sirsak merupakan salah satu tumbuhan penghasil bahan kimia organik yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati karena mengandung zat annonain yang bersifat racun kontak pada serangga khususnya nyamuk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tolak ekstrak daun sirsak terhadap nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam.
Jenis penelitian yang digunakan adalah racangan eksperimen kuasi/quasi eksperimental design, terdiri dari kontrol dan perlakuan. Analisis data menggunakan analisis Kruskal Wallis. Metode penelitiannya dengan cara tangan kontrol dan perlakuan dipaparkan dalam kandang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam dengan pengulangan 10 kali tiap jamnya.
Hasilnya yaitu konsentrasi 75% memproteksi 62,18%, konsentrasi 85% memproteksi 65,99%, konsentrasi 95% memproteksi 75,01%, Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis Kruskal Wallis menunjukan tidak ada perbedaan efektifitas ekstrak daun sirsak ( p = 0,667 ≤ α 0,05). Maka dari ketiga konsentrasi dapat disimpulkan konsentrasi 95% merupakan konsentrasi yang paling efektif. Disimpulkan dari penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak dapat digunakan sebagai obat pengusir nyamuk Aedes aegypti.
Disarankan agar masyarakat dapat menggunakan repellent alami seperti ekstrak daun sirsak, untuk mengurangi dampak bahaya penggunaan dari repellent berbahan dasar kimia.

Daftar Bacaan : 23 (1985 – 2015)
Kata Kunci     : Repellent, Aedes aegypti, Ekstrak Daun sirsak
Klasifikasi       : -
Full Text

Jumat, 28 Oktober 2016

PENGARUH BERBAGAI DOSIS TAWAS TERHADAP KEKERUHAN AIR SUMUR GALI

Kementerian kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016 

Abstrak
Nur Amalia
PENGARUH BERBAGAI DOSIS TAWAS TERHADAP KEKERUHAN AIR SUMUR GALI DI DESA DUKUHLO RT 1 RW 6 KEC. LEBAKSIU KAB. TEGAL TAHUN 2016 
xv + 5 halaman, tabel, gambar, lampiran

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, bahkan dalam tubuh manusia hampir 70% berat badan terdiri dari unsur air. Permasalahan yang timbul dalam pemenuhan penyediaan air bersih adalah kualitas air tanah yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih. Oleh karena itu setiap air bersih yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas air bersih salah satunya yaitu air tidak berwarna atau tidak keruh. 
Metode yang dapat digunakan untuk mengurangi kekeruhan adalah dengan pemberian tawas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis tawas 10 mg/l, 20 mg/l, 30 mg/l, 40 mg/l terhadap penurunan kekeruhan air sumur gali. Jenis penelitian ini adalah Pre Experiment dengan pendekatan Pre and Post Test Design Non Randomized. Jumlah populasi sebanyak tiga sumur gali dengan kualitaqs air keruh dan jumlah sampel sebanyak satu sumur gali dengan kualitas air keruh. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan kekeruhan di laboratorium. Data disajikan dalam bentuk narasi terstruktur dan tabel. Analisis data menggunakan uji statistik ANOVA untuk menguji perbedaan mean dari beberapa kelompok (perbedaan efisiensi dosis tawas 10 mg/l, 20 mg/l, 30 mg/l, 40 mg/l). 
Hasil penelitian menunjukkan kekeruhan air sumur gali setelah perlakuan dengan dosis 10 mg/l rata-rata 12,6 NTU, 20 mg/l rata-rata 9,6 NTU, 30 mg/l rata-rata 9 NTU, 40 mg/l rata-rata 6,5 NTU. Nilai pH air sumur gali setelah perlakuan rata-rata 4,3-5,6. Suhu air sumur gali setelah perlakuan rata-rata 27,60C-28,160C. Hasil uji ANOVA menunjukkan ada perbedaan signifikan berbagai dosis tawas dalam menurunkan kekeruhan air sumur gali, dengan nilai signifikan = 0,012 < 0,05 (nilai α). Kesimpulan ada pengaruh yang signifikan terhadap pemberian tawas dalam menurunkan kekeruhan air sumur gali pada pemberian tawas dengan dosis 20 mg/l dengan hasil kekeruhan rata-rata 9,6 NTU. Pemilik air sumur gali dengan kualitas air keruh dapat menerapkan hasil penelitian ini untuk mengurangi kekeruhan air sumur gali, dengan cara mencampurkan tawas dalam air, aduk terus pastikan tawas larut dalam air, yang selanjutnya masukkan larutan tawas ke dalam air sumur gali. 

Daftar bacaan : 23 (1987-2014)
Kata Kunci : kekeruhan, tawas, air sumur gali
Klasifikasi : -
Full text

STUDI HYGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA AYAM GORENG TEPUNG (KENTUCKY) DI PASAR

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
Noviana Limastuti (novianalimas@gmail.com)
STUDI HYGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA AYAM GORENG TEPUNG (KENTUCKY) DI PASAR KLIWON KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
xvi + 77 halaman, gambar, tabel, lampiran

Setiap bahan pangan selalu megandung mikroba yang jumlah dan jenisnya berbeda. Salah satu jenis mikroba yang banyak terdapat dalam bahan pangan adalah bakteri Staphylococcus aureus. Pangan yang sering tercemar oleh Staphylococcus aureus adalah daging unggas. Di Pasar Kliwon Kecamatan Purwokerto Barat terdapat pedagang ayam goreng tepung yang berjumlah 7 dan sebagian besar pedagang kurang  memperhatikan personal hygiene penjamah, sanitasi tempat pengolahan, dan peralatan.
Metode penelitian untuk mengetahui hygiene sanitasi dan keberadaan bakteri Staphylococcus aureus pada ayam goreng tepung (Kentucky) di Pasar Kliwon Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Jenis penelitian deskriptif dengan maksud menjelaskan gambaran keadaan hygiene sanitasi pengolahan ayam goreng tepung, perilaku penjamah (pedagang) ayam goreng tepung, tempat pengolahan, peralatan dan keberadaan Staphylococcus aureus pada ayam goreng tepung yang di jual di Pasar Kliwon
Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas. Cara pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hygiene sanitasi pegolahan ayam goreng tepung memperoleh nilai rata-rata 68,37% dengan kategori baik. Personal hygiene semua pedagang dalam kategori kurang baik dengan hasil rata-rata 35,60%. Sanitasi tempat pengolahan dalam kategori sangat baik dengan kisaran nilai 87,50%-100% dan sanitasi peralatan dengan nilai rata-rata 78,12% dalam kategori sangat baik. Pemeriksaan Staphylococcus aureus pada ayam goreng tepung memperolah hasil rata-rata 9 koloni/gram, maka keberadaan Staphylococcus aureus pada ayam goreng tepung masih memenuhi syarat. Hygiene sanitasi pedagang ayam goreng tepung di Pasar Kliwon Kecamatan Purwokerto Barat masih kurang terutama pada penjamah makanan, tempat pengolahan dan peralatan. Untuk mengatasi masalah tersebut
hendaknya penjamah makanan diharuskan memakai APD (Alat Pelindung Diri), peralatan disimpan pada tempat bebas pencemar dan penyimpanan ayam goreng tepung harus tertutup agar tidak terjadi kontaminasi makanan dari debu maupun kotoran.

Daftar Bacaan : 21 (1992-2014)
Kata Kunci : Hygiene Sanitasi, Ayam Goreng Tepung
Full text

STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program DIII Kesehetan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
SilviArdini (ardini_silvi@ymail.com)
STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS.
XVI + 64 halaman :gambar, table, lampiran.

Penyalahgunaan formalin dalam proses pengawetan makanan masih ditemukan dalam produk makanan. Balai besar Pom di Jakarta bersama Polres Metro Jakarta Barat pada tanggal 11 Maret 2016 menemukan 6 home industry kikil di daerah Kalideres Jakarta Barat menggunakan formalin pada proses pengelolahan kikil. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahwa formalin bahan yang dilarang digunakan untuk makanan. Tujuan peneliti untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin padakikil di Pasar Wage Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Metode penelitian ini deskriptif dengan menggambarkan ada tidaknya kandungan formalin pada kikil di pasar Wage.Pengumpulan data dilakukan dengan wancacara, mengamati,,dan memeriksa sampel kikil di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel kikil negative formalin.Ciri-ciri fisik kikil semua sampel aman formalin .Proses pembuatan kikil sama hanya perbedaan waktu yang digunakan dalam tahap pembuatan. Semua pedagang memiliki pengetahuan baik.Pengawasan berupa pemeriksaan dilakukan setiap setahun sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Semua sampel aman terhadap formalin .Saran agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih makanan, tidak hanya melihat dari penampilan makanan yang menarik saja.Pedagang tidak menggunakan formalin pada pengawetan kikil.Pemeriksaan dan penyuluhan rutin tentang bahan tambahan pangan yang aman serta bahan yang dilarang untuk tambahan makanan oleh Dinas Kesehatan.

DaftarBacaan : 17 (1994 – 2016)
Kata Kunci    : Formalin ,Kikil
Klarifikasi      : -
Full Text

STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program DIII Kesehetan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
SilviArdini (ardini_silvi@ymail.com)
STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS.
XVI + 64 halaman :gambar, table, lampiran.

Penyalahgunaan formalin dalam proses pengawetan makanan masih ditemukan dalam produk makanan. Balai besar Pom di Jakarta bersama Polres Metro Jakarta Barat pada tanggal 11 Maret 2016 menemukan 6 home industry kikil di daerah Kalideres Jakarta Barat menggunakan formalin pada proses pengelolahan kikil. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahwa formalin bahan yang dilarang digunakan untuk makanan. Tujuan peneliti untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin padakikil di Pasar Wage Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Metode penelitian ini deskriptif dengan menggambarkan ada tidaknya kandungan formalin pada kikil di pasar Wage.Pengumpulan data dilakukan dengan wancacara, mengamati,,dan memeriksa sampel kikil di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel kikil negative formalin.Ciri-ciri fisik kikil semua sampel aman formalin .Proses pembuatan kikil sama hanya perbedaan waktu yang digunakan dalam tahap pembuatan. Semua pedagang memiliki pengetahuan baik.Pengawasan berupa pemeriksaan dilakukan setiap setahun sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Semua sampel aman terhadap formalin .Saran agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih makanan, tidak hanya melihat dari penampilan makanan yang menarik saja.Pedagang tidak menggunakan formalin pada pengawetan kikil.Pemeriksaan dan penyuluhan rutin tentang bahan tambahan pangan yang aman serta bahan yang dilarang untuk tambahan makanan oleh Dinas Kesehatan.

DaftarBacaan : 17 (1994 – 2016)
Kata Kunci    : Formalin ,Kikil
Klarifikasi      : -
Full Text

STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program DIII Kesehetan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

Abstrak
SilviArdini (ardini_silvi@ymail.com)
STUDI KANDUNGAN FORMALIN PADA KIKIL DI PASAR WAGE KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS.
XVI + 64 halaman :gambar, table, lampiran.

Penyalahgunaan formalin dalam proses pengawetan makanan masih ditemukan dalam produk makanan. Balai besar Pom di Jakarta bersama Polres Metro Jakarta Barat pada tanggal 11 Maret 2016 menemukan 6 home industry kikil di daerah Kalideres Jakarta Barat menggunakan formalin pada proses pengelolahan kikil. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahwa formalin bahan yang dilarang digunakan untuk makanan. Tujuan peneliti untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin padakikil di Pasar Wage Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Metode penelitian ini deskriptif dengan menggambarkan ada tidaknya kandungan formalin pada kikil di pasar Wage.Pengumpulan data dilakukan dengan wancacara, mengamati,,dan memeriksa sampel kikil di Laboratorium Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan seluruh sampel kikil negative formalin.Ciri-ciri fisik kikil semua sampel aman formalin .Proses pembuatan kikil sama hanya perbedaan waktu yang digunakan dalam tahap pembuatan. Semua pedagang memiliki pengetahuan baik.Pengawasan berupa pemeriksaan dilakukan setiap setahun sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Semua sampel aman terhadap formalin .Saran agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih makanan, tidak hanya melihat dari penampilan makanan yang menarik saja.Pedagang tidak menggunakan formalin pada pengawetan kikil.Pemeriksaan dan penyuluhan rutin tentang bahan tambahan pangan yang aman serta bahan yang dilarang untuk tambahan makanan oleh Dinas Kesehatan.

DaftarBacaan : 17 (1994 – 2016)
Kata Kunci    : Formalin ,Kikil
Klarifikasi      : -
Full Text

TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR SAYUR DAN BUAH

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2016

ABSTRAK
Muhammad Fadli Rachman (Fadlim519@gmail.com)
TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR SAYUR DAN BUAH KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2016
Xiv +67 halaman: 3 gambar, 7 tabel, 7 lampiran

Pasar merupakan tempat untuk melakukan aktifitas transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar selalu menghasilkan sampah dengan jumlah banyak. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi manusia, pencemaran lingkungan hingga menimbulkan penularan penyakit.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang penimbulan sampah, pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah dan pembuangan akhir sampah. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yaitu mendiskripsikan tentang pengelolaan sampah di Pasar Sayur dan Buah Kecamatan Pemalang, meliputi penimbulan sampah, pewadahan sampah, pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pengolahan sampah dan pembuangan akhir sampah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan sampah di Pasar Sayur dan Buah Kecamatan Pemalang dengan jumlah penimbulan sampah rata-rata yaitu : 17,67 m3, yang terdiri dari sampah organik 15,57 m3 dan sampah anorganik 2,10 m3. Permasalahan yang ditemukan di Pasar Sayur dan Buah Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang antara lain jumlah sarana pewadahan sampah tidak mencukupi, kontruksi tempat sampah tidak berpenutup, berkarat dan pegangan tangan sudah hilang.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sistem pengelolaan sampah di Pasar Sayur dan Buah Kecamatan Pemalang belum memenuhi syarat, yaitu seperti belum adanya pengawasan dari pengelola pasar, sarana tempat sampah yang belum memenuhi syarat dan jumlah sarana tempat sampah tidak sesuai dengan jumlah
kios dan los pasar serta Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas kebersihan belum lengkap. Saran bagi pihak pengelola pasar yaitu lebih meningkatkan pengawasan, tersedianya sarana pewadahan sampah yang memenuhi syarat dan menyediakan APD yang lengkap bagi petugas kebersihan.

Daftar bacaan : 19 ( 1982-2010 )
Kata kunci : pengelolaan sampah pasar
Klasifikasi :
Full text

Pengaruh Berbagai Dosis Ekstrak Daun Pepaya California (Carica Papaya L) Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Mokhammad Marzulio Kadafi (marzuliokadafi.mk@gmail.com)
Pengaruh Berbagai Dosis Ekstrak Daun Pepaya California (Carica Papaya L) Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti Di Laboatorium Balai Litbang P2b2 Banjarnegara Tahun 2016
XIV + 55 halaman : gambar, tabel, lampiran

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pengendalian dapat dilakukan dengan membasmi nyamuk dewasa dan larva. pengendalian larva dapat dilakukan secara biologi, fisika dan kimia dengan menggunakan insektisida . Banyak dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia dapat ditanggulangi dengan menggunakan bahan dari tumbuhan. Salah satunya daun pepaya california yang mengandung senyawa alkoloid karpain, flavonoid, saponin dan tanin sebagi larvasida .Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Mengetahui daya bunuh daun pepaya terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti. mengetahui LC50 dan LC90, menganalisis perbedaan kematian. Aedes aegypti.
Metode Penelitian ini True eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan perhitungan dan penelitian di laboratorium. Analisis yang digunakan menggunakan analisis SPSS Anova dan Uji Probit. Hasil Penelitian kematian Larva Aedes aegypti pada konsentrasi 40% adalah 60%, konsentrasi 60 % = 80% dan konsentrasi 80% = 100%. LC50 yang direkomendasikan adalah 0,395% dan LC90 sebesar 0,625 %.
Hasil uji anova antar perlakuan (sig = .000) kurang dari nilai α (0,05), jadi artinya ada perbedaan
yang bermakna antara berbagai konsentrasi terhadap kematian larva Aedes aegypti. Kesimpulan penelitian ini, konsentrasi yang paling efektif adalah 80% yang mampu membunuh 100 % Larva . LC50 yang direkomendasikan sebesar 0,395% dan LC90 sebesar 0,625%. ada beda yang bermakna antara berbagai konsentrasi terhadap kematian larva Aedes aegypti.

Daftar Bacaan : 2002 - 2015
Kata Kunci : Ekstrak Daun Pepaya, Larva Aedes aegypti
Klasifikasi : -
Full text

PENGARUH PENAMBAHAN TAMENG PADA PALU TERHADAP PENGURANGAN RISIKO PEKERJA PENAMBANGAN EMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Mimma Nur Fatiha (mimmanfatiha@gmail.com)
PENGARUH PENAMBAHAN TAMENG PADA PALU TERHADAP PENGURANGAN RISIKO PEKERJA PENAMBANGAN EMAS DI DESA PANINGKABAN KECAMATAN GUMELAR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
XVI + 63 halaman: gambar, tabel, lampiran

Pekerja fisik yang bekerja di lingkungan tidak formal seperti pekerja pemecah batu memiliki potensi yang besar untuk memperoleh celaka, hal ini disebabkan karena aktivitas dilakukan dengan peralatan seadanya, tanpa dilengkapi dengan alat pelindung diri dengan tuntutan produksi maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan palu yang dapat mengatasi resiko celaka serta memberi rasa aman dan nyaman bagi pekerja untuk beraktifitas.  
Metode penelitian yang digunakan adalah pre eksperimen. Penelitian dilakukan pada 14 pekerja pengolahan emas dibawah koordinasi Bapak Bambang Priyono di Desa paningkaban Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan,
pengukuran dan perhitungan.  
Hasil dari penelitian dengan uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai Th > Tt
(23 > 21) yang artinya ada pengaruh penambahan tameng palu terhadap pengurangan risiko kecelakaan kerja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh penambahan tameng palu terhadap penurunan risiko kecelakaan kerja. Sebaiknya pekerja pemecah batu menggunakan palu yang diberi tameng.

Daftar bacaan : 17 (1989 – 2015)
Kata kunci : Tameng Palu
Klasifikasi : -
Full text

STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA UNIT RAW MILL PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP PLANT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, April 2016

Abstrak
Miefka Nursida Zanti (miefkanursidazanti53@yahoo.com)
STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA UNIT RAW MILL PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP PLANT TAHUN 2016
xvi + 66 Halaman : gambar, tabel, lampiran

PT. Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi semen. Dari proses pembuatan semen menimbulkan suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu untuk meminimalisasi risiko kerja dan mengendalikan bahaya pada saat bekerja salah satunya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan APD serta mendeskripsikan jenis, jumlah, kondisi, kesesuaian APD, dan mendeskripsikan pelaksanaan pengawasan penggunaan APD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan hanya untuk menggambarkan keadaan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja unit Raw Mill PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant. Subyek penelitian adalah pengunaan alat pelindung diri, jenis alat pelindung diri, kesesuaian alat pelindung diri, pengawasan dalam menggunakan alat pelindung diri. Cara pengumpulan datanya yaitu wawancara dan observasi dengan menggunakan kuesioner dan checklist. Jenis alat pelindung diri yang ada di PT. Holcim Indoesia Tbk Cilacap Plant adalah safety helmet, pakaian kerja, ear plug, safety googles, kerudung,
safety shoes dan masker. Alat pelindung diri yang disediakan di PT. Holcim Indoesia Tbk Cilacap Plant sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di industri semen dan fungsi alat pelindung sudah sesuai dengan bahaya dan risiko yang ada di unit Raw Mill. Kondisi alat pelindung diri 100% dalam keadaan baik.
Penggunaan alat pelindung diri 100% sudah digunakan dengan baik. Frekuensi pengawasan terhadap alat pelindung diri dilakukan setiap hari. Berdasarkan hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis alat pelindung diri yang ada di PT. Holcim Indoesia Tbk Cilacap Plant safety helmet, pakaian kerja, ear plug, safety googles, kerudung, safety shoes dan masker. Kondisi alat pelindung diri sudah sesuai dengan bahaya dan risiko di unit Raw Mill. Penggunaan alat pelindung diri 100% digunakan dengan baik. Frekuensi
pengawasan dilakukan setiap hari oleh shift manager dan setiap tiga bulan sekali dilakukan oleh safety corporate. Disarankan kepada pekerja untuk merawat mempertahankan penggunaan alat pelindung diri dan merawat alat pelindung diri.

Daftar Bacaan : 24 (1970 – 2015)
Kata Kunci : Alat Pelindung Diri, Holcim
Klasifkasi :
Full text

PENGARUH PEMAKAIAN KERTAS LEM GETAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) TERHADAP JUMLAH LALAT YANG HINGGAP DI TPS PASAR WAGE

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang 
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto 
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan 
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2014

Abstrak
Maria Ulfah (maria.ulfah678@yahoo.com)
PENGARUH PEMAKAIAN KERTAS LEM GETAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) TERHADAP JUMLAH LALAT YANG HINGGAP DI TPS PASAR WAGE PURWOKERTO TAHUN 2016
xv + 48 Halaman : Gambar, Tabel, Lampiran

Vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu penyakit dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Lalat dapat menjadi vektor penyakit sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian. Salah satu cara pengendaliannya dapat dilakukan secara fisik yaitu dengan menggunakan kertas perekat lalat. Pohon nangka dapat tumbuh di setiap tempat. Pohon nangka selain sebagai makanan, getah pohon nangka dapat digunakan sebagai bahan perekat. Getah Nangka mengandung polimer, polimer yang terkandung pada getah nangka adalah poliisoprena dan polisakarida. Poliisoprena merupakan karet alam sedangkan polisakarida merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula. Tujuan penelitian ini apakah ada pengaruh pemakaian kertas lem getah nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) terhadap jumlah lalat tertangkap.
Metode penelitian ini adalah quacy eksperimental dengan menggunakan rancangan the time series design. Pengumpulan data menggunakan editing, coding dan tabulating. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian yang diperoleh dari pengukuran jumlah lalat terperangkap pada kertas lem getah nangka selama 3 hari yaitu pada hari pertama sebanyak 50 ekor, hari kedua 6 ekor dan hari ketiga 0 ekor.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemakaian kertas lem getah nangka terhadap jumlah lalat tertangkap. Kertas lem getah nangka efektif menangkap lalat pada hari ke 1. Pada hari ke 2 dapat menangkap lalat tetapi kurang efektif. Saran yang dapat diberikan yaitu perlu pengembangan dan penelitian lanjut untuk menyempurnakan kertas lem getah nangka agar dapat diterapkan secara efektif dan efisien.

Daftar bacaan : 16 (1985 – 2015)
Kata kunci : Kertas Lem Getah Nangka, Lalat
Klasifikasi : -
Full text

Selasa, 25 Oktober 2016

Layanan Perpustakaan Kampus 7

A.   SISTEM LAYANAN
Sistem layanan yang dipakai perpustakaan terpadu kampus 7 Purwokerto, adalah sistem terbuka (open acces), dimana pengunjung perpustakaan bisa secara langsung menuju ke ruang koleksi dengan leluasa mencari dan memilih buku yang di inginkan baik untuk dibaca di tempat, di foto kopi maupun di pinjam.fflain.
Namun perlu dipahami oleh segenap pemustaka, bahwa layanan perpustakaan ini terintegrasi dengan sistem layanan berbasis komputer offlain. Sehingga setiap pengunjung diharapkan selalu memasukan data identitas melalui komputer kunjungan yang tersedia di pintu masuk perpustakaan.
B.    JAM LAYANAN
Perpustakaan buka setiap hari jam kerja Senin – Jum’at dengan jam layanan sebagai berikut :
Senin – Jum’at                      :  08.00   -   15.30
Istirahat layanan
Senin – Kamis                       :  12.00   -   13.000
Jum’at                                      :  11.30   -   13.00
C.    JENIS LAYANAN
Guna menunjang kepuasan pemakai dalam menelusur berbagai informasi, perpustakaan perpustakaan menyediakan layanan sebagai berikut :
1.    Layanan administrasi
Layanan administrasi dikategorikan 2 jenis, yaitu adminitrasi persuratan dan administrasi keanggotaan
Adminstrasi persuratan diantaranya adalah :
a.    Administrasi surat keluar dan masuk
b.    Administrasi surat pengantar
c.     Administrasi surat keterangan bebas pustaka
2.    Layanan sirkulasi
Layanan yang diberikan kepada pemustaka dalam bentuk penjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi. Pemustaka wajib melakukan absensi terlebih dahulu. Pastikan setelah memasukan NIM, layar komputer sudah menunjukan proses absensi selesai.
a.    Prosedur peminjaman
b.    Prosedur pengembalian
c.     Prosedur perpanjangan
3.    Layanan refferensi
Layanan refferensi (rujukan) disediakan untuk membantu setiap pemustaka dalam mencari informasi khusu yang bisadi rujuk pada koleksi refferensi. Ada 2 macam jenis koleksi rujukan, yaitu tercetak dan digital. Dengan layanan ini pemustakadapat mengajukan permintaan bantuan kepada petugas referensi, selanjutnya petugas akan menindak lanjuti sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pemustaka. Ada 2 jenis layanan rujukan yang diberikan yaitu,
a.    Layanan rujukan cepat
b.    Layanan pemakai sumber rujukan
4.    Layanan pembaca yaitu layanan yang diberikan petunjuk dan pemandu pemakai perpustakaan dalam menggunakan koleksi serta fasilitas perpustakaan.
5.    Layanan digital library
6.    Layanan abonemen
Sebagai perwujudan layanan kepada masyarakat umum, perpustakaan membuka layanan abonemen, yaitu layanan bagi non anggota perpustakaan kampus 7 Purwokerto untuk berkunjung dan mengakses informasi di perpustakaan. Prosedur layanan-nya adalah
a.    Lapor kepada petugas
b.    Mengisi daftar hadir
c.     Menyerahkan biaya abonemen.
7.    Layanan foto kopi, pemustaka harus menghungbungi petugas