Kamis, 18 Agustus 2016

HUBUNGAN INTENSITAS SUARA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA UNIT KILN PT. HOLCIM INDONESIA Tbk

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politekenik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, 25 Juli 2016


Abstrak
Afifah Nurul Azmi (afifahazmi80@yahoo.com)
HUBUNGAN INTENSITAS SUARA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA UNIT KILN PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. CILACAP PLANT TAHUN 2016
xvi + 142 halaman: tabel, gambar, lampiran

Pengukuran intensitas suara yang dilakukan oleh departemen Occupational Health and Safety PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant tahun 2015 diketahui bahwa nilai intensitas suara di Unit Kiln
melebihi NAB yaitu berkisar antara 88,9 dB sampai 111,2 dB. Intensitas suara di tempat kerja
sebesar 85 dB selama 8 jam dapat beresiko memberikan efek gangguan pendengaran.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan intensitas suara dengan gangguan pendengaran pekerja Unit Kiln PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant. 
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode cross sectional. Variabel yang dianalisis adalah variabel bebas (intensitas suara), variabel terikat (gangguan pendengaran), variabel pengganggu (umur, masa kerja, penggunaan alat pelindung telinga, lama paparan, suhu, kelembaban). Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling seluruh pekerja patrol pada Unit Kiln PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant tahun 2016 sebanyak 16 orang.
Hasil analisis uji statistik menggunakan uji Pearson Product Moment menunjukkan tidak ada hubungan antara intensitas suara dengan gangguan pendengaran telinga kiri, telinga kanan dan kedua telinga pada pekerja Unit Kiln PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant tahun 2016. Diperoleh nilai hitung rxy = 0,073; 0,161 dan 0,019 menunjukkan hubungan yang sangat rendah. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan tidak ada hubungan intensitas suara dengan gangguan pendengaran pekerja Unit Kiln PT. Holcim Indonesia Tbk. Cilacap Plant tahun 2016. Saran bagi OHS department melakukan pemeriksaan lebih lanjut tentang alasan pekerja tidak menggunakan APT dan dilakukan pemantauan secara rutin penggunaan APT pada pekerja saat bekerja. Bagi pekerja agar bekerja sesuai dengan SOP yang sudah ada dan menggunakan APT saat bekerja serta saling mengingatkan dalam penggunaan APT.

Daftar Bacaan      :   34 (1989 – 2015)
Kata Kunci           :   Intensitas suara, gangguan pendengaran
Klasifikasi             :    -
Full Text

STUDI DESKRIPTIF HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI RSJD

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Abstrak
Afdela Fiftina Merdekawati (afdelafiftina1995@yahoo.com)
STUDI  DESKRIPTIF  HYGIENE  SANITASI  PENGOLAHAN  MAKANAN  DI INSTALASI GIZI RSJD dr. Arif Zainudin SURAKARTA TAHUN 2016
XIV + 80 halaman : gambar, tabel, lampiran

Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai macam penyakit dapat ditularkan pada pasien di rumah sakit melalui makanan akibat dari pengolahan makanan yang tidak sehat, oleh karena itu pengolahan makanan dirumah sakit perlu mendapat perhatian yang lebih seksama.. Tujuan Penelitian untuk mengetahui kondisi hygiene sanitasi pengolahan makanan di Instalasi Gizi. 
Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif, karena peneliti mengamati secara langsung terhadap kondisi nyata pada Instalasi Gizi. Subyek dari penelitian ini adalah penjamah makanan,tempat,upaya hygiene sanitasi pengolahan makanan, dan kualitas mikrobiologi minuman. Sampel dari penelitian ini adalah semua penjamah makanan yang berjumlah 10 orang, tiga sampel minuman teh siap saji. Pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen Kuisoner, checklist dan pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi upaya hygiene sanitasi, personal hygiene penjamah, kondisi fisik instalasi gizi sudah memenuhi syarat. Hasil laboratorium pemeriksaan E.Coli menunjukkan
0/100ml sampel minuman teh.
Kesimpulan penelitian ini adalah hygiene sanitasi pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta sudah memenuhi syarat, personal hygiene penjamah makanan sudah memenuhi syarat, kondisi fisik instalasi gizi sudah memenuhi syarat, dan hasil Hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan E.Coli menunjukkan 0/100ml sampel minuman teh, hal tersebut sudah sesuai dengan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang kesehatan lingkungan rumah sakit, bahwa kadar E.Coli dalam makanan dan minuman yaitu harus 0/gr sampel makanan dan 0/100ml sampel minuman. Saran untuk Instalasi Gizi agar penjamah makanan selalu membiasakan menggunakan masker saat bekeja.

Daftar bacaan           : 16 (1985 – 2004)
Kata kunci                 : hygiene sanitasi, instalasi gizi Kualitas mikrobiologi makanan dan minuman.
Klasifikasi                  : -
Full Text

HUBUNGAN SANITASI SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DENGAN PREVALENSI DIARE INFEKSI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Karya Tulis Ilmiah, April 2016


Abstrak
Aditya Puspitasari (adityapuspita331@gmail.com)
HUBUNGAN SANITASI SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DENGAN PREVALENSI DIARE INFEKSI DI DESA PANGEBATAN KECAMATAN KARAGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS
xvii + 85 halaman = gambar, tabel, lampiran

Diare infeksi adalah diare yang disertai demam atau lendir  atau darah dalam tinja yang disebabkan virus,  bakteri, dan parasit.  Gejala yang ditimbulkan demam, nyeri kepala, mual, dan muntah. Salah
satu faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare infeksi yaitu faktor lingkungan (sanitasi dan konstruksi sumur gali, kualitas bakteriologis dan perilaku penggunaan sarana air bersih).
Penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah popolasi sebesar 168 sumur dengan dengan teknik random sampling dan metode cluster sampling mengambil 20% didapat sampel sebanyak 34 sumur. Variabel yang diteliti sanitasi sumur gali, kualitas bakteriologis dan perilaku pengguna sumur gali. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi square (X2).
Hasil penelitian menunjukan sanitasi sumur gali dengan prevalensi diare tidak terdapat hubungan
sebab X2 diperoleh nilai P = 0,513 (P>0,05) ; tidak terdapat hubungan kualitas bakteriologis dengan prevalensi diare sebab X2 menunjukan nilai P= 0,546 (nilai p>0,05) ; ada hubungan signifikasi perilaku pengguna dengan prevalensi diare menunjukan nilai P = 0,031 (nilai P<0 br="">Kesimpulan penelitian ini sanitasi sumur gali dan kualitas bakteriologis tidak memiliki hubungan
yang bermakna. Faktor yang memiliki hubungan dengan terjadinya diare yaitu perilaku pengguna sumur gali. Saran agar masyarakat selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan
hidup bersih dan sehat.

Daftar Bacaan      : 24 (1986 - 2014)
Kata Kunci          : Sanitasi Sumur Gali, Kualitas Bakteriologi
Klasifikasi            :
<0 br="">Full Text